[27] cemburu

6.5K 467 143
                                    

Aku sedang mengobrol dengan salah satu rekan kerjaku saat mobil Jiyong berhenti di depan kantor. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung menurunkan kaca mobilnya lantas memberi kode padaku agar aku buru-buru masuk ke dalam mobil.

Ya.. Pagi tadi dia bilang memang mau menjemputku setelah dia merengek minta bayi. Tsk! Apa dipikir olehnya bayi itu bisa langsung jadi instan? Seperti mengoven kue? Apa dipikirnya bayi sama saja dengan membuat adonan, dicetak dalam loyang, di oven dan hanya tinggal tunggu beberapa menit bisa langsung jadi?

Astaga Kwon Jiyong..  aku kadang tidak mengerti bagaimana jalan pikirannya..

Perdebatan ku dengannya tadi pagi membuatku tidak heran kenapa tumben-tumbennya dia bergerak cepat saat biasanya aku harus menunggunya sampai kesemutan. Dan..

Lagi-lagi pikiranku menjadi lebih mengkhawatirkan. Ya.. dia pasti datang cepat karena ingin menagih rengekannya tadi yang tidak ku turuti ––ya iyalah jelas aku tidak dapat menurutinya saat aku sedang bersama seorang bayi, dan dia minta membuat bayi? Yang benar saja.. itu gila.

"Tumben banget cepet sampainya.." Ucapku begitu aku sudah duduk disebelahnya yang langsung tancap gas.

Dia diam. Dan...

––oke! sepertinya ada yang tidak beres.

" ––lagi ada waktu longgar ya?"

Dia masih diam.

Ya Tuhan pacarku.. Aku bukannya tidak peka melihat sifatnya yang kadang seperti abg labil sedang pms, jadi aku masih mencoba mencairkan suasana. Setidaknya aku coba meyakinkan diri sendiri jika Jiyong benar-benar lelah.

" ––sudah makan?" Aku bertanya kembali.

Tapi dia masih diam.

Ugh! sabar.. Rasanya aku memang berhadapan dengan seorang bayi.

" ––bagimana kabar kerjaan?"

Aku menelan ludah susah payah saat menyadari pertanyaanku salah, membuatnya balas melirik tajam meski setelahnya ia kembali fokus pada jalanan.

Salahku adalah aku yang malah bertanya mengenai kabar pekerjaannya daripada kabar dirinya.

" ––sayang, kamu sariawan ya?" Tanyaku langsung mengalihkan pembicaraan.

Kali ini akupun memutar sedikit dudukku agar aku dapat menggapai wajahnya, ku elus sebelah pipinya yang tirus hingga membuatnya menoleh.

"––aku akan marah kalau kamu mengabaikanku." Lanjutku seraya menarik pipinya, membuatnya meringis saat aku menjulurkan lidah begitu dia mengerling sejenak ke arahku.

Belajar dari pengalaman. Lagi! Jika Jiyong sedang badmood, maka cara pertama adalah:

1. Diam dulu.

lalu,

2. Cuap-cuap manis yang bisa membuatnya menyerah

Kemudian,

3. Jika dia masih juga kekeh tutup mulut. Maka, aku juga akan diam ––dan entah sampai kapan.

Hingga,

4. Pada akhirnya Jiyong lah yang akan kalang kabut melancarkan jurus-jurus merayunya agar membuatku bicara dan tidak mengabaikannya.

Cerita lama, alurnya juga sama. Huft! dan aku sudah hafal diluar kepala😪

Dan...

dugaanku benar, buktinya Jiyong menghela nafas sejenak. Injakan gas mobilnya pun berangsur memelan. Jika begini maka artinya tidak sampai tahap ketiga.

G Dragon x You [some chapt 🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang