Keterbukaan dan Keberuntungan

18.7K 2.2K 42
                                    

Pagi!

Mau numpang promo dikit ah, Yemima buka PO 2 yah, yang kemaren ketinggalan, boleh hubungi olshop2 yang tercantum di lapak Yemima dan Yemima-Toby.

Ini gambarnya:

For now, enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

For now, enjoy.

********

Samudra tersenyum lebar saat melihat kedatangan Anita, tapi senyum itu menghilang dan berganti dengan senyum maklum saat melihat siapa yang ada di sebelah Anita. Anthony berjalan di sisi Anita dengan lengan yang posesif melingkari pinggangnya.

"Mas Sam, maaf terlambat. Mbak Dewinya mana?" Anita langsung bertanya saat sudah tiba di meja Samudra.

Samudra memperhatikan lengan Anthony di pinggang Anita. "Dewi barusan ke toilet sebentar. Duduk dulu deh, Pak Anthony juga," katanya.

Anita tersenyum, lalu duduk di kursi yang ditarikan oleh Anthony. Sam melihat pada tangan Anthony yang langsung menggenggam jemari Anita. Posesif sekali, komentarnya dalam hati. Namun, dia tidak menyalahkan pria indo itu. Wanita seperti Anita memang harus dijaga sepenuh hati.

"Maaf, ya. Meminta kalian datang dengan mendadak. Tapi, aku dan Dewi cuma ingin mengucapkan terima kasih untuk semua yang sudah kalian lakukan untuk kami." Samudra memulai sambil menggosok-gosok kedua telapak tangannya.

"Sebetulnya ucapan terima kasihnya cukup lewat telepon atau kartu saja, kok." Anthony berkata tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Anita, hingga dia tidak waspada ketika Anita meremas jemarinya dengan keras, membuatnya mengernyit kesakitan.

"Betul, Mas Sam. Lagian ... kayaknya kita enggak ngasih bantuan apa-apa, deh." Anita berkata tidak enak hati.

Samudra tersenyum. "Kamu bantu supaya kesalahpahaman antara aku dan Dewi selesai, dan Pak Anthony membantu agar masalah kecelakaan yang melibatkan aku juga selesai. Aku rasa aku harus berterima kasih. Karena kalau tidak, mungkin aku merasakan penjara lebih lama," katanya.

Saat itu Anita merasakan sentuhan di bahunya, dan saat dia menoleh, dia melihat wajah cantik Dewi yang tersenyum padanya.

"Hai, Nita." Dewi menyapa sambil menunduk untuk bercipika-cipiki.

"Mbak Dewi," Anita menyahut, dan ikut tersenyum.

Dewi menatap Anthony, lalu mengulurkan tangannya untuk berjabatan. "Hai, saya Dewi. Anda calon suaminya Anita?"

Anthony menjabat tangannya sambil tersenyum. "Betul," jawabnya.

Dewi mengedipkan mata pada Anita, lalu memberikan isyarat dengan bibirnya, "Good catch!"

Anita tersipu, tapi Anthony yang melihat itu langsung menoleh ke arah Anita dan tersenyum pongah. Anita jadi gemas dan kembali meremas jemarinya. Membuat dia meringis menahan sakit.

Dewi duduk di sebelah Samudra, lalu meraih lengannya. Sebuah senyum lebar terulas di bibirnya. "Nita, kami sudah membatalkan perceraian kami, dan besok kami akan berangkat ke Sydney karena Samudra akan meneruskan S2 di sana," Dewi berkata riang.

My Hand In YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang