Menunggu ( Dimas )

67 3 0
                                    

Dengan segenap cinta, aku bertanya..
Bila rindu ini masih milikmu
Kuhadirkan sebuah tanya untukmu
Harus berapa lama
Aku menunggumu ??

( Menunggumu - Noah )




*****



Karenina terduduk di salah satu sudut ruangan sebuah kafe. Ia sedang menunggu kedatangan Dimas. Sudah hampir 3 jam ia terjebak di situasi yang mengharuskannya menunggu seperti ini. 2 gelas cappucino hampir habis ia minum. Ia pun mengangkat handphone dan segera menelepon Dimas.

Aktif.

1 menit.
2 menit.
5 menit.
10 menit.
Dan panggilan teleponnya tak juga mendapati respon dari si lelaki. Dan saat malam telah merangkak naik, ia memutuskan untuk beranjak pergi.

Langkah kakinya membawa ia pergi menuju RS. Ia memandang pilu pada ruangan kerjanya yang telah rapi, karena sebagian barang miliknya telah ia bereskan. Di raihnya kalender meja dan di tatapnya lekat. Waktunya hanya beberapa hari lagi. Ia menghela nafas panjang, dan mengedarkan pandangannya sekali lagi ke seluruh sudut ruangan.

Ia pun menutup pintu ruang kerjanya, dan segera menuju ke ke ruang istirahat. Ruangan khusus untuk para dokter beristirahat. Ruangan yang asri dengan beberapa tanaman hidup, bunga, beberapa bonsai, juga kaktus-kaktus mini.
Ia masih sangat mengingat bahwa di tempat ini, ia dan rekan-rekannya sering melepaskan penat bersama disini. Untuk sekedar bersenda gurau, ngopi, bertukar pikiran, dan bahkan sering saling mendebat. Dan air matanya meleleh. Ia membalik tubuhnya untuk meninggalkan tempat ini. Dan saat tangannya telah meraih handle pintu, matanya menangkap sebuah pemandangan yang menyakitkan.

Dimas..

Lelaki itu ada di lorong jalan tepat di hadapan matanya. Dan yang lebih mengejutkan, ia bersama Novera.

Yaaa....

Dimas memeluknya. Laki-laki itu memeluk Novera. Lelehan air mata Karenina makin mengalir deras. Tangannya yang masih berpegang pada handle pintu terlihat gemetar. Buku-buku tangannya yang mungil, juga tampak memutih karena berpegang terlalu erat pada handle pintu.

Dan kini Karenina mengerti.

Ia paham alasan mengapa Dimas melupakan janji padanya hari ini. Janji yang membuatnya harus menunggu hampir 5 jam lebih di kafe.
Ia kini paham..
Novera telah menggantikan posisinya di hati Dimas.

Dengan semudah itu Novera menggantikan dirinya di hati Dimas. Sementara ia telah memohon pada Tuhan selama bertahun-tahun lamanya, dan juga berjuang menunggu Dimas. Namun hanya kenyataan pahit yang ia dapatkan.
Ia menyakinkan hatinya mulai detik ini.

Sudah...

Kini ia menyerah dan melepaskan. Semua rasa sayang dan rasa cinta yang ia perjuangkan dan ia banggakan selama ini. Asa dan harapnya selama ini telah sirna. Begitupun dengan penantian panjangnya selama ini. Hatinya bergemuruh, remuk, juga redam.

Dan sejurus kemudian, Dimas-pun sadar akan keberadaannya. Matanya menatap mata Karenina. Lelehan air mata Karenina, menyadarkannya. Ia pun melepaskan pelukannya pada Novera, saat Karenina telah melangkah pergi meninggalkannya.

"Nin.. Aku bisa jelaskan !! Ini semua nggak seperti yang kamu pikirkan.."kata Dimas.
Ia berusaha menghentikan langkah Karenina. Saat langkahnya telah sejajar, ia menahan pergelangan tangan gadis itu.

"Kamu nggak perlu repot-repot menjelaskan, Dimas. Aku sudah sangat paham. Apa yang terjadi dan apa yang aku lihat tadi, sudah sangat menjelaskan semuanya.."

Yang (Ter)LewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang