Kembali

134 3 0
                                    

Dimanakah janji Indah itu
Yg dulu kau ungkap
Takkan terbagi yg lain
Bila memang kau ingkari
Takkan ku menanti

Kahitna - (Menanti)

*****

Karenina terduduk lesu di Taman samping RS. Wajah perempuan cantik itu terlihat kurang bersemangat. Masih mengenakan sneil, ia melamunkan pikirannya.

"Buat kamu.."kata seorang lelaki yang kini sudah duduk disebelahnya.

Perempuan itu menoleh, menatap uluran tangannya. Susu UHT rasa cokelat kesukaannya, di tambah senyum manis lelaki itu, seperti akan menggoyah imannya. Suara berat si lelaki yg cukup lama ia rindukan, mampu membuat air matanya menggenang di pelupuk mata dan siap mengalir.
Ia rindu. Ingin memeluk sosok disebelahnya itu.

Perlahan, ia kemudian bangkit dan meninggalkan lelaki itu. Tapi si lelaki dengan sigap menahan lengan si gadis.

"Jangan lari lagi, jangan menghindar !! Kita perlu bicara, nggak, harus.. Kita harus bicara, berdua !!"

"....."

Perempuan itu diam, tak bergeming. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.

"Aku rindu kamu.. Apa kamu juga rindu aku ?? Aku nggak baik selama beberapa minggu ini, apa kamu tahu ?? Aku nggak bisa tidur, nggak bisa makan, karena selalu teringat kamu. Aku tersiksa.. Apa kamu juga ngerasa hal yang sama ??"

Perempuan itu berbalik, lalu menatap si lelaki. Ia mulai berbicara,

"Kita sudah selesai, Dimas.. Jangan mempersulit keadaan !! Bukan cuman kamu yang tersiksa, aku juga.. Ini keputusan terbaik buat kita.."

"Kamu yang mengakhiri secara sepihak, Nin.. Jangan lupa !!"

"Aku lelah, Dimas.. Aku ingin menyerah !! Aku sedang berusaha lepas dari kamu, jadi tolonglah !! Bantu aku.. Bantu aku lepas dari ketergantunganku akan hadirmu.."

Lelaki itu memeluk si gadis.

"Jangan, jangan lepaskan.. Aku cuma mau kamu !! Kita akan selalu berjalan di jalan yang sama, di jalur yang sama, tujuan yang sama, bahkan di waktu yang sama.."

"Tolong, Dimas.. Jangan beri aku harapan berlebih. Aku lelah jadi perempuan bodoh.. Bertahun-tahun berharap, menunggu, berdoa, tapi harapanku nggak pernah jadi nyata.."

Lalu gadis itu berusaha lepas dari pelukannya.

"Kamu harus tahu, apa yang sudah aku genggam, nggak akan pernah aku lepas !!"

Perempuan itu mulai menangis.

"Aku tahu kalau kamu perempuan baik, dan perempuan baik seperti kamu berhak untuk dapat laki-laki yang lebih baik.. Aku sadar, kalau akupun bukan lelaki baik.. Tapi bolehkan, aku yang brengsek ini, mendapatkan perempuan baik, dan itu kamu.."kata Dimas sambil berbisik dan mengecup kening Karenina-nya.

*****

Lelaki itu tersenyum, melihat si gadis mendongeng dan di kelilingi banyak anak-anak. Senyum gadis itu terlihat tulus.

"Om.. Om, kenapa lihatin Kak Ina terus sih ?? Kak Ina kami, memang cantik.. Om nggak boleh naksir Kak Ina.."

Lalu Dimas tertawa.
"Kenapa nggak boleh ??"

"Karena Kak Ina, punya Iyas.. Kalau sudah besar nanti, Iyas harus jadi orang sukses.. Iyas mau ngelamar Kak Ina.."

"Ngelamar Kak Ina ??"

Yang (Ter)LewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang