Back to Reality

54 2 0
                                    

Segenap hatiku luluh lantak
Mengiringi dukaku yang kehilangan dirimu
Sungguh ku tak mampu tuk meredam
Kepedihan hatiku untuk merelakan kepergian mu..

(Samsons - Luluh )






*****




Karenina melihat Novera, ibunya, juga Dimas di bangsal perawatan. Dimas sangat perhatian pada ibunya Novera. Ia tampak menemani ibu dan anak itu berkeliling RS dengan kursi roda. Bahkan Dimas yang mendorong kursi rodanya. Sementara Novera sangat riang berjalan beriringan dengan Dimas.
Gadis itu merasa sedih. Hatinya serasa teriris. Saat mata Dimas menatapnya, gadis itu membuang muka, berbalik arah, dan berjalan menjauh.

Karenina-pun segera melarikan diri ke ruangannya. Lalu ia membuka laci meja kerjanya untuk mengambil stetoskop. Tangannya lalu menyentuh sebuah benda. Ia mengernyitkan dahinya heran.
Cokelat bar mini bertempelkan post-it dari Dimas.
Ia menghela nafasnya, merenung sejenak. Lalu memasukkannya kembali ke dalam laci meja kerjanya.



*****



"Sampai kapan sih, elu mau kayak gini Kar ?? Elu harus belajar terima kenyataan. Kenyataan bahwa elu sama Dimas udah kelar !!"kata Rendy tegas.

"Gue tahu kok. Gue cuman.."kata Karenina menghela nafasnya.

"Cuman apa ?? Cuman belom bisa moved on, cuman terlalu cinta, atau apaa ??"

"Kok elu gitu sih, Ren ?? Elu temen gue apa bukan ?? Jahat banget. Elu tahu nggak, kata-kata elu barusan, menampar gue banget ?!?"kata Karenina.

"Justru karena gue sahabat elu, Kar.. Karena gue sayang banget sama elu. Gue care sama elu. Gue nggak mau kalau elu makin terpuruk dalam kepatah hatian elu.."bela Rendy.

Lelaki itu menggenggam kedua tangan sahabatnya.
Karenina merasa lebih hangat dan lebih baik.

"Thank's Ren.. Elu selalu bisa bikin gue ngerasa lebih baik !!"

"Anytime.. Gue akan selalu ada buat elu kapanpun elu butuh.."

"Hati-hati, jangan terlalu baik sama gue, Ren !! Ntar elu jadi suka sama gue.."ledek Karenina.

"Gue sadar kok, Kar.. Gue nggak akan pernah bisa bersaing dengan Dimas sampai kapanpun. Di hati elu, cuman akan ada nama Dimas selamanya. Untuk itu, gue lebih memilih untuk mundur teratur. Gue nggak mau menyakiti hati gue terus-menerus.."

"Ren.. Gue beneran minta maaf !!!"

"Kar.. Gue udah nggak masalah kok, serius deh. Elu jangan baperan gini dong ?!?"kata Rendy terbahak.
Gadis itu ikut tergelak lalu meninju lengan sahabatnya, membuat Rendy meringis.

"Sialan !!"umpat gadis itu.

"Kar.. Elu nggak cukup ya, menyakiti hati dan perasaan gue aja. Sekarang elu menyakiti fisik gue juga.."

"Drama !!!"kata Karenina gemas. Ia mencubit pipi Rendy.

"Sakit gue berlipat-lipat, loh Kar.. Pokoknya elu harus tanggung jawab !!"rajuk Rendy. Lalu Karenina menggamit lengan sahabat kentalnya itu.

"Yok, gue traktir makan !!"

"Akhirnya, peka juga nih orang.."kata Rendy girang.




*****




"Inget nggak Kar waktu kita masih SMA, kita bertiga bareng Grace sering banget bolos kelas BK* demi makan mie ayam belakang sekolah yang enak banget itu.."kenang Rendy.

Yang (Ter)LewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang