Aku menghempaskan gitarku keatas ranjang dengan amarah yang memuncak. Dia sudah keterlaluan! dia merusak keheningan pagiku. Sungguh, aku sudah muak dengannya.
Melesat menuju kamarnya, aku segera membuka pintu kamarnya dengan kuat tanpa mengetuknya lagi hingga membuatnya sedikit terkejut."Pagi, Sydney. Apakah kau suka musik yang kuputar pagi ini? Aku baru saja membelinya. Aku juga sudah menyiapkan sarapan untukmu." dia tersenyum kearahku tapi aku membuang pandanganku darinya. Aku sudah muak dan aku membencinya.
Aku segera mendekati alat pemutar musik miliknya, mengeluarkan piringan kaset dari alat pemutar musiknya. Aku menarik paksa piringan kaset itu dari lidah pemutar musik lalu memperlihatkan kearahnya.
"Berhenti mengganggu hariku, Harry! Berhenti merusak ketenanganku." Kataku dengan suara tinggi sebelum akhirnya aku mematahkan kaset itu didepan matanya.
Aku tak peduli pada Harry yang terdiam saat aku mematahkan kaset original dari penyanyi rock favoritnya. Aku sudah terlalu membencinya.
Harry berusaha tersenyum kearahku."Tak apa jika kau tak menyukai koleksi lagu yang baru saja kubeli. Aku tidak marah."
"Pedulikah aku jika kau marah?" Aku mendengus dan membuatnya kembali terdiam.
Aku memilih untuk keluar dari kamarnya daripada melihat wajahnya lebih lama lagi."Sydney?"
Astaga, bahkan dia mengekor dibelakangku.
"Apa? Berhenti mengikutiku! Aku membencimu, Harry!"
"Kapan kau akan memakan sarapanmu? Ini sudah pukul sembilan, sudah terlalu larut untuk sarapan."
"Berhenti memperdulikanku! Pergi dari hadapanku, Harry. aku tidak akan memakan makanan yang dibuat oleh tangan-tangan kotor seperti tanganmu!" Tekanku. Aku lebih memilih untuk menjatuhkan punggungku diatas sofa. Aku sudah terlalu bosan menjalani hari-hariku bersamanya.
Harry memutuskan untuk pergi dariku dan itu membuatku senang.Aku sangat membenci Harry! Aku tidak akan memaafkan tuhan karena telah menjadikan Harry sebagai saudaraku.
Aku tidak akan lupa bagaimana aku membenci Harry.
Sangat disayangkan, Tuhan terlalu lambat dalam masalah mencabut nyawa Harry."Sydney?"
Demi apapun yang ada didunia ini, aku membenci mendengar suaranya.
"apalagi? Enyahlah dariku Harry!
"
Harry mendekat kearahku. Dia membawa sebuah nampan ditangannya."aku membuatkanmu sereal. kau harus makan, Syd. Aku juga sudah membuatkan susu coklat untukmu."
Harry meletakkan nampan berisi mangkuk sereal dan segelas susu coklat didepanku.
Marah karena apa yang diperbuatnya, aku mengambil mangkuk sereal itu dan menumpahkannya di lantai."Tidakkah kau mengerti jika aku tidak menginginkan keberadanmu? Sebaiknya kau mati saja! Menyusul Ayah adalah pilihan yang bagus untukmu!" Aku tersenyum jahat lalu meninggalkan Harry.
Sungguh, demi Tuhan aku sangat membenci Harry. Aku sangat tidak menginginkan keberadaan Harry. Aku tidak mengerti bagaimana seorang bajingan itu bisa menjadi kakakku. Bagaimana bisa Harry ditakdirkan untuk menjadi saudaraku.
Aku bersiap merapikan pakaianku dan juga memasukkan gitar kesayanganku kedalam sarungnya.
Aku memutuskan untuk pergi kerumah sahabatku Lea.
Lea adalah sahabat dekatku.Namanya Alea. Aku bertemu Lea di salah satu kedai minuman di London. Saat itu gitar milikku tertukar dengan milik saudara laki-lakinya Lea hingga aku tercengang karena gitar tua milikku berubah menjadi gitar baru dan mahal lalu aku dan Lea bertemu kembali untuk menukarkan gitar itu. Akhirnya aku dan Lea menjadi sahabat dan kebetulan Lea juga pindah kesekolahku jadi aku dan Lea semakin akrab.
Menjinjit gitar yang sudah terbungkus dengan sarungnya, aku segera berlarian menuruni tangga sebelum akhirnya aku bertemu dengan Harry yang sedang menikmati salah satu acara di stasiun tv favoritnya.
"Kemana kau akan pergi, Syd?"
"Bukan urusanmu!" Jawabku ketus
Harry menaikkan satu alisnya sebelum akhirnya dia menurunkan tatapannya kearah gitar yang sedang kubawa.
"Kau akan pergi kerumah temanmu itu, hmm? Biar aku yang mengantarmu."
"Hentikan, Harry! Aku tidak ingin kau selalu mengacau kehidupanku! Aku tidak ingin kau berada didekatku. Mengapa kau tidak mati saja, hmm?"
Harry menekan keras ujung bibirnya hingga bibirnya terlihat begitu lurus."Jika aku mati maka siapa yang akan menjagamu? Siapa yang akan kau hujam dengan teriakkan?" Dia menaikkan satu sudut bibirnya. Harry berusaha tersenyum lagi.
"Aku bisa menjaga diriku sendiri! Aku tidak perlu kau perhatikan karena aku tidak membutuhkanmu. Dan alasanku membencimu karena kau adalah Harry dan aku membencimu karena kau Kakakku. sampai kapan pun aku tidak akan pernah menyayangimu. Ingat itu!" Tekanku sebelum akhirnya aku melesat pergi meninggalkan Harry.
"Sydney?" Panggil Harry disaat aku sudah didepan pintu keluar.
"Apa? Tidak cukupkah kau merusak hidupku? Sekarang apa yang kau inginkan?"
Harry mendekatiku, tersenyum manis kearahku sebelum akhirnya dia menyematkan sebuah syal yang dibuat dari woll di leherku.
"Pakailah ini. Hari ini akan lebih dingin dari hari sebelumnya jadi pakailah ini. Aku sengaja merajutkannya untukmu."
Aku menatap mata hijau emerald miliknya dan sedetik kemudian aku menarik paksa syal itu dari leherku dan melemparkannya di lantai lalu aku menginjaknya dengan keras.
"Aku tidak membutuhkanmu! Aku tidak membutuhkan perhatianmu! Aku membencimu, jadi enyahlah!" Teriakku kuat sebelum memutuskan untuk benar-benar pergi dari hadapannya.
Haiiiii :D
Lanjut apa engga?
Jangan lupa tinggalin Vomment.All the love, Z
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wings
Fiksi PenggemarKetika kau memiliki seorang saudara seorang keparat, bajingan dan makhluk hina. Kau berharap kematian segera mendatangi orang itu. Ya, dia Harry Styles. Seorang bajingan besar dengan segala catatan kejahatannya. Dan dia adalah saudaraku. Kuhabiskan...