Jika kemarin siang aku berangkat ke Tokyo bersama teman-teman kantorku, lantas setelahnya aku hanya menghabiskan waktu dengan bersitirahat hingga terbangun begitu segar pagi ini. Sekarang aku merasa begitu bersalah.
Ya –––– bisa-bisanya aku tidur nyenyak saat mungkin di negara lain seseorang tidak bisa tidur mengingat pertengkaran yang berujung keputusanku tetap pergi kesini? Hah––! Bahkan aku belum menghubunginya juga sampai saat ini.
Sebelum take of kemarin, ponselku dalam mode pesawat dan silent sampai hari ini, karena jujur saja aku terlalu lelah dan tidak mau merusak acaraku dengan mood yang berantakan karena harus berdebat dengan Jiyong. Disamping itu aku memang pelupa, aku lupa kalau aku punya pacar yang jika sudah mengomel maka tidak akan pernah ada habisnya.
Aku merasa bersalah, sungguh.
Maka dari itu dengan cepat ku non aktifkan mode pesawat di ponselku. Selain menghubungi Jiyong, tentu akupun ingin memberi tahu kabarku kepada Mama yang pasti juga sedang cemas sekarang.
Ya Tuhan.. Selain pelupa aku juga ceroboh. Setelah ini aku pasti akan diomeli dua orang tersebut.
Beberapa saat setelah data pada ponselku aktif, ada beberapa notif yang menggetarkan benda dalam genggamanku itu.
Ada beberapa chat dari Mama.
Dan ratusan chat masuk dari Jiyong.
Itulah yang membuatku berpikir aku harus terlebih dulu mengurusi pria Kwon tersebut sebelum tiba-tiba sesuatu yang ajaib dilakukannya ––eumb.. seperti mengirimkan beberapa om-om ber jas dan ber kaca mata hitam ke tempatku, seperti yang sudah-sudah hanya untuk membawaku kembali padanya atau mendatangi acaranya.
Ku buka chat roomku dengan pacarku itu, beberapa pesan yang isinya panggilan sayang, rengekan dan juga banyak sekali emoticon itu ku abaikan. Aku memang malas menggulirnya ke atas, lagi pula aku hanya akan memberinya kabar bahwa aku sudah sampai dengan selamat dan sekarang baik-baik saja.
Hingga yang menjadi fokusku adalah sebuah foto dan pesan singkat yang berada paling bawah.
Jiyongie : send a picture
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jiyongie : sarapan pagi special bersama Mama dan Ayah mertua :* Jiyongie : yang disana jangan ngiri. Masakan Mama kali ini cuma untuk calon menantu tersayangnya.
APA?
Jiyong ada di rumah?
Karena saking kagetnya segera ku dial nomor ponsel Jiyong yang membuatku hampir terjengkang karena shock pagi ini.
Keberadaan Jiyong di rumah ––dan tanpa diriku–– tentu adalah sesuatu yang mengkhawatirkan. Aku takut dia akan banyak bicara – salah bicara - dan––––––
‘Sayang––––‘ Pikiran ‘tidak-tidak’ ku langsung membeku begitu panggilanku terhubung.
Diseberang sana sebuah suara menjawab dengan manja. ‘––akhirnya kamu menghubungiku, kangen ya? Berapa lama rekornya kali ini? aku sudah mencapai rekor baru loh.. bahkan aku sampai mendepak Daesung karena dia banyak senyum setiap bertemu denganku, menyentak Yongbae yang tidak melakukan apa-apa, padahal aku sedang mengomeli Seungri yang kepalanya ku benjolkan tiga kali karena dia terlalu berisik, juga mengunci Top hyung di luar studio karena aku yakin dia akan banyak merepotkan jika ikut campur.’