Mamanya

582 25 0
                                    

"Heraaa..." sapa seorang wanita paruh baya pada ibu. Membuatku dan ibu segera menoleh ke arah sumber suara.

"Anitaa.."pekik ibu kaget dan langsung memeluk wanita paruh baya tersebut.

"Belanja sama siapa??"

"Sama anakku, Nina.. Kamu sendirian aja ?? Nin.. Kenalin, ini tante Anita.. Temen kuliah ibu.."

"Nama saya Nina, Tante.."

"Ya ampun, cantik sekali.." kata tante Anita mengelus pipiku.

"Terima kasih Tante.."kataku sambil tersenyum malu.

"Raaa.. Kamu buru-buru nggak ?? Kita sekalian makan siang bareng. Kita kan nggak pernah ketemu.."

"Boleh.. Nin, temenin ibu sama tante Anita makan siang yaa.."

"Mau yaa Nin.." pinta tante Anita.

"Hhmm.. Iya deh, tante.."

***********


"Dimas..." kata ibu dan aku bersamaan.
Saat ini kami berempat sudah berada di sebuah resto yg letaknya masih dalam 1 gedung yg sama dengan supermarket tempat biasa mama berbelanja.

"Assalamualaikum, bu.." kata Dimas mencium tangan ibu dengan sopan.
"Hai Nin.."

"Waalaikum sallam.."jawab ibu.

"Jadi, kamu anak tante Anita ??"tanya Nina pada Dimas. Dan Dimas tersenyum manis.

"Lhoo, jadi kalian berdua sudah kenal sama Dimas ??"

"Nina ini temen Dimas waktu SD itu lhoo Mam.. Terus sekarang 1 kerjaan juga di RS. Nina ini spesialis anestesi dan sekarang kepala ICU.." jelas Dimas.

"Ninaa yg pendiem, yg pinter itu yaa Dim ??" tanya tante Anita lagi.

"Iya, Mam.."

"Udah cantik, pinter, baik, sopan, dokter lagi.. Kamu itu kalau cari pacar yg kayak Nina.."kata tante Anita mencubit lengan Dimas.
"Mama setuju banget kalau kamu jadian sama Nina.."

"Iihh.. Mama apaan siih.."

"Pokoknya Mama cuman setuju kalau kamu pacaran sama Nina.. Mama nggak suka sama si Angie yg kalau pakai baju suka aneh-aneh itu.."

"Mam.. Ngomongnya kok nggak jelas gitu sih ??" kata Dimas mencebik.

"Hera.. Nina sudah punya pacar belum ?? Gimana kalau kita jodohin aja ??"

"Aku terserah sama Nina dan Dimas aja, Ta.."

"Nina, mau jadi menantu Tante nggak ?? Kalau mau, minggu depan Tante ajak Om Bintara ketemu Adam buat ngelamar.."

Aku tersedak kuah bakso yg sedang ku makan.

"Mam.. Jangan suka seenaknya deh.. Main lamar anak gadis orang sesuka hati Mama.. Nggak segampang itu Mam, ngelamar anak orang.."

"Kamu gimana sih, Dimas.. Nanti kalau nggak gerak cepat, calon mantu mama bisa di tikung sama yg lain.."

"Mam.. Dimas sama Nina belum siap nikah. Dimas kan baru juga mulai kerja. Seenggaknya, kami siap menikah 2 atau 3 tahun lagi.. Iya kan,  Nin ??"

"Eeh, i-iyaa.."

"Kan Mama nggak nyuruh kamu sama Nina langsung nikah.. Mungkin tunangan dulu.."

"Mam.. Dimas sama Nina kan teman.."

"Mama sama papa juga dulunya teman, Dimas.."

"Mam.. Daripada mama ngomong panjang lebar nggak jelas gini, mending mama ngobrolin apaa gitu kek, sama tante Hera.. Mama baru ketemu juga kan yaa.."

Yang (Ter)LewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang