Karenina mengecek jadwal kerjanya pagi ini di pos jaga dekat ruang ICU. Ada beberapa jadwal visit pasien ICU, kalau tidak bertabrakan dengan pasien kritis yg masuk ke ICU. Tangan kirinya masih memegang papercup berisi susu cokelat hangat dan tangan kanannya lincah menari-nari di LCD komputer.
"Kok tumben yaa, Bapak nyuruh meeting pas jam makan siang ?!?"
"Dokter Nina belum tahu yaa ??" tanya seorang perawat bernama Nilam itu.
"Tahu apaan ?!?"
"Meeting dokter siang nanti, sekalian perkenalan dokter baru. Katanya sih, orangnya ganteng gituu.."
"Dokter baru ?!?"
"Iya, Dok.. Lulusan luar gituu.."
"Kenapa kalian gerak cepet banget sih, kalau urusan info kayak begini ??"
"Karena kami wanita yg sering bertukar informasi."
"Bahasa kalian itu rumit, yg simple aja deh. Bilang aja kalau kalian itu sering bergosip.."
"Dokter Nina, tolong jangan pertegas hal yg itu. Nanti nilai pasaran kami bisa turun.."
♪♪♪♪♪♪♪
Karenina melirik arloji yg melingkar di tangannya. Sudah pukul 16.30 sore. Meeting siang tadi, tidak ia hadiri. Pasien ICU sudah cukup menguras tenaga dan pikirannya hari ini. Ia menyeka keringat di keningnya sambil berjalan meninggalkan ruang ICU menuju pos jaga.
"Apa co-ass yg menggantikan saya visit OS sudah selesai bertugas ??"
"Ya, Dokter Nin.. Sekitar 10menit yg lalu.."
"Semua baik-baik kan ??"
"Iya, semua baik. Co-ass yg menggantikan dokter Nin hari ini, semuanya sangat hati-hati dan teliti. Sepertinya mereka takut kalau dokter Nin mengamuk seperti minggu kemarin. Makanya mereka sangat waspada.."
"Baguslah, kalau begitu. Saya sangat tidak suka kalau kerja keras saya untuk pasien harus berantakan karena kelalaian mereka.."
"Sayapun kalau ada di posisi dokter, akan melakukan hal yg sama.."
Karenina mengedikkan bahunya perlahan.
"Oh, iyaa.. Apa ada notulen hasil meeting tadi siang ??""Sepertinya nggak ada, dokter Nin.. Soalnya saya nggak dapat salinan notulen untuk di bagikan ke dokter yg berhalangan hadir siang tadi.."
"Oke.. Nanti saya tanyakan sama dokter Rey ajaa. Terima kasih yaa, Silla.."
"Ya, sama-sama dokter Nin.. Dokter mau langsung pulang ??" tanya perawat yg bernama Silla itu lagi.
"Belum.. Baru juga jam 16.35. Saya mau ngecek laporan visit OS tadi sama beberapa rekam medis OS.."
"Dokter belum makan siang kan ??"
"Belum..."
"Saya punya burger sama float, buat dokter.."
"Buat saya ??"
"Ya, dokter Nin.. Saya mau traktir dokter.."
"Dalam rangka apaa ??"
"Ucapan terima kasih, karena dokter Nin sudah jadi senior yg baik buat saya.."
"Kamu tau saya suka burger ??"
"Tau.. Karena dokter Nin sudah seperti saudara saya.."
"Tapiii.."
"Saya tau kok dokter.. Saya nggak bermaksud apa-apa. Dokter pasti tau maksud sayaa.."
"Thanks yaa Silla.."
"Anytime, dokter Nin.. Tapi, maaf .. Saya sediakan fastfood buat dokter Nin.."
"It's okey, karena saya udah bener-bener laper.. Tapi lain kali yg lebih bergizi yaa.."
"Oke, bisa di atur..."
••••••••••••••••••••
"Rey... Gimana meeting siang tadi ?? Ada copy notulen nya buat gue nggak sih ??"
"Cuman makan siang biasa siih Nin.."
"Oh yaa ??? Pantes, pas gue tanya sama perawat jaga, mereka bilang emang cuman makan siang biasaa.. Terus pada ngomongin apaan ajaa ??"
"Cuman perkenalan dokter baru ajaa.."
"Dokter baru ??"
"Yaps.. Tapi bukan dokter untuk divisi kitaa. Jadi lo jangan kecewa..??"
"Kenapa gue harus ngerasa kecewa ?? Emang seganteng apaa sih tuh dokter ??"
"Ganteng ?? Lu kok tau ??"
"Kata para perawat.."
"Sejak kapan seorang Karenina Sofia berhasil terdistraksi gosip para perawat ?!?"
"Yaa nggak gitu jugaa, Rey.. Gue kan cuman penasaran.."
"Dokter saraf baru.. Gantengnyaa standarlah yaa.. Secara yg gantengnya maksimal kan cuma gue.. Namanya gue lupa, Nin.."
"Ya deh, yg gantengnya maksimaal.."
"Tapi secara resmi dia baru masuk besok sih.. Ya elu kalau mau kenalan belum telat kok.." goda Rey.
"Apaan sii.. Udah ah, gue pulang. Males di goda-godain lu, Rey !!"
"Yaa udah, pulang sanaa !! Take care !!"
"Sip !!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang (Ter)Lewatkan
أدب نسائيKetika masa lalu seorang dokter cantik bernama Karenina Sofia Adam kembali hadir, hingga membuat hari-harinya kacau. Selalu tentang pria yang sama. Pria yang pernah menjadi cinta monyetnya di masa putih merah. Konyol memang. Tapi begitulah kenyataan...