Jiyong masih mendengkur di sebelahku saat aku mulai terjaga. Tadinya aku ingin kembali tidur setelah mengintip jarum jam masih menterakan pukul 07.00 pagi lebih sedikit, namun suara dari luar kamar membuatku langsung membuka mata.
Ku singkap selimut lalu ku angkat tangan Jiyong yang semalaman memelukku, dia tidak banyak merespon kecuali berbalik lalu memeluk guling dengan kedua tangan dan kakinya.
"Ji –– " Bahkan saat ku tepuk-tepuk lengannya, dia pun sama sekali tidak merespon. Ku dengar suara nafas teratur yang menandakan jika Jiyong benar-benar masih lelap, mungkin efek terlalu kelelahan dengan segala agenda dan perjalan membuat Jiyong sama sekali tidak terganggu ketika aku berusaha membangunkannya.
Suara dari luar kamar membuatku sedikit berjengit. Sebenarnya aku merasa takut dan berniat kembali membangunkan Jiyong. Namun, ku tepiskan keinginan itu saat melihat Jiyong yang tidur seperti bayi.
Hingga akhirnya aku mulai beranjak dari ranjang, sebentar ku benarkan piyama tidur milik Jiyong yang semalam ku pakai. Setelahnya aku berjalan perlahan mendekati pintu. Dari luar sana kini terdengar suara air kran yang mengalir, membuatku berpikir mungkin Taehee, Sonhoo, atau Seungri yang sepagi ini mendatangi apartemen pacarku ––karena sering aku menjumpai ketiganya berkunjung ke rumah Jiyong, jadi mungkin saja mereka tahu password rumah Jiyong.
Klek.
Aku akhirnya membuka pintu lalu keluar perlahan menuju dapur karena aku yakin suara air itu adalah dari sana.
Hingga––––
"Ommo!"
"Ibu?"
Seorang wanita paruh baya dengan celemek dapur itu langsung berbalik, membuatku tak kalah kaget saat mengetahui ia adalah ibu Jiyong.
Astaga!
Apa yang beliau pikirkan jika melihatku berada di kediaman putranya sepagi ini?
Dan––––––
Menggunakan piyama milik Jiyong!
Seketika aku langsung mengancingkan kancing teratas pajama yang menempel di tubuhku. Raut wajahku semakin tidak terkontrol ––panik–– terlebih ketika Ibu berjalan mendekat.
"––ah Ibu, aku bisa jelaskan kenapa aku ada disini, sebenarnya semalam aku hanya mampir karena Jiyong bilang kalau dia baru sampai. Se ––sekedar makan malam, lalu–––– untuk pakaian ini–––– aku––––"
"Lebih bagus dia berpakaian dari pada tidak bu.."
Aku dan Ibu langsung menoleh ke arah sebuah suara yang tiba-tiba menginterupsi. Suara milik seseorang yang membuatku semakin melotot ––kaget. Terlebih ektika Jiyong yang masih bertelanjang dada berjalan mendekatiku dan Ibunya. "––karena pakaian kantornya yang sedikit ketat membuatku tidak dapat mengontrol diri." Lanjut Jiyong tanpa beban, ia mengabaikan delikan mataku dan malah memeluk erat Ibunya. Ia melepaskan pelukannya ketika ia kembali berbicara, "––dan semalam sebenarnya aku yang sengaja menjemputnya di kantor. Dia terlalu nakal bu, sering sekali mengambil shift malam sampai lembur. Padahal aku sudah minta supaya dia tetap di rumah lalu mengurusi ini semua."
Aku mengernyit bingung saat Jiyong memberikan wink nya padaku yang masih terpaku. Membuat Ibu yang masih dirangkul Jiyong menggeleng sambil berdecak menatap Jiyong dan aku secara bergantian.
"Kalian ini, Ibu paham kok.."
"Nah kan sayang.. kamu kenapa harus bohong segala?" Jawab dan tanya cepat Jiyong langsung berpindah merangkulku, lalu ia memandang sang Ibu yang lagi-lagi balas berdecak.
"Tapi kalian harus hati-hati. Terutama kau Kwon Jiyong!" Ibu mendelik ke arah Jiyong yang langsung mengernyitkan kening. "––ingat kalau Ibu adalah wanita juga, jadi jangan pernah merusak seorang gadis. Setidaknya kalian harus memikirkan kapan meresmikanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
G Dragon x You [some chapt 🔞]
FanfictionSome chapter is PRIVACY! Ketemu - Pacaran - 'Ehemb' an - Nikah - Punya baby = Sama KWON JIYONG! Mauuuu?