"Nin..." panggil Dimas saat mereka berpapasan di lorong RS.
Gadis yg awalnya sibuk dengan kertas-kertas laporannya itu, segera menoleh."Yaa.." jawabnya sambil menatap penuh pada mata Dimas.
"Jumat besok, bisa ikut anak-anak nonton Rings kan ??"
"Sepertinya nggak deh.. Kenapa ??" tanya Nina sambil tersenyum.
"Kenapa nggak ikut ??"
"Dimas sama Grace bareng pacarnyaa.. Gue bakal sendiri nanti. Males aah.."
"Bareng gue aja yaa.."
"Kalian kan mau double date.. Elu bareng pacar elu kan ??" kata Nina menuju salah 1 kursi panjang dan mendudukinya.
"Kata siapa gue datang bareng pacar gue ?? Gue juga sendiri nanti.. Gue pengen banget nonton.."
"Lhoo, pacar elu nggak bisa ikut yaa ??"
Dimas lalu mendekati kursi yg di duduki Karenina. Ia menekuk lututnya dan meraih 1 tangan gadis itu yg kosong, kemudian menggenggamnya."Karenina Sofia Adam... Bersediakah kamu menemaniku nonton hari Jumat nanti ?? Bukan sebagai partner nonton.. Tapi sebagai partner date aku ??"
Mata gadis itu membulat."Dim-dim apaan sih ?? Nggak lucu tau.. Lepasin tangan gue !! Nggak enak di lihat sama orang-orang.."
"Say Yes, please.."kata Dimas dengan wajah serius.
Gadis itu berpikir. Semburat merah nampak di pipinya. Bibirnya ingin menolak, tapi hati kecilnya berontak.
"Gue..."
"Gue jemput di rumah elu, habis maghrib.." kata Dimas. Lelaki itu mendekatkan wajahnya dengan wajah gadisnya, sambil tersenyum. Dimaspun berlalu meninggalkan Nina, yg masih membeku.
"Tuhan, apalagi inii ?? Setelah bertahun-tahun gue berusaha ngelupain dia.. Kenapa dengan mudahnya dia menerobos teritori pertahanan gue, lagii ??" desah gadis itu.
Ia menekan dada sebelah kirinya, merasakan sebuah detakan cepat di dadanya. Ia meringis. Ada rasa sakit yg bercampur dengan kegembiraan juga harapan.
♥♥♥♥♥♥♥
Pukul 8 malam, Dimas sudah duduk di ruang tamu Karenina. Ia sedang mengobrol dengan ayah dan ibu Nina untuk meminta izin. Ayah dan ibu Nina tampak senang ketika mengobrol dengan Dimas. Begitu yg gadis itu tangkap saat mengintip dari celah pintu. Dan sang Ayah begitu mudahnya memberikan izin. Padahal Dimas terhitung orang yg baru beliau kenal. Tapi ia sudah mendapat kepercayaan penuh seperti Rendy.
Gadis itu terdiam sejenak di dekat mobil Dimas. Ia masih mengamati Dimasnya. Matanya mengamati lelaki itu lekat. Malam ini lelaki itu hanya mengenakan kemeja yg dibalut cardigan juga celana panjang warna khaki, serta sepatu bahan kulitnya. Tapi entah mengapa ayah dan ibunya seperti tersihir karenanya. Mungkin bukan karena wajah dan penampilannya, tapi juga karena pembawaan Dimas yg sopan.
"Kenapa diam ?? Ayo masuk, Princess.." kata Dimas sembari membukakan pintu mobil untuk Kareninna.
Karenina masih terus memperhatikan Dimas yg sedang mengemudi. Wajahnya yg menatap lurus jalanan, juga tangannya yg lincah memindah-mindahkan persneling. Lalu gadis itu sadar, bahwa ia akan semakin jatuh kepada lelaki itu.
"Kenapa ??" tanya Dimas sambil tersenyum ke arah si gadis.
"Nothing.. Cuman penasaran aja, tadi ngobrol apa aja sama ayah ibu ??"
"Ooh.. Gue bilang sama ayah ibu minta izin ngajak elu nonton bareng Grace sama Rendy, gitu aja kok.."
"And then ??"
"Ya terus beliau pesen, kalau jam pulang Princess nggak boleh lewat dari jam 12 malem.."
"Princess ??"
"Yes.. Ayah memang panggil kamu Princess kan ??"
"Wait.. Elu panggil ayah gue, ayah ??"
"Iyaa.. Ayah sama ibu kok yg nyuruh.."jawab Dimas santai.
"Kok bisa ayah kasih izin sampai jam 12 malem ?? Biasa juga sampai jam 10 aja.. Ooh, gue tau.. Karena kita pergi bareng Grace dan Dimas.."
************
"Bulan depan kalau kita ngumpul-ngumpul lagi, kita makan yg di outdoor aja yaa.. Kalau perlu yg di kaki lima ajaa. Jangan pakai mobil, pakai motor ajaa.." request Nina.
"Heran gue sama elu, Nin.. Sia-sia Om Adam panggil elu Princess.. Tapi kelakuan nggak Princess banget.." tawa Grace.
"Gue yg cowok suka salah ekspektasi kalau liat medsosnya si Nina.
Gue sering bilang, "Ampun dah.. Nih cewek "Aurora" banget.."
Tapi kalau liat kelakuannya kok malah "Mulan" banget.."
"Hahahah.." gadis itu tertawa."Emang gimana ceritanya kok bisa
"Mulan" banget ??"tanya Dimas."Nih cewek mandiri banget. Susah seneng sendiri, egois.."jelas Rendy.
"Bahkan waktu SMA si Nina ini dapet julukan si 'Ice Princess' .. Saking irit banget ngomongnya.. Cantik, pinter, tapi dingin.."tambah Grace lagi.
"Kalian berlebihan.. Kenapa ngomongin gue mulu sih ?? Gue kan nggak sePrincess itu.."
"Gue inget banget waktu SD, si Princess ini kalo berangkat sekolah pasti di anter Om Adam terus pulang pasti di jemput Tante Hera.."tutur Dimas.
" Iya yaa.. Kesayangan Bu Nanik banget yaa.."kata Grace tergelak.
"Udahan deh ngomongin gue.."
"Princess.. Tolong deh, balesin wA si kunyuk Erga.. Dia ngerusuhin gue banget ini.." kata Grace kesel.
"Males banget gue ngeladenin dia.. Alesan apa kek gitu.."
"Eh, hai Ergaa... Iya nih si Princess lagi bareng kita. Ngomong langsung aja yaa sama orangnyaa.."
"Elaah,malah video call.." gerutu Nina sambil menerima ponsel milik Grace.
"Hai, Gaa.."**********
"Marah yaa ??"tanya Dimas pada Nina.
" Sebel gue.. Si Grace itu nyebelin tau nggak.. Gue itu lagi menghindari si Erga.. Eh, si Grace malah ngerjain gue.. Ya kali, gue nggak kesel.."
"Maksud Grace itu cuman bercanda mungkin.."
"Gue sebel pokoknya.."
"Gue traktir es krim biar elu nggak kesel lagi, gimana ??" goda Dimas.
"Es krim ??"

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang (Ter)Lewatkan
ChickLitKetika masa lalu seorang dokter cantik bernama Karenina Sofia Adam kembali hadir, hingga membuat hari-harinya kacau. Selalu tentang pria yang sama. Pria yang pernah menjadi cinta monyetnya di masa putih merah. Konyol memang. Tapi begitulah kenyataan...