Empat dua....

1.5K 101 49
                                    

Author's Pov

Dalam keheningan pikiran Vie benar-benar melayang entah kemana, ada keraguan yang tiba-tiba saja muncul dalam hati nya. Mampukah ia menghadapi seluruh keluarga besar nya? Dan banyak hal lain yang terus berputar dalam otaknya.

Dan tiba-tiba saja Vie mengurangi kecepatan dan menepikan mobil nya di pinggir jalan.

Vie : " maaf aku gak bisa..."

Air mata menetes begitu saja mengalir dari kedua mata Vie, kata-kata yang keluar dari mulut Vie membuat Ririz membelalakkan matanya.

Ririz : " ka... kamu bi... bilang gak bisa? Ma... maksudnya?"

Ada getaran dalam suara itu membuat nya menjadi terbata-bata, Ririz menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis nya.

Air mata sudah menetes tanpa bisa di tahan oleh Ririz, seolah langit menimpa ke atas kepalanya. Ririz menghapus air matanya dengan sedikit kasar, dan sekuat hati menahan pedih dalam hati nya.

Ririz : " kamu bilang gak bisa? Setelah perjuangan ini? Setelah penantian ini? Dan setelah semua yg kita lewati kamu bilang kamu gak bisa? Dimana kamu yang selalu bilang mau menggenggam tangan ku? Dimana kamu yang selalu bilang bahwa kamu ingin menghabiskan sisa hidup mu hanya bersama ku?"
Vie : " tapi mama kamu benar Riz... cinta kita cuma cinta tanpa harap... kamu gak bisa bahagia sama aku Riz... kamu harus bahagia sama orang lain yang mampu menjamin masa depan kamu Riz..."
Ririz : " PENGECUT kamu gak berani melangkah lebih bersama ku, mungkin cinta kita hanya cinta tanpa harap namun aku sudah menggantungkan seluruh definisi bahagia ku kepada cinta ini. Aku sudah berjalan menyusuri lorong dingin yang di sebut kebencian dan aku berdiri dengan belaian yang di sebut tamparan. Membuktikan seberapa aku mau memperjuangkan mu dan tidak mundur selangkah pun."

Vie masih diam dengan menahan tangisnya, namun sejenak ia memikirkan sesuatu " bagaimana bisa aku ragu? Setelah 2 tahun masa penantian ku?"

Vie : " sayang maaf in aku... kita harus pergi..."

30 menit berlalu mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing tanpa ada percakapan di antara mereka. Mereka telah sampai di sebuah gedung megah yang nampak begitu mewah, mereka keluar dan Vie kembali menggenggam tangan Ririz. Tiba-tiba Vie menghentikan langkahnya yg secara otomatis membuat langkah Ririz ikut terhenti.

Vie mengangkat sedikit dagu Ririz yang sedari tadi hanya menunduk supaya menatap nya.

Vie : " apa kamu bersedia melakukannya bersama ku?"
Ririz : " tentu asal bersama mu"

Vie melangkah kembali dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Ririz. Mereka melangkah memasuki pintu ruangan yang penuh nampak seperti sedang di adakan rapat besar-besaran.

Vie : " maaf saya mengganggu sebentar, saya hanya ingin memperkenalkan calon istri saya..."

Semua memandang Vie dengan tatapan tak percaya, terutama seseorang yang sudah sedikit lanjut usianya tiba-tiba berdiri dan berteriak dengan begitu keras.

Kakek : " jangan main-main kamu Vie... kakek meminta mu menikah dengan seorang pria bukan wanita."
Vie : " dia yang aku cintai kakek... jika aku harus menikah maka aku akan menikah dengan nya. Meski dengan atau tanpa restu kalian semua..."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Part kali ini dikit dulu ya hehehe Author nya ngantuk next time bakal lebih panjang deh ya thanks udah setia nunggu update nya semoga tidak mengecewakan

Cinta tanpa harap ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang