Adam
"Hey!" sapa Audrey.
"Ngapain?" tanya Audrey sambil menduduki ayunan di sebelah Adam.
"Oh tadi gua abis nganterin gitar lu, terus ga sengaja lewat taman ini, yaudah deh gua ke sini dulu."
"Tuhkan bener! Mobil yang tadi tuh mobil temen lu." sosor David.
"Emang kenapa?" tanya Adam yang tak sengaja mendengar David berbisik pelan.
"Gapapa sih. By the way itu mobil lo?" tanya David yang masih saja penasaran tentang mobil.
Adam mengangkat kedua alisnya sebagai jawaban.
Mengingat kejadian yang kemarin, Adam merasa bersalah sudah melawan Ayahnya. Dan sekarang, harta yang diberikan oleh Ayahnya ia pakai dengan mudah dan tanpa larangan. Sementara ia sudah melawan Ayahnya dengan hebat kemarin. Sungguhlah, dia anak durhaka.
"Gua balik ya, bye!" pamit Adam dengan diiringi lari kecil menuju mobilnya. Mobilnya pun berjalan pelan dan meninggalkan taman menyisakan David dan Audrey.
"Lu ngapain sih nanya hal ga penting kaya gitu?!" tanya Audrey kesal.
"Ya emang kenapa? Kan cuma nanya."
"Lu ga liat ekspresi dia? Abis lu nanya kaya gitu, dia langsung bete! Lo sih! Gajadi ngobrol kan gue!" dumel Audrey tak habis-habis.
➿➿➿
Adam membuka galeri dan melihat foto-foto lama keluarganya. Terlihat foto keluarga kecil mereka yang dihiasi senyuman bahagia tanpa adanya beban. Keluarga normal yang masih bersatu.
Kangen.
Namun, saat Adam melihat foto selanjutnya, terlihat dahinya yang diplester, dan telapak tangan Edwin yang diperban, sementara Mata Mamanya yang merah. Adam mencoba untuk mengingat kapan foto ini dilaksanakan.
Ia teringat, waktu itu ada acara keluarga besar dan di situ setiap keluarga berfoto dengan anggotanya yang lengkap. Namun tidak dengan keluarga kecil miliknya.
Di foto ini, Ayahnya selalu bertengkar dengan Mamanya. Luka yang ada pada Adam dan Edwin menjadi bukti kekerasan yang pernah terjadi. Bisa dibilang, kakak-adik ini menjadi pelampiasan kedua orangtuanya saat sedang bertengkar.
"Hey!"
"Ngapain?"
"Oh tadi gua abis nganterin gitar lu, terus ga sengaja lewat taman ini, yaudah deh gua ke sini dulu."
"Tuhkan bener! Mobil yang tadi tuh mobil temen lu."
"Emang kenapa?"
"Gapapa sih. By the way itu mobil lo?"
"Gua balik ya, bye!"
Adam menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil ia meratapi semua kejadian pada dirinya sendiri. Ia ingin mencurahkan semuanya tapi tak tau ke siapa, karena pasti tidak akan ada orang yang bisa mengerti.
Rasa sedih karena harus menyaksikan ketidakharmonisan rumah tangga orangtua menjadi hal yang paling menyedihkan bagi Adam. Seharusnya di saat itu ia bahagia dengan keluarganya.
Seperti keluarga lain yang menghabiskan masa kecil dengan berbahagia. Namun tidak dengan Adam. Di masa ia kecil, ia hanya melihat pertengkaran yang terjadi dan terkadang Adam dan Edwin menjadi korban kekerasan sang Ayah.
Air mata terus mengalir dari pelupuk matanya yang tak kunjung henti.
"KENAPA HARUS GUE?!!" teriak Adam di dalam mobil, dengan tangan memukul setir di hadapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam dan Audrey
Teen Fiction[n e w v e r s i o n] Seorang gadis yang trauma akan masalah cintanya yang dulu, dan tidak pernah berani untuk membuka hati lagi. Ia pikir, semua lelaki itu sama saja. Ujung-ujungnya akan meninggalkan. Inilah alasan mengapa ia menjadi gadis yang...