Raina
Namanya Raina Evarista atau biasa di panggil Rain.
*****
"Rain, cepat bangun. Ini sudah siang!" teriak Mamanya sambil mengetuk pintu kamar anaknya. Ini sudah ketiga kalinya ia memanggil Rain.
"Iya, ma. Sebentar lagi, ini mata Rain masih nempel ngga bisa kebuka," jawab Raina sambil menguap.
"Cepetan, Mama udah buat sarapan." Kemudian Mamanya pergi. Meskipun ini hari minggu. Tidak biasanya putrinya itu bangun sesiang ini.
"Iya, ma."
Raina mencari-cari ponselnya. Ini sudah pukul tujuh pagi, dan ia baru bangun. Semalam ia tidak bisa tidur karena asik membaca novelnya.
Raina menuruni tangga dan menghampiri Mamanya yang sedang menyiapkan sarapan. Ia mengambil roti, kemudian mengolesinya dengan selai.
"Tumben kamu ngga jogging hari ini?" tanya mamanya sambil memberikan segelas susu kepada putrinya.
"Males ah Ma. Lagian Shelma lagi ke rumah neneknya. Kata Shelma, neneknya sakit."
"Oh. Kalo gitu kamu bantuin Mama bikin kue ya?"
"Ih Mama mah, kan Rain ngga bisa bikin kue. Nanti kalo jadinya ancur gimana?"
"Makanya belajar. Mamanya jago bikin kue, eh kamu malah ngga bisa sama sekali."
"Justru karena Mama jagonya, jadi Rain ngga usah bikin kue," ucap Rain tak mau kalah.
"Dasar kamu ini," ucap Mamanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Raina memang hanya hidup bersama Mamanya sejak Ayahnya meninggal.
*****
Aahh, ini adalah hari senin. Raina sedang mempersiapkan buku-buku yang akan dibawanya.
Drrrttt..
Ponsel Raina berbunyi. Ternyata dari Shelma, ia bergegas mengangkatnya.
"Hallo Shel, kenapa?"
"Lo berangkatnya sama gue ya? Pake mobil gue, bentar lagi gue jemput lo."
"Oke, gue tunggu."
"Ya udah, bye." Shelma memutus sambungan teleponnya.
Shelma Evelina. Ia adalah sahabat Raina sejak Sekolah Menengah Pertama. Shelma memang baik. Tapi yah, meskipun sedikit menyebalkan.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan membuyarkan lamunannya. Ia cepat-cepat membuka ponselnya, ternyata ada pesan masuk.
Sial, ternyata itu cuma spam.
Raina menaruh ponselnya kedalam sakunya, kemudian ia menghampiri Mamanya untuk berpamitan.
"Ma, Rain berangkat dulu ya?" ucapnya sambil mencium punggung tangan Mamanya.
"Emang kamu mau berngkat sama siapa? Apa kamu mau naik mobil Mama aja?"
"Ngga usah Ma. Rain berangkat sama Shelma, paling bentar lagi sampe ko ma."