[30] Diperk*sa kjy ?

10.9K 531 125
                                    

"Dasar brengsek!" Makiku, entah untuk kesekian kalinya ––sampai aku lupa. Bahkan aku mengabaikan setiap mimik bingung dan tidak mengerti Jiyong yang sedari tadi berusaha menenangkan emosiku.

Kami baru saja bertemu setelah sekian lama Jiyong memiliki banyak agenda di negara orang. Dan....

Sialnya dia juga membawa banyak skandal baru dengan para gadis-gadis.

Aku tidak suka!

"Sayang.. kamu kenapa?"

"Jangan panggil aku dengan panggilan menjijikan seperti itu!" Umpatku. Kali ini ku tampik tangannya yang masih berusaha memegang tanganku. Sedang tangis sedari tadi tidak bisa ku bendung.

Aku kenapa? Aku hanya lelah. Nyatanya aku hanya gadis biasa saja, bukan super woman atau wanita kuat yang terus-terusan tidak ingin acuh pada apapun yang terdengar oleh telingaku, terlihat oleh mataku. Semuanya. Aku tidak sanggup lagi rasanya.

Suatu hal yang membuat Jiyong seperti kebingungan saat ini. Jelas aku paham, aku sama sekali tidak bicara apa maksudku padanya, begitu bertemu dengannya setelah sekian lama aku malah langsung memakinya, tentu saja Jiyong merasa bingung. Tapi––––––

Aku tidak peduli. Logikaku menipis, aku masih wanita biasa yang kadang butuh sebuah pengertian seperti wanita lain di luar sana.

"Sayang, jelaskan dulu. Jangan buat aku bingung." Terakhir dia berhasil meraih daguku dengan kedua tangannya. Memaksaku untuk bersitatap dengan kedua manik cokelatnya yang menatapku tajam. Dan aku semakin menangis dibuatnya.

"––sekarang jelaskan pelan-pelan." Ucapnya serius, kedua ibu jarinya perlahan naik ke atas untuk mengusap air mata yang masih keluar dari mataku. "––sayang.. jangan bilang jika kamu memikirkan berita-berita––––"

"Iya kenapa kalau aku memikirkannya? Tidak boleh? Memang aku ini apa sih buatmu ha?!" Ku tepis lagi tangannya, lalu aku segera beranjak untuk meninggalkannya.

Masih ku dengar dia yang mengumpat kesal sebelum berbalik lalu menjangkauku yang berniat keluar dari tempatnya. Iya.. setelah menemuiku di depan pelataran kantor, aku diculik ke tempat ini.

"Aku akan marah jika kamu seperti ini!" Teriaknya frustasi. Dan aku masa bodoh, bahkan ku biarkan saja derap langkahnya semakin dekat menghampiriku yang masih terus berjalan mendekati pintu keluar.

"––SAYANG!" Dia langsung saja menahan tanganku saat aku hendak menggapai lock door apartemennya. Lalu dengan kasar dia membalikkan badanku.

Jika sudah begini, aku tahu jika Jiyong benar-benar marah.

"––jangan seperti gadis kecil."

"Iya memang! Kenapa kalau aku seperti gadis kecil? Aku memang masih labil! Aku memang seperti ini! Aku memang––"

Aku bungkam, dia menciumku dengan cepat. Bahkan tak disiakannya bibirku yang sedikit terbuka membuatnya tidak perlu bersusah-susah lagi untuk memasukkan lidahnya lalu menginvasi mulutku. Sial! Inilah cara ter-amazing-nya untuk menghentikanku, bodohnya aku tidak pernah belajar dari yang sudah-sudah.

"––Ji.." Erangku saat giginya menggoyak bibi bawahku. Ah! Bahkan aku sampai menjatuhkan tas jinjing yang tadinya ku pegang. Aku melemas seketika saat bibirnya bergerak lincah, membuatku kehabisan nafas juga.

"––Ji––yong -ieee.."

Yang terdengar masih decapan-decapan sensual yang tercipta diantara kami. Yak! Benar, pada akhirnya aku pasrah dan malah mengikuti apa yang ditawarkannya, menciptakan sengiran kemenangan pada wajah tampannya.

G Dragon x You [some chapt 🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang