"Cepatlah, Sydneeey!" Teriak Harry dari luar. Aku mendengus karena teriakannya, dia tidak bisa bersabar!
"Kau pasti bisa, Syd. Hilangkan rasa takutmu itu" kataku pada cermin. Ya, hari ini aku mengikuti audisi X-Factor.
Kuharap aku tidak membuat para juri mual karena suaraku.
Kuperhatikan T-shirt putihku yang bertulisan 'i am the beauty' , ya ini tidak terlalu buruk.
"Sydneeeyy?"
"Coming!!" Teriakku sembari berlarian keluar menuju Harry. Diujung sana, Ia sudah tersenyum sembari memegang sebuah kamera ditangannya.
"Aku akan mengganti pakaianku." Ujarku ketika sudah didepannya. Harry menarik tanganku agar aku tidak pergi.
"Tidak. Kau sudah menakjubkan seperti itu."
"Tapi kita terlihat bodoh. Maksudku, kita seperti sepasang kekasih." Harry terkekeh sembari menyorotkan kamera padaku. Aku menepiskannya agar ia menjauhkan kamera itu dariku. Jadi seperti ini, aku memakai pakaian couple dengan Harry. Maksudku atas desakan Harry.
Semalam ia memaksaku untuk memakai kaus yang sudah ia beli sejak dua hari lalu. Terlihat konyol ketika aku bersedia menyetujuinya hanya karena Harry merengek padaku.
"Lihat! I am The Beast!"
Dia memakai kaus dengan tulisan 'i am the beast' sementara aku 'i am the beauty' konyol sekali!
"Apa kau sudah siap?"
"Tentu saja. Matikan kameranya, Harry! Kau ini sudah gila, ya?" Umpatku kesal ketika Harry mendekatkan kamera itu pada bibirku.
"Kemarilah!" Harry menarikku kedalam pelukannya dan ia menghadapkan kamera kearah kami.
"Hari ini adikku akan mengikuti X-Factor untuk pertama kalinya. Semoga sukses, Sydney-ku sayang." Aku suka dibagian ketika Harry mendaratkan ciumannya di pipiku. Sungguh, aku merindukan saat-saat seperti ini.
"Ayo katakan sesuatu, Rain."
"Baiklaaah ... Hi, hari ini aku mengikuti audisi pertamaku. Semoga aku berhasil memukau para juri dengan suara parauku ini. Dan terimakasih untuk kausnya, Kakakku sayang. Kau membuatku nampak seperti pasanganmu." Lalu Harry mematikan rekamannya.
"Kau ingat lagu apa yang akan kau nyanyikan?"
"Tentu!"
"Jangan gugup, okay?"
"Ya, aku tahu itu."
"Aku akan membeli sarapan pagi untuk kita nanti."
"Oh, Ayolah, Harry. Kita akan terlambat. Aku tidak ingin mendapatkan antrian yang panjang."
Dia tersenyum sekilas lalu berjalan didepanku. Sesekali menghafal lirik yang akan kunyanyikan nanti. Rasanya sangat gugup, seperti jutaan kupu-kupu memenuhi rongga dadaku.
Jauh lebih gugup daripada ketika Niall menciumku untuk pertama kali.
Ah sial! Untuk apa aku mengingat makhluk durjana itu!
Tetapi, fikiranku langsung terbagi oleh seseorang yang juga bagian dariku. Sahabatku, Zayn. Sejujurnya aku marah pada Zayn karena ia memutuskan untuk kembali ke Pakistan. Dia pria yang bertanggung jawab, aku bersumpah. Tetapi aku juga membutuhkannya.
"Kau melupakan sesuatu?" Harry menghentikan langlahku. Memicingkan mata kearahnya, kelereng emerald itu tampak begitu indah.
"Hah?"
"Kau lupa mengambil gitarmu."
"Astaga!!"
●●●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wings
Fiksi PenggemarKetika kau memiliki seorang saudara seorang keparat, bajingan dan makhluk hina. Kau berharap kematian segera mendatangi orang itu. Ya, dia Harry Styles. Seorang bajingan besar dengan segala catatan kejahatannya. Dan dia adalah saudaraku. Kuhabiskan...