Raina menatap tajam Shelma. Sejak tadi Shelma merengek pada Raina agar ia bisa menginap di rumah Raina.
"Pokoknya ngga boleh. Lo kan bilang mau nginep besok. Kenapa mendadak jadi sekarang?"
Shelma mengerucutkan bibirnya, "Pokoknya gue nginep dirumah lo malem ini. Titik."
Shelma melepas sabuk pengamannya, kemudian keluar dari mobilnya. Berjalan menuju rumah Raina.
"Shel."
"Kalo lo mau nginep dirumah gue, lo harus izin ke orangtua lo dulu!"
"Kalo gue dimarahin bokap lo, lo yang tanggung jawab."
"Shel. Wooiii.."
Shelma tidak menggubris ocehan Raina yang masih berlari dibelakangnya sambil berteriak tidak jelas.
"Selamat sore tante," Shelma mencium punggung tangan Mamanya Raina, "Shelma boleh nginep disini kan tante?"
Mama Raina tersenyum, "Boleh. Apa kamu udah izin sama orangtua kamu?"
"Udah, dong, tante."
"Ya udah. Langsung ke kamar Rain aja, mandi dulu."
Shelma tersenyum, kemudian berjalan ke lantai atas. Kamar Raina.
"Shel.." Raina langsung ikut menaiki tangga.
"Mama harusnya ngga usah izinin Shelma nginep," ucap Raina yang masih mengejar Shelma.
Mama Raina hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Brak..
"Pelan-pelan. Kan sayang kalo pintunya rusak," ucap Shelma yang sedang berbaring di kasur milik Raina.
"Bodo amat!"
Raina mendekati Shelma kemudian menarik-narik tangan Shelma, "Turun dari kasur gue!"
"Ogah," Shelma tak bergeming. Masih berbaring di kasur Raina.
"Shel, turun! Keringet lo bau. Ntar kasur gue jadi bau elo." namun Shelma tetap tak bergeming.
Raina mendengus, kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ia menyeringai pada Shelma. Raina tahu apa yang akan membuat Shelma menurutinya.
"Kalo lo ngga mau turun," Raina mencoba mengancam Shelma, " Gue ngga mau temenin lo ke mall lagi!"
Shelma mendesis pelan, "Oke, oke gue udah bangun kok," ia berdiri kemudian berjalan menuju kamar mandi, "Gue mandi dulu ya."
Raina terkikik melihat Shelma. Ancamannya berhasil.
*****
"Mau makan dimana?" tanya Raina kepada Shelma.
"Terserah."
"Oke. Disana aja," Raina menunjuk restoran jepang yang berada tidak jauh darinya.
Raina dan Shelma kemudian duduk di tempat yang disediakan.
"Lo mau pesen apa?" Raina bertanya pada Shelma.
"Ntar dulu, gue lagi nunggu Aldi."
Raina mendelik, "Ngapain lo ngajak Aldi. Lo pengin gue jadi nyamuk?"
"Ngga kok tenang aja. Ada Kafka sama Hendra juga."
Raina menghela nafas pasrah. Kenapa Shelma tidak memberitahunya? Jika ia tahu Shelma membawa Aldi dan kawan-kawan, lebih baik ia tidak jadi ikut.