[14] Ayah vs Ji Yong

4.9K 520 76
                                    

Aku akhirnya kembali ke rumah bersama dengan Jiyong yang malam ini menyempatkan diri untuk mengantarku, --oh! Ralat! Yang benar adalah Jiyong yang memang bermaksud untuk datang ke rumahku --menemui Ayah dan Mama yang tentu tidak tahu apa-apa mengenai tamu yang seenak jidat menentukan kapan akan berkunjung.

Dan masalahnya adalah____________

Aku pun tidak siap.

Bukan mengenai kemantapan hatiku saja, tetapi juga mengenai jawaban apa yang akan diberikan oleh Ayah. Membuatku akhirnya hanya bisa berdoa dalam hati dari awal mula Jiyong mengetuk pintu hingga bertemu dengan Ayah --bahkan saat ini tengah duduk di ruang tengah dan saling berhadapan serius.

Dan aku?

Memilih untuk mengintip bersama Mama setelah sebelumnya Ayah secara terang-terangan hanya meminta waktu berdua bersama 'calon menantu' wanna be nya.

Dari sekat tembok, aku memperhatikan dua laki-lakiku dengan perasaan campur aduk. Dibelakangku juga ada Mama yang tidak kalah penasaran. Dalam urusan kali ini aku jelas mengabaikan segala tanya yang pasti ada dalam kepala Mama -- tapi nanti saja ah Ma.. ini benar-benar urgent--sangat urgent!

"Jadi baru sempat hari ini?"

"Maaf Paman.."

Jawaban singkat dari Jiyong membuat Ayah menghela nafas sejenak.

Jiyong adalah pribadi yang kuat pada kemauannya. Keberadaannya di rumahku dan bertatap dengan Ayahku jelas adalah aksi penolakan dari setiap ceritaku sepanjang jalan mengenai bagaimana sifat Ayah yang begitu over protektif padaku.

"--Paman.."

Mama meremas bahuku saat melihat dan mendengar kali ini Jiyong lah yang memulai pembicaraan. Selanjutnya dengan tenang pria Kwon itu melanjutkan kalimatnya,

"--sebenarnya saya kemari untuk mengatakan sesuatu."

"Ya katakan"

Astaga.. Ayah..

"Saya ingin menyampaikan hal ini dari lama, tapi baru kali ini saya sempat karena terlalu sibuk."

Ya Kwon Jiyong.. kenapa harus mengungkit hal itu lagi? Tampak jelas Ayah mendengus setelah mendengar kalimatnya.

"--saya dan putri Anda sudah menjalin hubungan cukup lama. Sebenarnya beberapa hari ini saya sudah berunding dengan orang tua saya------"

A

P

A

?

!!

Untuk masalah orang tua --kecuali ledekkan Dami eonni sewaktu dia datang dan memberiku gaun yang kini ku pakai ini-- aku tidak tahu apa-apa.

"--mereka setuju dan mendukung jika saya melanjutkan ke tahap yang lebih serius dengan putri Anda."

Aku melongo. Mama yang berada di belakangku memekik tertahan --bahkan saat ku lirik beliau hampir menangis --terharu, mungkin?

"Apa yang kau inginkan?"

"Mengikatnya." Jawab Jiyong mantap.

"Kau ingin melamar putriku, begitu nak Kwon Jiyong?" Lagi, Kwon Jiyong mengangguk pasti. Hingga Ayah kembali melanjutkan kalimatnya, "--kau punya modal apa?"

Matilah kau Kwon Jiyong! Kau disidang Ayah sayang..

"--jika modalmu cinta maka pulanglah nak.."

Nyut!

Aku tercekat. Kwon Jiyong diusir?

"Saya berani menjamin jika modal cinta adalah yang pertama. Selanjutnya saya mampu membahagiakan putri anda secara materi. Apakah Paman masih belum percaya?"

"Jujur saja iya.."

Nyut! --lagi.

Aku menoleh ke arah Mama yang sepertinya tidak kalah cemas dariku. Apa kabar Kwon Jiyong? Sangat tertohok --ya.. baru kali ini ada orang yang meragukan finansialnya.

"--Kau adalah tipe laki-laki brengsek Kwon Jiyong.."

Ayah!
Kenapa masih juga percaya pada berita di luar sana?

G Dragon isn't Kwon Ji Yong!

--ingin rasanya aku menghampiri mereka lalu berusaha membantu Jiyong yang tersudutkan. Namun, kalimat Ayah selanjutnya membuat kakiku malah menjeli,

"--bahkan aku tidak yakin jika putriku masih gadis." Ayah mendesah panjang, "----ah.. semoga saja anakku memang masih gadis.." Gumamnya melanjutnya.

Di saat aku melemas, seketika itu juga Mama kembali meremas bahuku, memintaku untuk menoleh ke arahnya yang mendelik menatapku. 'Ampun Ma.. '

Sepenuhnya aku sadar jika hubungaku dengan Jiyong tidaklah sehat. Maksudnya adalah aku dan dia belum benar-benar terikat dalam ikatan suci dihadapan Tuhan, namun sudah banyak melanggar batas ini dan itu --bahkan aku sendiri melanggarnys dengan suka rela.

Bagi seorang yang hidup dan tumbuh dalam keluarga yang dididik kental dengan sopan santun, jelas hal ini cukup memalukan tapi_____ aku tidak bisa menjadi munafik dengan berkata 'aku tidak menikmatinya'

Ya_______ bagaimana tidak menikmati?

Jiyong salah satu dari the hottest guys yang diimpikan oleh wanita di setiap belahan dunia manapun. Lantas? Keahliannya ber cuap-cuap dirty talk dan__________- hemb.. permainan ranjang yang ditawarkannya adalah salah satu point yang tidak mungkin untuk di tolak --seolah-olah semua memanglah hal yang wajar.

Aku mendesah. Dari yang tadinya merasa bersalah, saat ini aku merasa tidak tidak pernah menyesal selama itu dengan Kwon Jiyong --pria yang berani menunjukkan keseriusannya denganku saat ini.

"--aku tidak yakin juga jika kau tidak akan menyakiti putriku secara lahir maupun batin." Lanjut Ayah --kembali mengalihkan atensiku dari Ibu pada sosok dua laki-laki tersebut.

"Saya memang bukan orang yang baik. Tapi saya berjanji tidak akan menyakiti apalagi meninggalkan putri Anda. Saya berharap Anda tidak terpengaruh pada berita di luar sana mengenai saya."

Itulah alasan kenapa Ayah terlalu berat melepaskan bersama sosok G Dragon selama ini. Berita diluar sna adalah alasan utama baginya.

"Apa jaminanmu?" Ayah balas bertanya dengan kedua mata tajam menatap sosok Jiyong. "--berani menjaminkan 'sesuatu yang kecil' dibawah sana?"

DEG!

Jangan tanya bagaimana perasaanku saat ini. Jangan...

Please.. Jiyongie..

Please..

P

l

e

a

s

e

.

.

"Ya, tentu Paman." Seperti sebelumnya, Jiyong menjawab mantap.

Pipiku memanas --wajahku merah.

Ayah skak mat!

Aku rasa___________

Good job honey..

Dan ku lihat sengiran di wajah Jiyong.

G Dragon x You [some chapt 🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang