Introduce

120 6 3
                                        

Tanpamuu Cinta tak berarti
Cinta sudah lewat
Tak ku kira kan begini
Mengapa harus kau terikat
Meski tlah terucap
Hanya aku yang ada di hatimu..

(Kahitna - Cinta sudah Lewat)




*****


Karenina sedang berbincang dengan Pak Bintara, kepala RS yang tak lain adalah ayah dari Dimas. Mereka berjalan bersisian dari lorong RS menuju kantin untuk makan siang bersama.

"Sering-sering main ke rumah, Mamanya Dimas sering nanyain kamu.."

"Masa' sih Om ??"

"Iyaa.. Om bilang aja, Karenina-nya sibuk banget. Terus malah Om yang kena protes beliau."

"Hahaha.. Om kan auranya serem banget, kalau di RS aja tegas banget, masa' tante berani protes ??"

"Mamanya Dimas protes gini, "kamu jangan kasih tugas ke calon mantu aku banyak-banyak, biar dia bisa menikmati masa mudanya.."gitu katanya."

"Oh iyaa Om.. Kemarin tante wA Karen, katanya Sabtu nanti beliau ulang tahun. Mau bikin acara makan malam, Ayah sama Ibu juga diundang.. Bakal banyak yang diundang nggak sih, Om ??"

"Sepertinya nggak, saudara-saudara sepupu sama Om dan Tante Dimas baru bisa datang hari Minggunya.."

"Berarti cuman temen-temen Om sama Tante.. Nanti Karen nggak ada temen ngobrol, dong.."

"Kan ada Dimas.."

"Hm.. Tante suka apa sih, Om.. Biar Karen ada referensi untuk cari hadiahnya.."tanya gadis itu lagi.

Namun matanya terfokus pada satu titik. Dimas. Ada Dimas sedang berbincang dengan seorang perempuan muda juga cantik. Entah pengunjung atau pasien RS.
Sesekali ia tertawa lepas. Pak Bintara juga melihatnya. Ia segera menoleh khawatir kearah gadis muda disebelahnya itu. Raut wajah hadis itu berubah.

Lelaki setengah baya itu mengerti jika pacar anaknya itu cemburu. Iapun segera mengambil ponselnya, mengetikkan pesan, mengirim, lalu memasukkannya kembali ke saku celana panjangnya.

"Karen.. Are you okey ??"

"Hm.. Yess, sir.. I'm okey"

"Om sudah laper banget, pengen makan....."

Gadis itu sudah tidak fokus dengan percakapannya dengan ayah pacarnya itu. Hatinya sudah gelisah.







"Lain kali, Om harus coba makan gudeg di rumah makan Ayah.."kata gadis itu berusaha ceria kembali.

"Pasti.. Gimana kalau kita janjian liburnya, jadi Om bisa makan gudeg ditemenin kamu.."

"Boleh.. Tapi nanti Karen jadi obat nyamuk dong, Om.."

"Hahahaha, bisa aja kamu.."

"Om sama ayah kan gituu.. Kalau udah ketemu, yang diobrolin otomotif, bola, politik.. Karen mana ngerti."

"Hahaha, kamu kan tahunya cuman Manchester united.."

"Satu lagi.. Om juga harus tanding catur sama ayah !!"

"Daridulu, Om nggak pernah sekalipun menang catur dari ayahmu.. "

"Hahaha.. Makanya, Karen bahagia banget bisa terlahir sebagai anak perempuan dari ayah, Om.."

"Om tau alasannya.. Karena sebagai anak perempuan, kamu nggak bisa diajak tanding catur, iyaa kan..??"

"Bingo !!!"

Yang (Ter)LewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang