"Masih ngambek?"
Itu adalah kalimat pertama yang diucapkan oleh Jiyong setelah kami sampai rumah.
Sepanjang perjalanan aku memang pura-pura tidur, karena itu Jiyong sama sekali tak bersuara karena takut mengangguku.
Biasanya aku akan banyak mengoceh ini dan itu jika Jiyong melakukan kesalahan, tapi kali ini aku memilih untuk diam. Selain karena aku malas berdebat dengannya, akupun sebenarnya bingung aku ini kesal karena apa?
Oke. Aku marah karena dulu Jiyong membohongiku, bahkan nyatanya kami bertemu saat dia sedang akan berkencan dengan mantan kekasihnya, tidak ada yang salah untuk saat ini sih... Hanya saja kenapa dia baru bercerita padaku?
Sudahlah... Mood swingku memang suka tidak terkontrol.
Ku gantungkan coat sebelum aku memasuki kamar, ku dengar Jiyong mengikutiku.
Jiyong itu tipe yang cukup cerewet meski kelihatannya dia pendiam dan malu-malu didepan banyak orang, maka.. Sudah pasti dia tidak akan diam saja karena aku mendiamkannya.
"Aku bahkan nggak tahu kenapa kamu harus marah?" Tuh kan... Jiyong pasti akan kebingungungan.
"Aku nggak marah kok.."
"Nggak marah tapi aku didiamkan terus.." Jiyong duduk disebelahku.
Aku menghela nafas panjang.
"Aku nggak marah, aku cuman lelah.. Anakmu ini semakin gendut." Aku coba tersenyum, cuma sebentar karena setelahnya aku langsung berdiri begitu Jiyong hendak menyentuh perutku.
Kini balas Jiyong yang menghela nafas berat.
"Kamu sampai kapan marahnya?"
"Siapa yang marah? Dibilangin enggak marah.."
"Jangan lama-lama marahnya.."
"Aku nggak marah Kwon Jiyong.."
"Kalo sudah nggak marah bilang ya.."
"Apaan sih kamu ih.." Akhirnya dengan kesal aku menoleh ke arahnya yang masih duduk di atas ranjang.
"Aku laper soalnya.. Kalau udah nggak marah masakin ya.."
Muka itu apa-apaan? Nggak adil sekaliii.. Bagaimana mungkin aku marah pada orang kelaparan seperti ini?
"Tunggu disini." Aku ingat jika tadi sore aku memasak, sehingga aku hanya tinggal menghangatkannya saja.
"Jadi sudah nggak marah ni?" Ku lihat mata Jiyong berbinar.
Marah pada Kwon Jiyong memang tidak mungkin bisa bertahan lama. Aku sudah sering sekali merasakannya, awalnya aku yang marah tapi ujung-ujungnya aku yang menyesal karena sudah marah. Aku tidak akan pernah bisa membencinya.
"Iyaaaa..."
Lalu aku tersenyum lembut yang segera disambut oleh pelukannya. Ku usap-usap punggung Jiyong lantas ku balas pelukannya erat.
Aku baru ingat jika aku sudah punya bayi lain selain bayi dalam perutku.
Ya.. Bayi besarku ini.
"Tunggu sebentar, ku siapkan makanan."
Setelahnya aku segera ke dapur untuk mengambilkan makanan untuk Jiyong.Namun...
Begitu aku kembali dengan membawa makanan untuknya, aku kembali menghela nafas melihatnya,
Jiyong tertidur. Bahkan sangat pulas.Dia sepertinya begitu kelelahan. Lalu... Jika sudah begini siapa yang tega membangunkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
G Dragon x You [some chapt 🔞]
Fiksi PenggemarSome chapter is PRIVACY! Ketemu - Pacaran - 'Ehemb' an - Nikah - Punya baby = Sama KWON JIYONG! Mauuuu?