[46] - EMPAT PULUH ENAM

4.4K 242 19
                                    

Kok gue ngerasa jadi orang jahat ya? Padahal kan dia yang suka bikin sakit hati.

____________________________________________

Raina

Raina benci suasana ini.

Lihat, ia seperti nyamuk yang berada di antara Shelma dan Aldi. Seolah hanya mereka yang ada di sini.

Sebenarnya jika ada meja lain yang kosong, Raina tidak akan bergabung dengan mereka. Membosankan. Bagaimana tidak, mereka melakukan obrolan tanpa melibatkan dirinya.

"Shel," panggilnya.

Tak ada jawaban.

"Aldi," kini Raina memanggil Aldi.

Hasilnya sama, Aldi tidak menjawabnya.

Raina menggebrak meja, membuat Aldi dan Shelma menoleh seketika. Oh, apa Raina harus selalu menggebrak meja agar mereka melihatnya? Dasar teman tidak peka.

"Heh, kalian anggep gue apa sih disini?" Raina mengerucutkan bibirnya, "Gue kayak makhluk tak kasat mata tau ngga?"

Raina melipat tangannya di depan dada, kemudian berekspresi seolah ia benar-benar sedang marah kepada mereka.

"Lo," Aldi terbahak. "Lo kan makhluk yang tak dianggap, Rain."

"Ish."

Sial, mereka menertawakannya. Shelma bukannya membelanya justru ikut mengejeknya. Pasangan yang kompak memang.

Raina segera menghabiskan makanannya.

"Gue ke kelas dulu ya. Lo masih mau disini, Shel?"

"Loh kok pergi sih?" Tanya Shelma. "Gue disini dulu deh."

Sudah Raina duga, Shelma pasti akan berlama-lama ada disini. Iyalah, ada Aldi.

"Yaudah," Raina mendengus. "Lanjutin aja pacarannya."

Raina bergegas untuk meninggalkan tempat ini, tidak memedulikan Shelma dan Aldi yang sedang menertawakannya.

Mereka menyebalkan bukan?

Jika seperti ini, lebih baik Raina berada di kelas dan tidur saja daripada menemani menemani mereka berpacaran.

Bugh!

"Aduh," Raina meringis sambil memegang kepalanya.

Mungkin karena tidak memerhatikan jalan dan sibuk mengumpati sahabatnya, Raina sampai menabrak seseorang. Sial lagi, kan. Bagaimana jika orang ini memarahinya?

Raina mengangkat wajahnya perlahan untuk melihat siapa yang ditabraknya. Saat itu juga mereka bertemu pandang.

Raina membeku.

Orang itu tidak menunjukkan ekspresi apapun. Hanya melihatnya sekilas kemudian memalingkan wajahnya.

"Kalo jalan liat-liat!" ucap Kafka.

Raina kembali terkejut dibuatnya. Ia tidak salah dengar, bukan? Ucapan Kafka ketus sekali. Apakah sekarang Kafka mulai membencinya?

"Maaf," Raina tidak berani menatap Kafka. "Ngga sengaja."

Tidak ada respon apapun dari Kafka. Juga tak ada yang mulai bergerak untuk menjauh sebelum seseorang datang dan berhenti disamping Kafka.

"Kaf," seseorang mengelap keringatnya ketika berhasil mengejar Kafka. "Kok gue ditinggal sih?"

Raina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang