Tiga delapan....

2K 106 92
                                    

Okey part kali ini bakal panjang nih semoga gak pada bosen buat tunggu update novel nya ya dan untuk kali ini juga author bakal bagi sedikit kata" dari mama nya author 3 tahun lalu kata" nya di bagian mama nya Ririz ya meski gak semua tapi ada yg nyata...
Harap bijak dalam membaca yess jangan menghakimi tanpa pernah tau apa yg tersembunyi lebih baik diam daripada membenci...
Ahhh iya satu lagi teruntuk kamu yg diam di hati ku, aku cuma mau bilang terus bersama ku ya aku cinta kamu yang meski aku gak bisa kek manusia lain nya tapi yg jelas hati ini buat kamu ^__^
Sayang maaf in aku yg selalu bikin kamu cemburu, kesel, sebel, sedih atau apalah itu yg jelas aku cinta kamu...

Happy reading guys...

Ririz's Pov

Pagi ini sinar matahari begitu terik menyilaukan mata ku, uhhh entah kenapa aku mimpi buruk semalam. Akan kah terjadi sesuatu yang buruk untuk hari ini? Atau hanya ketakutan ku yang sangat berlebihan?

Aku beranjak dari ranjang ku, membereskan nya dan bergegas ke kamar mandi. Mandi mungkin bisa mengurangi sedikit ke khawatir an ku atau bahkan bisa mengurangi beban di pundak ku.

30 menit aku baru keluar dari kamar mandi, menyelesaikan seluruh ritual mandi pagi ini. Aku keluar hanya dengan handuk yg menutupi tubuh ku, tak berapa lama ku dengar suara pintu di ketuk. Aku berjalan membukakan pintu kamar ku, ahhh ternyata wanita ku. Pagi ini dia nampak cantik dengan hem putih dan rok pendek sedikit di atas lututnya. Nampak begitu anggun, aku selalu suka menatap nya memperhatikan setiap detail dalam dirinya. Aku selalu terpesona dan jatuh akan cinta yang ia punya dari detik pertama hingga detik ini getaran itu masih sama.

Tuhan bisa kah aku memiliki wanita di hadapan ku ini untuk seterusnya? Bisa kah aku terus bersama dia di sisa hidupku? Aku tak meminta apapun lagi Tuhan yang aku minta tolong ijinkan aku untuk terus bersama dia.

Ririz : " ahhh sayang yukk masuk, aku kira mama tadi "
Vie : " uhhh wanita ku selesai mandi harum banget sih sayang, aku suka "
Ririz : " haha udah lah sayang jangan ngegombal masih pagi juga "
Vie : " hehehe "

Kami masuk dan aku langsung menutup pintu, Vie duduk di ranjang ku. Aku suka menatap wajah gadis itu, gadis yang mengubah arah rasa ku sekaligus gadis pertama yang meniduri ku.

Ririz : " aku ganti baju di kamar mandi bentar ya sayang "
Vie : " ngapain ke kamar mandi sih udah ganti di sini aja sayang toh aku juga udah liat setiap inchi dari tubuh kamu "
Ririz : " aku malu tau "

Aisss tanpa menjawab Vie justru berdiri lalu mendekat ke arah ku yang sedang berdiri di depan meja rias ku. Uhhh aku tau tatapan itu, ku gigit bibir bawah ku ahhh sial otak ku mulai tak bisa ku kontrol. Benar saja tak berapa lama bibir gadis itu sudah bersatu dengan bibir ku. Aku selalu menyukai bibir itu, bibir yang begitu dingin namun manis seperti es cream stroberi, bibir yg selalu membuat ku kehilangan kendali otak ku untuk terus menikmati bibir itu.

Ciuman kami terhenti, kami sama-sama terengah nafas kami benar-benar habis karna aksi kami tadi.

Ririz : " aku ganti baju bentar ya sayang tunggu dulu "

Aku langsung melangkah menuju kamar mandi setelah mengambil pakaian yg akan aku kenakan. Setelah selesai aku kembali keluar menemui wanita ku. Senyum tak pernah luntur dari wajah wanita ku, sebuah senyum yg selalu membuat ku jatuh cinta untuk ke sekian kali nya.

Ririz : " tumben yang dateng pagi gini..."
Vie : " iya aku kangen kamu yang, semalem aku mimpi buruk..."
Ririz : " mimpi apa yang?"
Vie : " yg jelas mimpi yg bener-bener bikin aku takut yang... Aku gak mau kehilangan kamu"
Ririz : " sudahlah sayang itu hanya sebuah mimpi sini peluk aku biar lebih tenang"

Aku memeluk wanita ku, ketakutan yg sama juga muncul dalam hati ku bagaimana aku bisa tenang sedangkan aku mendapat mimpi buruk juga. Akankah terjadi sebuah malapetaka di hubungan kami? Aku harap jangan Tuhan ku mohon.

Ririz : " sayang apapun yg akan terjadi nanti nya jika mungkin aku harus pergi tetep inget ya aku selamanya punya kamu dan aku pasti balik buat kamu yang"
Vie : " kenapa kamu bilang gitu? Apa kamu berniat untuk meninggalkan aku?"
Ririz : " aku gak akan mungkin ninggalin kamu yang, hanya saja hati ku mengatakan hal itu. Udah hampir jam 8 buruan berangkat yang emuach aku cinta kamu"

Aku mencium sekilas bibir wanita ku, entah kenapa aku merasa kami akan berpisah cukup lama. Ada rasa sakit di hati ku ketika bayangan kehilangan dia terlintas dalam otak ku.

Vie : " aku berangkat yang jangan pernah tinggalin aku ya"
Ririz : " ku mohon kamu selalu percaya cinta kita meski apa pun nanti yg terjadi tetaplah percaya bahwa aku pasti kembali buat kamu yang"
Vie : " aku percaya itu"

Wanita ku melangkah pergi meninggalkan kamar ku, yg bisa ku lakukan hanya menahan perih dalam dada ku kenapa seperti ini rasanya aku juga tidak tau. Terlalu menyakitkan jika aku harus kehilangan wanita itu iya wanita yg dengan sangat aku cintai dalam sadar ku.

Aku mengantarkan Vie hingga depan pintu rumah ku sambil melihat nya berlalu dari tempat ku. Ketika aku masuk mama sudah ada di ruang tamu menatap aku dengan tatapan yg sangat sulit ku artikan.

Mama : " Riz... mama mau bicara sama kamu"
Ririz : " iya ma... mau ngomong apa?"
Mama : " duduk lah... apa hubungan mu dengan gadis itu?"
Ririz : " tak ada..."

Pertanyaan itu sukses membuat jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya. Kegelisahan mulai menyelimuti hati ku kenapa secepat ini? Baru kemarin kurasakan kebahagiaan berpihak pada ku tapi sekarang kenapa seperti ini?

Mama : " jauhi dia... ini perintah jangan membantah"
Ririz : " apa yg salah ma... kenapa aku harus jauhi dia?"
Mama : " yg salah adalah karna kalian sama-sama perempuan dan kalian tidak boleh pacaran kamu paham... jauhi dia atau mama yg akan hancurkan dia dengan tangan mama sendiri mama gak akan segan-segan hancurin dia sampe se hancur-hancur nya."
Ririz : " jangan apa-apa in dia ma.. okey aku bakal jauh in dia..."
Mama : " Tunangan sama lelaki pilihan mama... namanya Arif dia pemuda yg baik dan minggu depan kalian tunangan mama gak terima alasan satu lagi kamu tidak mama ijinkan keluar dari rumah sebelum kalian tunangan."
Ririz : " ma..."

Hancur itulah kata paling tepat untuk menggambarkan hati ku saat ini, aku harus bersanding dengan lelaki yg tidak ku cintai. Aku masuk kamar mengunci pintu dan menangisi nasib yg begitu kejam mempermainkan ku. Hingga malam tiba rasa sakit ini terus ada menyisakan kenangan antara aku dan dia. Ku raih ponsel ku dan mengirim pesan untuk dia kekasih hati ku meski mungkin ini untuk terakhir kali nya.

"Sayang... Aku pergi sejenak maafkan aku untuk luka di hati mu setelah ini tapi percaya lah aku hanya mencintai kamu dan aku pasti kembali untuk mu"

-------------------------------------------------------------

Ku tulis ini untuk mu seorang gadis yg selalu diam dalam hati ku

Malam datang dengan kilauan berjuta bintang
Menampilkan keindahan pesona yg begitu menawan
Angin malam menyapa mu membawa seberkas rasa sakit di hati mu
Memaksa mu merasakan luka yg akan hadir karna aku
Maafkan aku yg menyakiti kamu meski aku sendiri tak mau
Maafkan aku untuk air mata yg tercurah dari mata indah mu
Kamu tau apa yg paling aku ingin kan di dunia ini?
Tau kah kamu akan apa yg selalu ku sebut dalam doa ku?
Aku hanya ingin bisa terus bersama mu seperti saat ini
Aku berharap kamu selalu menjadi bagian terindah di hidup ku
Meski nanti raga ku tak seutuhnya lagi bersama mu
Ku harap kamu selalu percaya cinta ku untuk mu
Kamu yg dengan seluruh kesadaran ku sandar kan sisa cinta di hati ku
Kamu yg dengan seluruh hati ku pilih untuk terus bersama ku
Kamu yg dengan seluruh waktu ku ingin kan untuk selalu menemani ku
Hingga nafas tak lagi memenuhi paru-paru ku
Hingga detakan tak ada lagi dalam jantung ku
Hingga akhir dimana aku menutup mata ku
Aku ingin kamu terus ada di hidup ku mulai dari ketika aku membuka mata ku
Aku mencintai mu wanita ku terus disini bersama ku
Karna kamulah alasan detakan jantung ku

Cinta tanpa harap ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang