Hari ini katanya Jiyong libur. Karena Jiyong libur, dia memintaku untuk mengambil libur juga di hari yang sama.Artinya lagi, karena kemarin jadwalku libur dan hari ini mengambil libur -lagi- maka otomatis minggu depan aku tidak mendapat jatah libur dan sudah di pastikan satu pekan lembur karena laporan ku yang di musnahkan oleh pria itu beberapa waktu yang lalu.
Ck! demi apa!
Namun aku tidak yakin sendiri setelah pagi ini belum ada satu pesanpun atau satu panggilanpun dari Jiyong. Padahal kemarin malam dia membombamdirku dengan pesan jika hari ini aku harus bangun pagi-pagi dan dia akan menjemputku karena kita akan bertamasya ke pantai.
Itulah yang membuatku menggigil mandi pagi-pagi buta juga bersiap secepat mungkin. Aku bahkan sudah membuat bekal, menata perlengkapan piknik bahkan menyiapkan beberapa outfit yang cocok ku gunakan untuk mengambil gambar nanti.
Dan sekarang?
Hampir 2 jam aku menunggunya. Menyebalkannya satu pesanpun tidak ada.
Oke. Baiklah sayang.. aku yang akan mengalah.
Me : sayang
Me : yang
Me : sayang
Me : kalau masih ngebo awas saja
Me : Lupa ya?
Me : sayang
Me : Kwon Jiyong
Me : anaknya calon Mama mertua
Me : calon menantunya Mama
Me : honey
Me : bunny
Me : sweety
Me : yuhuuuuuu
Me : J
Me : I
Me : Y
Me : O
Me : N
Me : G
Me : kalau kamu masih tidur pulas aku marah ni!
Me : jangan-jangan kamu memang masih tidur ya?
Me : kok jahaaaaaatttttt?!
Me : Jiyooooongiiiiieeeee!
Me : Ugh!Aku menjatuhkan tubuhku di atas kursi dengan decakan yang lolos dari bibirku berkali-kali.
Jiyong bahkan tidak membuka pesan yang ku kirimkan. Aku mulai takut jika dia memang masih tidur atau––––
––––parahnya lagi dia melupakan janjinya!
Lalu artinya aku akan menjadi gadis penganggunran hari ini, begitu? dengan taruhan aku akan lembur tanpa hari libur untuk minggu depan?
Oh Kwon Jiyong, terimakasih loh yaaa sayanggggg..
Me : Sayang..
Me : Jadi kamu bener-bener nggak bisa ya?Aku akhirnya lagi-lagi mengalah. Nomor satu mengenai prioritas kondisinya dan juga pekerjaannya yang kadang memaksanya untuk di forsir membuatku mengelus dada.
Bisa jadi juga hari ini tiba-tiba ada pekerjaan yang mendadak.
Me : sibuk sayang?
Me : kalau memang hari ini ternyata sibuk, ya sudah aku nggak papaAku papa kok! aku papa banget padahal!
Kwon Jiyong! please balas!!!
Aku menghembuskan nafas panjang kembali. Kali ini ku rebahkan punggungku pada sandaran kursi yang ku duduki.
Merasa sedikit kecewa dan jujur aku lebih kawatir padanya. Tidak biasanya dia melupakan janjinya seperti ini.
Hingga,
Pintu yang tiba-tiba terbuka lalu menampakkan sosok pemuda yang sedang ku pikirkan membuatku langsung berdiri, Jiyong penghampiriku dengan nafas terengah.
"Aku tahu kamu marah."
Aku menatapnya yang kini sudah berdiri di depanku dan berusaha mengatur nafasnya. Kedua tangannya kemudian ia tumpukan pada bahuku yang bergetar.
Astaga! setelah melihatnya bukannya senang tapi aku malah mau menangis. Duh! air mata sialan! Aku tidak ingin terlihat payah dan menjadi cengeng hanya karena pesanku tidak dibalas oleh pacarku.
Tapi bagaimana aku menahan air mata ini? aku memang cengeng. Bodoh sekali!
Sejenak Jiyong mengusap air mata yang hampir saya keluar dari mataku, setelahnya ia melirik ponsel di atas kursi yang masih menterakan jendela chat dengannya ––yang sampai saat ini belum dibacanya.
"––aku buru-buru. Jadi ponselku tertinggal di kantor." Jelasnya, dan aku balas mengernyit. "––iya aku dari kantor. Aku harus menyelesaikan sesuatu."
Dadaku kembali sesak. Hal yang seperti ini membuat keteguhanku sebagai pacar seorang super idol di uji.
"––aku nggak lupa janji kita kok. Cup jangan nangis." Kembali Jiyong mengusap mataku yang berkaca.
"Nggak papa, sudah biasa."
"Lhah.. kan ngambek."
Aku tidak marah kok. Hanya mungkin sedikit kesal.
"––aku langsung keluar dari gedung setelah dapat ijin dari presdir. Setelah itu aku langsung kesini." Lajutnya memijit pelan kedua bahuku.
Selanjutnya iris cokelat gelap Jiyong melirik beberapa tas piknik yang ku letakkan di atas lantai, membuatnya melengguh nafas menyesal.
"––sayang.. mungkin untuk liburan ke pantainya bisa kita––––"
"Bisa." Ku potong kalimatnya. Dan dia kembali menghela nafas.
Kembali lagi matanya melirik barang-barang yang sudah ku siapkan, ada kotak bekal juga disana.
"Kita akan tetap pergi."
"Nggak perlu, kamu sibuk."
"Iya, karena aku sibuk makanya aku butuh kamu."
Aku mengernyitkan kening saat mendengar ucapannya, ku lihat dia tengah mengulum senyum tipis.
"––hari ini temani aku kerja ya?" Ucapnya kemudian, ia menurunkan tangannya dari kedua bahuku, lantas setelahnya menggenggam kedua tanganku.
"––karena aku akan sibuk, aku akan butuh seseorang untuk menyuapiku, menghiburku, memijitku."
"Ish!"
Ku tarik tanganku lalu memukul pelan dadanya, dia tertawa kecil lalu memelukku.
"Maafin aku yang, marah ya?"
Dalam pelukannya aku menggeleng.
"––hari ini kita akan berlibur di ruang kerja."
"Itu akan membosankan."
"Di ruang kerjaku aku sendirian loh.."
eh?
"––hanya akan ada kita berdua."
Maksudnya?
"––jadi..."
Pluk!
Aku melepaskan pelukannya paksa lalu kembali memukul dadanya.
"Mesum!"
Setelahnya dia tertawa.
Entah apa yang akan terjadi dengan liburku dan pekerjaannya nanti..
…
Hayoloooh apa yang bakal terjadi?
Terjadilah 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
G Dragon x You [some chapt 🔞]
Fiksi PenggemarSome chapter is PRIVACY! Ketemu - Pacaran - 'Ehemb' an - Nikah - Punya baby = Sama KWON JIYONG! Mauuuu?