Epilog

1K 119 36
                                    

Zayn tersenyum padaku sembari memberikan sebuah majalah baru. tertarik, segera kubuka halamannya satu persatu.

"Lihatlah siapa yang menjadi pembahasan utama di majalah itu hari ini." Ujarnya sembari menyombongkan diri.

'Zayn Malik Sukses Membuat Penggemarnya Tergila-gila. Apa Rahasia Suksesnya Di Usia Muda?'

Aku sempat mencubit gemas lengannya tetapi kemudian ikut tersenyum bangga padanya. Tak dapat kuucapkan betapa bahagianya aku memiliki sorang suami layaknya Zayn.

"Lihat di halaman ketiga, mereka juga menambahkan foto kita." Zayn membuka halaman selanjtnya sembari terus mengatakan padaku jika ia senang. Aku hanya menatap wajah tampannya itu dengan penuh haru. Tidak mengerti bagaimana bisa aku sangat teramat jatuh cinta padanya.

"Apakah kau bahagia bersamaku?" tanyaku dengan lembut.

"Hah?"

"Kau bahagia menikah denganku?" ulangku.

"Bagaimana aku harus mengungkapkan kebahagiaanku setelah menikahimu? Aku sangat bahagia dan itu karena kau." Seperti biasa, Zayn mengusap kepalaku dengan lembut.

Dia bukan hanya suamiku, tapi dia segalanya. Dia sahabatku, temanku, saudaraku, teman bertengkarku, buku diary-ku yang hidup.

"Terimakasih telah melengkapi hidupku. Terimakasih telah bersedia mencintaiku seperti yang Harry lakukan."

"Tidak, seharusnya aku yang berterimakasih pada Harry karena ia mengizinkanku menikahi adiknya." Sahutnya sembari merangkulku hangat.

Kami dikejutkan dengan suara ponselku. Sebuah pesan masuk dari Louis.

'Aku dan kekasih baruku akan mengunjungi kalian, jadi tolong sediakan makanan terlezat yang pernah ada. Oh ya, sampaikan ciuman manisku untuk triplets!'

Aku hanya mendengus membaca pesan konyol ini darinya.

"Kekasih baru lagi ya? Lalu bagaimana nasib yang gadis-gadis sebelumnya?" gumam Zayn sembari tertawa kecil.

"Entahlah aku tidak mengerti dengan saudar iparmu satu itu."

"Harry .... Hazza .... Christ, Ayo kemari." Panggilku pada ketiga putra kembarku. Mereka yang semula sedang bermain pasir akhirnya berlarian kearahku.

"Ada apa, Mama?" Tanya Hazza. Putra keduaku.

"Uncle Louis akan datang mengunjungi kita, sebaiknya kita segera mempersiapkan makanan untuknya." Komandoku. Mereka bertiga yang sekarang sudah menginjak usia 3 tahun ini tersenyum bahagia mendengar nama Louis.

Christ Ally Malik, Hazza Alexander Malik, dan Harry Edward Malik dalah putra-putraku dan Zayn. Ditahun pertama pernikahan kami, aku akhirnya mengandung tiga bayi sekaligus. Betapa menyenangkannya.

Mereka sangat mirip dengan Zayn. Dengan rambut kehitaman yang mewarisi dan hidung runcing serta bibir yang tipis sama persis seperti milik Zayn.

Hazza dan Christ juga memiliki mata berwarna coklat hazel seperti Zayn. Tapi tidak dengan Harry.

Putra kecilku itu bermata hijau emerald, sama seperti milik Harry. Dan setiap kali menatap matanya, aku merasa seperti sedang bertatapan dengan kakakku.

Dan Christ, aku menamainya dengan nama Ayahku. Hanya untuk mengenang kepergiannya.

"Mama?" Panggil Harry ketika aku memeluknya. Sementara dua saudaranya sudah didekapan Zayn.

"yash, little boy?"

"Tadi aku bertemu dengan seorang pria berambut keriting dengan warna mata yang sama seperti mataku."

"Benarkah? Lalu apalagi?"

"Dia memiliki sebuah lubang di pipinya, dan sekarang dia berada dibelakangmu." Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya. Kupeluk Harry kecil dengan manja.

"Tak apa, dia seorang malaikat. Kau tahu siapa namanya?"

"Siapa?"

"Harry."

"Namanya sama sepertiku!" Serunya girang.

"Berjanjilah jika besar nanti kau akan menjadi seperti Uncle Harry yang selalu menjaga dan melindungi Mama dari orang-orang jahat." Dia hanya mengangguk.

"Dan satu lagi, Jangan tinggalkan Mama secepat Uncle Harry. Mama tidak dapat bernafas jika kehilangan salah satu diantara kalian. Tidak Christ, Hazza dan tidak juga kau. Mama menyayangi kalian." Kuciumi pipinya dengan ciuman kasih sayang.

Tuhan, terimakasih untuk semua yang telah kau berikan padaku.

Terimakasih telah mengirimkan Harry padaku walaupun hanya sekejap mata.

Terimakasih untuk keluarga yang sampai saat ini masih sangat menyayangiku.

Terimakasih untuk malaikat tampan yang kembali kau kirimkan yang bernama Zayn.

Serta untuk tiga anak yang lucu-lucu yang dikirimkan untuk keluarga kecilku.

Aku bahagia.

Dan untuk Harry,

Terimakasih karena sampai saat ini kau masih menjagaku. Aku mencintaimu. Selalu.

Tamat

Angel Without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang