G Dragon x You [some chapt 🔞]

[12] He's like a butterfly

Disarankan : membaca chapt ini sambil mendengarkan lagu BUTTERFLY by G Dragon.

...

"Tidurlah.."

'Aku tidak akan tidur tanpa nite kiss ..'

Aku terkekeh pelan saat mendengar suara manjanya diseberang sana, entah apa yang dikerjakannya disana ––mungkin berteman dengan laptop menyala dan putung rokok yang terselip diantara dua jarinya ––kebiasaan buruknya.

"Muach.." Akhirnya aku mengalah walau sejujurnya aku menampik percaya bahwa ia akab benar-benar tidur setelah aku memberikannya ciuman selamat malam. Hahh.. itu imposible!

Terakhir aku tersenyum saat ku dengar ia memberikan suara kecupan kecil yang menjadi ujung percakapan kami malam ini.

Setelah itu ku coba untuk memejamkan mata. Mencintai seorang Kwon Jiyong––oh salah! Lebih tepatnya adalah 'mencintai dan menjadi kekasih seorang Kwon Jiyong' adalah belajar untuk bertahan.

Konsekuensinya banyak. Tidak perlu jauh-jauh mengenai mata dunia yang akan memandang bagaimana jika nanti hubungan kami terbongkar ––atau segala skandal G Dragon dengan banyak britis lain tidak mempan lagi untuk menutupinya–– . Ini mengenai keluargaku sendiri, bahkan beberapa manit sebelum aku berbicara dengan Jiyong, Ayah sempat menohokku ––walau implisit, namun aku mengerti maknanya,

Petang tadi,

"Dia serius atau tidak?"

Aku paham jika yang dimaksud Ayah dengan kata 'Dia' adalah Jiyong ––seorang pria yang hampir  3 tahun penuh ini selalu dirutuknya karena berhasil mengambil putri tersayangnya.

"––Ayah dengar banyak berita tentangnya."

"Semuanya nggak benar Ayah.." Aku menunduk, ini memang bukan kali pertama aku dihadapkan pada keadaan seperti ini, Ayahku bahkan pernah memurkaiku karena insiden yang terjadi pada tahun pertama aku bersamanya.

Marijuana.

Berlanjut ke gossip murahan G Dragon dengan beberapa model panas dan lain sebagainya.

Lantas, aku jelas sangat paham betapa Ayah kecewa karena sampai detik ini aku masih bertahan dengan pria Kwon tersebut.

"Apa harus menunggu sampai Ayah rentan baru dia bisa meluangkan 5 menit waktunya?"

––jangankan kau Ayah, aku oh salah! maksudnya bahkan dirinya sendiripun tidak pernah mampu untuk mengendalikan jadwal padatnya ––Jiyong tidak pernah punya waktu untuk dirinya.

Aku semakin menunduk dan menjawab lirih.

"Aku akan coba bicara padanya."

Setelahnya Ayah ––lag-lagi–– langsung meninggalkanku dengan penuh kekecewaan saat ponselku berdering, beliau paham jika seseorang yang tengah dibicarakannya telah menunggu putrinya untuk menjawab panggilannya.

Kembali saat ini

Semuanya berputar secara nyata sampai aku tidak dapat memejamkan mataku kali ini ––ku coba namun tetap saja tidak bisa. Seperti cerita lama, dan keputusan untuk memilih antara satu dari dua laki-laki yang ku cintai ––Ayah atau Jiyong–– adalah pilihan tersulit yang terlalu sulit untuk putuskan.

Kembali masa itu terulang.

Saat dimana ku pilih untuk menyudahi sebelum aku semakin jatuh dalam pesonanya. Mengenai tragedy marijuana ––misalnya. Mungkin hanya segelintir orang yang tahu jika 'We are just broken for that time'