Di hari libur seperti ini, Thea hanya bisa berdiam diri di dalam kamar ditemani ponsel dan power bank. Seharian di kamar yang fasilitas nya lengkap tanpa diganggu rasanya sudah seperti surga dunia bagi anak remaja seperti Thea.
Bahkan untuk makan saja harus diingatkan. Memang ya, pengaruh ponsel sangat kuat. Bisa melupakan semua nya. Andai dengan ponsel move on jadi lebih cepat, mungkin semua orang seharian membuka ponsel.
Tok...Tok...Tok
"Masuk!" suruh Thea tanpa berpindah posisi dari kasurnya.
"Kamu ga makan, The? Mama masak tuh!" tanya Mamanya dari balik pintu.
"Masak apa, Ma?"
"Sop jamur kesukaan kamu."
"Iya, nanti Thea ke bawah."
"Awas sampe ga ke bawah!" ancam Mama nya yang tidak terima kalau masakannya tidak ada yang makan.
"Iya-iya."
Bukan nya segera ke bawah, melainkan Thea melanjutkan acara baring-baring di atas kasur. Nyatanya, gravitasi kasur lebih kuat ya.
I like me better when i'm with you...
I like me better when i'm with you...Lagu berjudul 'I Like Me Better' yang dinyanyikan oleh Lauv berkumandang dari ponselnya. Penanda sambungan telepon masuk. Thea mengangkat panggilan tersebut dan menempelkan ponselnya di telinga.
"Halo, ada apa?"
"Sibuk?"
"Engga, kenapa?"
"Keluar bisa?"
"Bisa."
"Gua tunggu di kafe biasa ya, perlu gua jemput?"
"Oh okey. Gua bisa ke sana sendiri. See you!"
Thea memutus sambungan telepon dan segera membuka lemari untuk mengganti pakaian hari-harinya. Thea mengambil kaos pink serta hoodie putih untuk ia pakai saat ini.
Setelah itu, ia menyambar kunci mobil yang tergantung di samping pintu kamarnya. Thea menuruni anak tangga dengan semangatnya karena akan bertemu dengan James di salah satu kafe yang sudah lama tak mereka kunjungi bersama.
"Mah, Thea pergi dulu ya, ada urusan," pamit Thea tanpa menghiraukan jawaban Mamanya.
"Hati-hati! Jangan pulang malem!"
Thea mengeluarkan mobilnya dari dalam garasi dan segera menuju kafe yang James maksud.
➖
Setelah sampai, Thea belum mendapati keberadaan James di sana. Ia memutuskan untuk duduk di salah satu sofa berwarna cokelat yang ada di sudut kafe.
Thea hanya terdiam sembari melihat nuansa kafe yang dari dulu sampai sekarang masih sama saja. Seakan kenangan dirinya bersama kedua sahabatnya terulang di tempat ini.
Tempat yang biasanya dijadikan tempat nongkrong Adam, James dan Thea. Kadang, mereka bolos jam pelajaran hanya karena ingin mendapatkan diskon di jam tertentu. Di tempat ini, pertemuan terakhir James, Adam, dan Thea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam dan Audrey
Teen Fiction[n e w v e r s i o n] Seorang gadis yang trauma akan masalah cintanya yang dulu, dan tidak pernah berani untuk membuka hati lagi. Ia pikir, semua lelaki itu sama saja. Ujung-ujungnya akan meninggalkan. Inilah alasan mengapa ia menjadi gadis yang...