Notif Email

57 2 1
                                    

Dulu kau membuat ku jatuh cinta
Sekarang cintaku jatuh terluka
Seharusnya tak kupercaya karena cintamu tak pernah ada
Ku menyesal terlalu percaya

( 3 Composer - Pemberi Harapan Palsu)



*****



Saat makan siang di kafetaria RS, sebuah pop up notifikasi muncul di ponsel pintar Karenina. Ia yg sedang bersama teman-temannya, mengintip sekilas dan segera membaca isi email tersebut. Nafas gadis itu memburu. Matanya memindai cepat kata per kata yg tertulis disana.
Jantungnya berdetak lebih cepat saat ia mencoba memahami inti dari isi email tersebut.

Iapun segera bangkit berdiri, pamit pada teman-temannya, dan sibuk menghubungi seseorang. Setelah terhubung, ia segera berbicara serius.




*****



"Gue minta maaf atas perlakuan gue kemaren ke elu, Ren.. Gue salah, gue khilaf. So sorry !!!"sesal Dimas.

"It's okey, Bro.. Santai aja !!!"kata Rendy tulus.

"Gue sayang banget sama Karenina.."

"Tanpa perlu elu ngomong, gue tahu kok. Dan sekarang, giliran gue jujur ke elu.."kata Dimas lagi.

"Perihal apa ??"tanya Dimas lagi.

"Gue juga sayang banget sama Karenina, Dim !!"

Dimaspun tampak menahan amarahnya yang telah memuncak. Ia mengepalkan tangannya. Mencoba untuk tidak melukai sahabatnya itu lagi.

"Elu boleh hajar gue sepuas hati elu, karena gue tahu kalau elu lagi memendam amarah ke gue.."

"Beberapa waktu ini gue belajar, kalau gue nggak bisa memaksa perasaan elu ke Karenina. Karena hati nggak bisa dipaksakan untuk menyayangi siapapun. Elu punya hak untuk sayang sama dia. Dan kalaupun dia juga sayang sama elu, dan dia bahagia sama elu, gue bisa apa ?? Gue cuman bisa mendoakan kalian aja.."

"Elu salah, Dim.. Sesayang apapun gue ke Karenina, selamanya kami akan tetap jadi sahabat baik yang hampir selayaknya saudara. Selamanya sahabat dan nggak akan pernah berubah.."jelas Rendy.

"Maksud elu ?!?"tanya Dimas bingung.

"Dimas, dimas.. Kapan sih elu itu pernah peka sedikit aja ?? Percuma aja elu pinter pake ganteng pula, tapi nggak peka sama perasaan perempuan.. Percuma aja, Dimas.."ledek Rendy.

Dimaspun diam. Pikirannya sedang mencerna maksud dari perkataan Rendy.

"Sayangnya Karenina itu cuman buat elu seorang, Dimas.. Hanya untuk Dimas. Di hatinya pun, cuman ada nama Dimas. Nggak ada yang lain. Dan gue sudah cukup menyerah untuk itu.. Fix, gue mundur teratur !!"kata Rendy.

"Jadi gue masih bisa memperjuangkan dia lagi ??"tanya Dimas gembira. Matanya tampak berkaca-kaca. Ia memandang sahabatnya demi memastikan kata-katanya lagi.

"Dengan syarat, elu nggak boleh menyakiti sahabat gue lagi !! Karena gue nggak akan segan untuk ngebunuh elu, kalau elu sampai berani ngelakuin hal itu lagi. Elu ngerti maksud gue, kan ??"



*****



Karenina mengetuk pintu ruang kerja Dimas dengan ragu-ragu. Setelah terdengar suara si empunya ruangan mempersilakan masuk, iapun masuk dan berdiri di depan meja lelaki itu.
Dimas tampak terkejut melihat kedatangan gadis pujaan hatinya itu.

Yang (Ter)LewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang