Empat tujuh....

1.6K 76 25
                                    

Holla... Author janji kali ini bakal dapet kejutan di part ini deh...
So setelah baca komen yak gimana buat part ini di tunggu

Thanks

Selly's Pov

Aku terbangun saat kurasakan sesuatu yang panas menyentuh kulit ku, yang aku ingat semalam aku tidur bersama Ririz karna aku menginap di apartement nya.

Saat ku buka mata ku yang aku lihat hanya wajah cantik bidadari ku, namun ada yang berbeda dari raut wajah nya. Dia nampak pucat dan itu sukses membuat ku panik.

Ku tempelkan punggung tangan ku tepat di dahi nya, dia demam... wanita ku badan nya panas sekali.

Aku segera bergegas ke dapur untuk mengambil baskom yang ku isi dengan air dingin. Lalu mencoba mencari kain untuk mengompres, semoga demam nya lekas turun.

Ku basahi kain dengan air yang sudah aku siapin tadi dan ku letak kan di dahi nya. Wajah nya pucat sekali dan bagaimana dia bisa begini padahal sepertinya dia baik-baik saja tadi.

Setengah jam aku mencoba mengompres dahi nya supaya panas tubuh nya segera turun. Tapi usaha ku tidak berhasil, demam nya masih sama belum turun sama sekali.

Yang aku ingat cara paling efektif untuk menurunkan demam adalah dengan mengompres seluruh tubuh dengan air dingin.

Segera ku buka baju yang di kenakan Ririz, dan berniat untuk mengompres badan nya. Begitu selesai melepas hem yang dia kenakan aku hanya bisa menelan ludah ku.

Dia benar-benar menggoda saat sedang demam seperti ini, pipi nya yang memerah bibirnya yang ranum membuat birahi ku naik di tambah dengan bentuk tubuh yang luar biasa indah.

Tuhan cobaan macam apa lagi ini? Kuat kan iman ku uhhh meski sebenarnya aku tidak kuat. Segera ku gelengkan kepala ku untuk menghilangkan pikiran mesum yang sebentar lagi bisa saja menguasai otak ku ini.

Beberapa kali aku menelan ludah ku sendiri setiap kali aku menyentuh tubuh nya. Tuhan ini benar-benar sangat menggoda, semoga aku kuat untuk menahan diri.

Aku tidak ingin di depak hanya karna memperkosa nya disini, secepat mungkin ku kompres dia dan memakaikan kembali pakaian nya.

Akhirnya aku kuat menahan diri, semalaman aku terjaga untuk mengganti kompres di dahi nya. Demam nya kian menurun hanya saja aku tidak tega menatapnya yang terlihat begitu pucat.

Aku peluk dia pelan sampe akhirnya aku sendiri ikut terlelap dalam diam. Aku hanya bisa berharap bahwa esok hari dia akan baik-baik saja.

Author's Pov

Matahari bersinar begitu terik menembus jendela kamar yang sudah tidak tertutup tirai. Selly terbangun karna silau nya sinar yang menembus masuk.

Ketika matanya sudah terbuka dengan sempurna dia menatap si pemilik senyum paling menawan. Seorang bidadari yang menyambut nya dengan senyuman yang begitu mempesona yang membuat nya ikut menarik sudut bibir nya keatas.

" Kupastikan bahwa aku akan jadi manusia paling bahagia jika setiap hari aku dapat menatap senyum itu " batin Selly.

Selly : " kamu sudah bangun lebih dulu di bandingkan aku, apakah tidur mu nyenyak semalaman?"
Ririz : " sangat nyenyak karna kamu menemani ku, berada di pelukan mu membuat ku tidur dengan nyenyak"
Selly : " benar kah?? Bagaimana apakah masih demam?"
Ririz : " karna mu demam ku udah turun makasih Selly uhhh jadi makin sayang deh. Baik banget sih mau ngerawat aku pas aku lagi sakit kek semalem"
Selly : " apapun buat kamu "

Senyum tak pernah luntur dari keduanya, lagi dan lagi rasa hangat menyelimuti hati Selly setiap kali berada dekat dengan Ririz.

" ku harap Tuhan tidak pernah mengambil mu dari hidup ku, ku harap Tuhan mau berbaik hati membiarkan mu terus berada di sisi ku. " batin Selly

Cinta tanpa harap ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang