{Chapter 33} i miss you

1.3K 131 23
                                    

Sydney P.O.V

Aku terbangun ketika seseorang menyentuh bahuku dengan erat. Ah, Harry selalu saja seperti itu.

Membuka mata, aku justru ditemukan dengan Louis. Dan ternyata tadi itu bukan menyentuh bahu tapi sebuah rangkulan. Zayn berada diatas ranjang dan merangkulku erat.

Mereka memandangiku dengan pandangan tidak dapat kuartikan.

"Hai, selamat pagi. Ada apa ini?"

"Selamat pagi, Syd."

"Apa yang terjadi? Pagi-pagi kalian sudah berada di kamarku. Dimana kakakku?"

Mereka terdiam. Tanpa menjawab.

"Semalam aku bermimpi jika Harry meninggalkanku."

Louis menundukan pandangannya, dan membuatku semakin bingung. Zayn menggenggam tanganku dengan erat.

"Harry sudah tidak ada, Syd. Kau tidak bermimpi, Harry memang meninggalkanmu. Meninggalkan kami semua."

"Harry? Kau dimana?" Aku yang tidak terima dengan perkataan Zayn segera bangkit untuk mencari Harry. 

"Harry?"

Biasanya setiap pagi Harry berada di dapur. Maka aku menyusulnya.

"Dimana dia?" 

"Kumohon padamu untuk kuat, Syd. Kita semua kehilangan dia." Apapun yang terjadi, Zayn lah orang yang hari ini banyak memelukku.

"Kau berdusta. Harry tidak meninggalkanku."

"Bukankah begitu, Loui?" Aku beralih pada Louis. Louis hanya memandangku sekilas, lalu membuang pandangannya ke lantai.

"Ah, Harry pasti di kedai. Bukankah begitu, Tommo?"

Louis mendekat kearahku, menarikku dari pelukan Zayn dan giliran ia yang memelukku.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." 

Tersentak dengan ucapan Louis, aku sadar jika Harry benar-benar sudah tidak ada.

"Harry." Suaraku berubah menjadi lirih.

Setelah apa yang kulalui bersamanya, aku kehilangan Harry untuk selama-lamanya.

"Harry benar-benar meninggal." 

Aku tidak bisa mengontrol kesedihan kendati wajah Harry terus saja terbayang-bayang didalam ingatanku. 

Bayangan ketika kami tumbuh bersama, bermain bersama.

"Harry, kumohon kembali!" Teriakku frustasi. Airmata tidak berhenti mengalir, menangisi ketiadaan Harry.

Tuhan, kembalikan Harry padaku!

"Kenapa kau meninggalkanku, Harry? Apakah kau sudah tidak menyayangiku lagi?" 

Kedua pria itu terdiam melihatku menangis, sesekali mata Louis terlihat berkaca-kaca.

Ya, Tuhan telah menghukumku. 

Aku pernah memintaNya untuk mencabut nyawa Harry waktu itu. Dan sekarang, dia mengabulkannya.

"Harry mati karena aku."

Zayn mengangkat kepalanya mendengar ucapanku. Seperti tidak percaya dengan apa yang kuucapkan.

"Dulu aku sangat menginginkan kematian Harry, dan sekarang aku kehilangannya."

"Bawa aku bersama Harry, aku ingin pergi bersama Harry."

"Kembalikan Harry padaku!!" Isakan itu berubah menjadi erangan yang menyayat hati.

Louis mendekatkan dirinya padaku, memberikan pelukan ternyaman yang ia bisa. Hatiku perih jika mengingat bahwa dulu aku sangat menginginkan kematian Harry.

Angel Without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang