Yemima dan Adrian - Wedding Day

23.6K 2.4K 110
                                    

Gadis mungil dengan pakaian ala princess Disney itu memiringkan kepalanya saat melihat pria jangkung dengan mata hijau mirip dengan miliknya dan milik papanya sedang bicara dengan Anthony. Saat itu adalah pesta pertunangan Anthony dan Anita, dan Yemima yang mulai bosan dan lelah sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mengamati semua yang hadir. Dia sudah sangat familiar dengan neneknya, Lestari, yang hari ini tampak cantik luar biasa. Dia juga sudah mengerti sendiri untuk tidak mendekati tantenya yang bernama Anastasia atau Tasha, karena tantenya itu tidak ramah sama sekali. Dia juga senang dengan kehadiran Eyang Uti Din dan Eyang Kakung Bono serta Aunty Ajeng yang cantik, tapi di antara semua yang hadir, sosok satu itu yang paling menarik perhatiannya. Adrian, pamannya.

Atas hidungnya berkerut, menandakan kalau dia sedang berpikir. Namun, belum selesai menuntaskan pikirannya, sosok yang dikenalnya tampak sedang berjalan ke arah Adrian, membuatnya langsung terlonjak gembira.

"Kakak Lalas!" teriaknya, lalu dengan gesit dia turun dari kursi khususnya dan berlari mendekati wanita berwajah manis dengan rambut keriwil itu. Wanita itu, Laras, langsung menoleh di tempatnya dan wajahnya cerah seketika.

"Mimu!" panggilnya. Lalu dengan gesit dia meraih tubuh mungil Yemima dan menggendongnya. Diayunnya tubuh mungil itu dengan gembira.

"Its not Mimu, its Mima." Yemima memprotes.

Laras tertawa. Dia mengguncang tubuh balita itu hingga Yemima kegirangan.

"Jangan terlalu banyak melonjak, Yayangnya Adrian, nanti kandungan kamu kenapa-napa." Sebuah suara dingin membuat Yemima menoleh. Paman mata hijau itu. Yemima kembali mengerutkan hidungnya.

"Mima kenapa?" Laras bertanya.

Yemima menunjuk pada Adrian. "Det angkel ... wit gelin ais...."

"Yes. That's Uncle Adrian. Your Uncle. What about Uncle Adrian?" Laras langsung merespons dengan bahasa Inggris juga, seperti yang diajarkan Anita.

Mulut Yemima mengerucut. "Galak," komentarnya pendek.

Beberapa saat hening, sebelum tawa Laras pecah membuatnya terguncang-guncang.

Adrian mengerutkan kening, menatap keponakannya tajam. "What did you say?" tanyanya tidak suka.

Yemima menatapnya polos dan berani. Membuat Adrian merasa seperti berhadapan dengan Anthony di waktu kecil. "Angkel galak. Cembelut telus." jawabnya.

Jawabannya didengar semua yang hadir di situ, membuat beberapa di antara mereka tertawa tertahan, sementara yang lain diam-diam tersenyum geli.

Adrian membungkukkan tubuhnya, dan mendekatkan wajahnya ke wajah Yemima. "Uncle is hungry, not cembelut," katanya.

Yemima menatap wajah pamannya yang begitu dekat. Hidungnya kembali berkerut melihat hidung Adrian yang betul-betul mancung. Spontan dia mengulurkan tangan menyentuh hidung itu, dan menekannya keras.

"Ouch!" Adrian berseru kaget.

Yemima mengernyit. "Angkel lebay," cibirnya. "Dets not helt."

Adrian mengedip cepat. Gadis kecil ini mengerikan. Betul-betul mirip Anthony padahal Anthony belum pernah mendidiknya. Bagaimana kalau Anthony sudah tahu tentang dia dari dulu? Pasti anak ini akan sama bencananya seperti Anthony!

Tawa Laras yang berderai membuat Adrian makin cemberut. Yemima sukses membuatnya terlihat konyol.

**********************************
Yemima menggandeng tangan ayahnya, dan tidak berhenti sebelum sampai di depan sebuah pintu.

My Hand In YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang