Penyusup

36.4K 3.7K 156
                                    

Suasana di bursa Wallstreet riuh seperti biasa. Arus transaksi sedang menuju ke puncak sibuk di jam -menjelang istirahat. Beberapa pialang memantau pergerakan saham dengan saksama, sementara beberapa pegawai bursa lainnya bolak-balik membawa data yang dibutuhkan. Saham sebuah perusahaan software sedang menjadi primadona dan berada di puncak, saat mendadak layar-layar besar menjadi kosong. Monitor transaksi hanya memperlihatkan warna putih menyilaukan sebelum kemudian berganti dengan gambar animasi seekor laba-laba lucu yang turun dengan benang jaringnya. Semua yang ada menahan napas tegang. Ada apa ini?

Lalu tiba-tiba si laba-laba mengedip genit, dan kembali memanjat dengan benangnya, lalu layar monitor kembali memampangkan data transaksi. Sayang, kejadian yang hanya berlangsung selama lima detik itu meninggalkan dampak yang tidak ringan. Pergerakan saham kacau,dan basis data yang seharusnya sangat aman, dibobol dengan sukses oleh seorang peretas ulung. Black Widow.

********

Anthony mengetik dengan cepat sambil menikmati nasi uduk yang dibelinya dari Laras. Tadi saat Anthony baru datang, gadis mungil itu memang langsung menawarinya. Meski sedikit heran karena Laras masih harus berjualan nasi uduk sedangkan kekasihnya adalah pemilik perusahaan, tapi Anthony menepiskan pikiran itu dan langsung fokus pada beberapa hal yang terjadi selama dia sering menghabiskan waktu di luar kantor.

Namun, sebuah senyum geli muncul di bibirnya karena pikiran lucu yang terlintas begitu saja di otaknya. Pikiran tentang Laras dan Adrian, kakaknya.

Laras. Gadis mungil dengan rambut keriwil dan karakter polos yang dengan cepat memikat hatinya. Cara Laras memandang hidup membuat Anthony terpesona. Mengira pada akhirnya dia menemukan sosok yang bisa menjadi pelabuhan hatinya. Namun, secepat tumbuhnya, secepat itu pula perasaan itu mati saat mengetahui kalau Adrian sudah lebih dulu jatuh cinta pada Laras. Anthony sadar dia harus mundur sebelum benar-benar terbuai dalam keterpesonaannya.

Anthony bersyukur, dia tidak terlambat mengetahui hubungan mereka hingga dia tidak sempat menjadi pengganggu kisah cinta yang baru mulai. Yang lebih baiknya lagi adalah Laras bahkan belum sempat tahu apa-apa tentang perasaannya. Jadi, Anthony tidak harus merasa canggung saat berhadapan dengannya.

Di sisi lain, ada kekosongan yang kembali menguasai benaknya. Kekosongan yang tadinya telah begitu akrab dengan dirinya, tapi kali ini terasa lebih berat. Dia sadar, itu adalah rasa iri. Iri yang timbul karena pada akhirnya Adrian bisa merasakan kebahagiaan, tapi sejujurnya, Anthony juga menginginkan kebahagiaan seperti itu. Meski dia merasa tidak berhak.

Berat Anthony menghela napas. Beberapa hari telah lewat sejak dia mengetahui tentang Laras dan Adrian, dan masih saja belum bisa mengingat fakta itu tanpa terkekeh geli sekaligus miris. Sungguh lucu, Adrian yang kaku, dingin, dan kejam, malah jatuh cinta pada seorang gadis mungil yang pengetahuannya tentang hidup hanya sebatas pada apa yang dikatakan orangtuanya, dan apa yang dibacanya. Sementara pengalaman hidupnya bahkan tidak ada seujung kuku Adrian. Cinta memang tidak pernah melihat pada siapa dia akan berlabuh, dan kalimat itu jelas sangat sesuai dengan Adrian.

Lalu bagaimana dengan dirinya? Apakah menyukai perempuan yang tidak boleh disukainya akan selalu menjadi takdirnya?

Sebuah bunyi 'pop' di layar komputernya, membuat Anthony terenggut dari lamunan, dan tubuhnya menegak waspada. Diperhatikannya layar monitor yang kini berubah tampilan, memperlihatkan beberapa diagram dan gambar serupa games kuno Mario Bros yang terlihat sederhana jika orang lain yang melihat, tapi tidak di mata Anthony. Dia menyipit. Orang ini benar-benar cari mati karena pagi-pagi begini sudah kembali berusaha menembus pertahanan yang dibangunnya untuk melindungi beberapa data super rahasia milik perusahaan. Orang yang sama dengan yang dia deteksi beberapa hari belakangan ini. Ayu.

My Hand In YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang