Pertengkaran

101 4 2
                                    

Bila aku harus mencintai
Dan berbagi hati itu hanya denganmu
Namun bila ku harus tanpamu
Akan ku tetap ku arungi
Hidup tanpa bercinta..

( Element - Rahasia Hati )

*****


Dan tepat 2 bulan, sejak wA terakhir dari Dimas. Waktu itu ia membatalkan janjinya untuk berkumpul di rumahku dengan Gengs Squad. Dan sampai detik ini, ia juga seakan lupa padaku. Mengirim pesan di wA atau Line-pun tidak.
Apa harus aku yang terus mengalah, memulai percakapan, menanyakan kabarnya..

Sebenarnya aku lelah.. Tapi, aku nggak bisa menghilangkan rasa sayangku padanya.




"Kita mau kemana sih, Ren ???"tanyaku dengan nada ogah-ogahan.

"Kita mau senang-senang.. Yaa kalii, elu mau liburan di kamar doang. Pacaran sama buku mulu.. Kesian gue lihatnyaa."

"Sumpah yaa Ren.. Elu nyebelin banget deh.."

"Hahahaha... Biarpun gue nyebelin, tapi gue tetep sahabat terbaik elu kan.."

"Yess, that's true.."kataku lagi. Mataku masih terus menempel pada novel yg kubawa.

*****

Saat kami tiba di halaman sebuah gedung hotel. Graciapun, tiba dengan diantar driver ojek online. Dan kamipun segera naik ke rooftop, karena restoran yang kamu tuju berada di rooftop.
Saat mataku menelusuri setiap sudut resto itu, mataku terpaku pada satu fokus.

Dimas dan Noveraa...

Aku terdiam. Dan Rendy sadar akan hal itu.
"Are you, okey ??"tanya Rendy.

Bohong banget kalau aku bilang, aku baik-baik aja. Mata milik Rendy seakan mengintimidasi.

'Jangan berani bilang kalau elu baik-baik aja. Gue tahu kok, elu lagi dalam keadaan nggak baik mode on'.
Begitu kira-kira arti tatapan mata sahabatku itu.

"Ren.. Gue pulang !! Elu nggak usah antar gue, gue bisa order taxi online.."

"Kar.. Kita baru sampai lhoo.. Masa udah mau pulang, kasihan Grace. Dia pengen banget makan disini. Lagipula Erga juga belum datang.."

"Ren.. Elu nggak ngerti. Elu nggak ngerasa ada di posisi gue. Gue nggak maksud lebay. Gue ngerasa nggak nyaman ajaa.."

Lalu Erga datang saat aku berdebat dengan Rendy. Rendy menjelaskan lewat kontak mata pada Erga, dan ia mengerti. Laki-laki itu kemudian merangkul bahuku. Iapun membawaku ke arah Dimas. Aku berusaha menghentikan langkah.

"Ga.. Gue mau pu-lang. Pulang !!"

"Kar.. Tolong dong !! Kami sudah ngerencanain ini dari lama.."

"Kalian nggak perlu ajak gue.."

"Gue janji, habis dari sini bakal gue traktir es krim, sama novel kesukaan elu.."

"Gue nggak butuh !! Gue cuman mau pergi dari sini, sekarang.."

"Kar.. Gue mohon sekali ini ajaa. Grace udah reservasi lhoo.."mohon Erga. Dan hal itu membuatku luluh.

Lalu, setelah aku duduk bersama mereka, Dimaspun datang bersama dengan Novera. Karena aku sudah duduk diapit Erga dan Rendy, Dimaspun memilih duduk dihadapanku. Ia tersenyum tanpa merasa bersalah sama sekali. Aku hanya diam.

"Kok, kalian bisa ada disini ??"tanya Grace heran.

"Aku yang maksa Dimas kesini.."kata Vera. Aku memandang Dimas, dan lelaki itu hanya diam.

Yang (Ter)LewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang