Raina
Dasar pengganggu. Ini hari minggu loh, waktunya membayar utang tidur.
____________________________________________
Sepertinya hari minggu adalah waktu yang tepat untuk bermalas-malasan. Sama seperti sekarang, matahari telah muncul namun tidak membuat Raina bangun dari tidurnya. Ia masih bergemul dengan selimutnya.
Ketenangannya ternyata tak bertahan lama karena setelah itu ada orang yang tak diundang masuk.
"Parah lo," cewek itu mengusik Raina dengan menarik selimut yang dipakai. "Bangun woy, dasar malesan."
Raina merebut selimutnya kembali dan memakainya lagi, "Ganggu lo. Pergi aja sono."
"Ish," Shelma membuka tirai kamar Raina, membiarkan silaunya matahari masuk. "Ini waktunya olahraga, Raina sayang. Liat, kita olahraga di sekolah cuma sekali sedangkan lo makan berkali-kali. Ntar kalo ngga olahraga lo bisa gendut."
Sahabatnya ini kembali menarik selimutnya, kemudian menjauhkannya agar Raina tidak bisa merebutnya. Tidur nyenyaknya benar-benar terganggu sekarang, Raina terpaksa bangun meski dengan mata yang masih terpejam.
"Lo pengganggu," Raina mengucek kedua matanya. "Sana olahraga sendiri. Lagian yang mulai gendutan kan lo, gue mah biasa aja."
Jleb
"Apaan, gue mah ideal." Shelma berkacak pinggang, "Udah cepetan siap-siap."
"Lo ngga bisa liat apa? Nih mata gue kaya kena lem dan gue masih ngantuk." ucapnya sambil mencoba melebarkan matanya namun tetap tidak bisa. "Udah ah."
Raina kembali membaringkan tubuhnya, masih dengan mata yang terpejam. Membuat Shelma kesal setengah mati.
Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya. Shelma mengambil ponselnya kemudian menekan ikon Kamera dan mengarahkannya kepada Raina. Sepertinya Raina tidak menyadari Shelma yang sudah mendapatkan fotonya, apalagi dengan ekspresi wajah Raina saat sedang tertidur sukses membuatnya menahan tawa.
"Rain, bangun deh. Coba liat ini, " Shelma memperlihatkan foto Raina yang sedang tertidur.
Raina yang setengah merem setengah melek tak menggubrisnya. Namun ketika ia melirik ponsel Shelma untuk yang kedua kalinya, matanya langsung melotot.
"Shelmaaaaaa!"
Shelma terbahak. Senang sekali mengerjai Raina. Ia segera menghindar ketika Raina mengejarnya, menjauhkan jangkauan Raina untuk mengambil ponselnya.
"Shel, sumpah ya. Hapus nggak!"
"Ngga," Ia mengangkat ponselnya tinggi-tinggi. Raina kan pendek, jadi tidak mungkin bisa menggapainya. "Makanya temenin jogging."
"Gue males, Shel. Penginnya tidur."
"Oh oke, gue bisa aja kirim gambar ini ke grup kelas. Pasti seru," ancam Shelma.
Raina membulatkan matanya, nafasnya memburu, bersiap untuk mengajar Shelma. "Jangan coba-coba, awas aja lo."
"Makanya temenin gue," Shelma mendorong Raina untuk pergi ke kamar mandi. "Temenin gue atau sebar foto lo?"