Curhat Dewi

15.2K 2.1K 80
                                    

"Jadi kalian...."

Anita mengangguk. "Hari terakhir aku berhubungan dengan Mas Samudra adalah hari kematian Ibuku. Dan sejak itu semua selesai...."

Saat itu Anita dan Dewi duduk di sebuah restoran di depan rumah sakit tempat Samudra dirawat. Dewi pun akhirnya tahu kalau Anita dan Samudra sudah lama tidak menjalin hubungan lagi. Tapi ... ada pertanyaan di benak Dewi, kenapa Samudra tetap bersikap dingin kepadanya?

"Mbak Dewi." Anita memanggil, membuat Dewi menatapnya. Wajah Anita penuh kesungguhan saat bicara. "Aku tidak akan meminta maaf pada Mbak Dewi untuk apa yang kulakukan, karena aku tahu aku tidak pantas mendapatkan maaf Mbak Dewi. Dulu kupikir, aku tidak bersalah, karena toh aku juga tidak mau jatuh cinta pada orang yang salah, jadi kenapa harus menjadi kesalahanku kalau itu terjadi? Itulah yang kupikirkan dulu. Tapi .... Kematian Mama membuatku sadar, betapa besar luka yang aku berikan pada Mbak Dewi. Dan itu membuat aku tidak berani berharap Mbak Dewi akan memaafkan aku. Tapi ... aku ingin Mbak Dewi tahu kalau aku sangat menyesal."

Dewi tersenyum pahit. "Rumah tangga kami sudah hancur sebelum kamu masuk dalam kehidupan kami, Anita. Dan itu bukan sepenuhnya kesalahan Sam. Malah mungkin ... aku juga berperan besar membuatnya berpaling padamu," katanya dengan nada getir.

"Mbak...."

Dewi menatapnya, ada kilau bening air mata di mata indah mantan model terkenal itu, saat dia kembali bicara. "Izinkan aku menceritakan sesuatu, Anita. Aku dan Sam tidak pernah direstui oleh ibunya Sam. Profesiku sebagai model membuatnya berpikir kalau aku bukan perempuan baik-baik. Dan karena Sam tetap menikahiku juga, ibunya jatuh sakit. Bertahun-tahun kondisinya tidak pernah kembali pulih. Dia menganggapku sebagai noda dalam hidup Sam, dan aku hanya bisa membencinya dalam diam karena itu. Perempuan tua itu begitu jahat padaku, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa, karena dia mertuaku. Sampai ... suatu hari. Aku tahu kalau aku hamil. Aku panik. Aku baru saja menandatangani sebuah kontrak eksklusif, dan aku tidak bisa hamil selama masa kontrak. Jadi aku diam saja, tidak mengatakan pada Sam soal kehamilanku." Dia menarik napas sesaat sebelum meneruskan.

"Tapi kemudian bencana itu terjadi. Ibunya Sam masuk rumah sakit karena serangan jantung, sementara aku sedang ada pemotretan di daerah Puncak. Salah satu pose yang diambil adalah di atas jembatan gantung yang khusus dibuat untuk keperluan foto, tapi ... kecelakaan itu terjadi. Aku terjatuh karena jembatan gantung yang putus dan mengalami pendarahan. Aku dibawa ke rumah sakit oleh kru, bersamaan dengan ibunda Sam yang harus menjalani operasi bypass. Tapi sebagai istri, aku berkeras untuk bisa ditemani oleh suamiku. Aku tidak mau peduli dengan mertuaku yang sekarat. Well ... aku tidak tahu kalau dia sekarat, jadi aku memaksa Sam untuk datang, dan saat itulah kami menyadari kalau bayi kami sudah tidak ada."

"Kecelakaan itu melukai rahimku sedemian rupa, aku divonis sulit untuk bisa punya anak lagi. Tepat di waktu bersamaan, Sam mendapat kabar kalau ibunya meninggal karena pendarahan yang terjadi mendadak, dan dia butuh donor darah dari Sam yang sedang bersamaku. Sejak saat itu semua berubah. Aku selalu bisa merasakan tatapannya yang menyalahkanku. Dia makin dingin, dan lalu ... kamu datang. Saat aku tahu Sam mencintaimu, aku pun pasrah. Aku tahu aku tidak berhak protes, karena aku sudah melukainya sedemikan dalam. Karena aku, dia kehilangan anak dan juga ibunya." Dewi menghapus air matanya dengan tisu, sementara Anita termangu mendengar ceritanya.

Anita menatap Dewi dengan perasaan teriris. Kasihan sekali wanita di depannya ini. Beban yang ditanggungnya begitu besar, hingga akhirnya tertumpah justru di hadapan Anita, wanita yang nota bene adalah mantan saingannya. Saat itu Dewi meletakkan tangannya di jemari Anita.

"Aku sangat mencintai Sam, tapi aku tahu aku tidak bisa memaksanya untuk tetap bersamaku. Jadi ... aku izinkan kamu untuk menggantikan aku, Anita. Karena aku tahu, kamu adalah wanita terbaik yang bisa didapatkan oleh Sam. Aku...."

My Hand In YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang