Delapan belas....

2.5K 144 46
                                    

Author's Pov

Saat Ririz masuk kedalam kamar mandi, Dee dan Vie kembali bertengkar kecil karna tak mau tidur bertiga namun jika salah satu pergi maka akan menguntungkan untuk yg lain dan itu tidak akan mereka biarkan.

Pertengkaran mereka berhenti saat sosok orang yg mereka cintai keluar dari kamar mandi, astaga... mereka menelan ludah masing". Gadis itu keluar hanya dengan hem panjang putih polos yg hampir transparan dan celana pendek seperempat paha.

Rambut bergelombang yg masih basah dan sedang ia kering kan dengan handuk menambah kesan sexy pada sosoknya. Panas dingin keduanya menahan gejolak rasa yg tak tertahankan dalam diri mereka.

Ririz : " kenapa?? Gak pernah liat cewe kek aku apa?? Kan udah dibilang aku manusia bukan bidadari ngapain juga ngeliatin sampe pada kek gitu.. risih tau ihhh..."
Vie : " Gila kamu sexy banget Riz sumpah..."
Ririz : " sexy darimana coba?? Aku biasa aja kok gak usah lebay liatinnya... udah Ahhh pada ngaco aja mending kering in rambut deh"

Vie dan Dee berjalan mendekat kearah Ririz, tapi yg dituju justru asyik mengeringkan rambut. Hingga tubuh Vie sudah berada didepan tubuh Ririz yg membuat nya tersadar akan kehadiran nya.

Saat Ririz mendongak keatas tangan Vie bergerak mengelus pelan pipinya, mengikis jarak diantara wajah keduanya dan cupp... ciuman tepat di bibir Ririz yg membuatnya sedikit terkejut, tak berhenti dalam sebuah kecupan Vie mulai melumat bibir bawah Ririz. Ciuman mereka semakin dalam dan intens hingga mereka lupa bahwa ada seseorang disana yg sedang menahan amarah dan gejolak dalam dirinya secara bersamaan.

Karna tak mampu lagi menahan nya Dee melangkah menarik tubuh Vie secara paksa hingga membuat ciuman mereka terlepas. Saat tubuh Vie melangkah kebelakang beberapa langkah dengan cepat Dee mengambil alih posisi Vie tadi.

Dee melumat bibir Ririz dengan sedikit kasar namun intens membuat Ririz tidak dapat menolak perlakuan Dee. Vie masih tercengang berusaha mencerna apa yg terjadi dihadapannya, dia harus merelakan bibir gadisnya di nikmati saingan terberatnya dan semua terjadi tepat di depan matanya.

Cinta tanpa harap ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang