Gucci gang... Gucci gang
Saat James sedang mengendarai mobilnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi, membuat Thea dan James menoleh ke sumber suara.
Tanpa melihat siapa yang menelpon dirinya, James langsung mengangkat nya saja.
"Lu di mana?" tanya si penelpon, tanpa melihat namannya pun James sudah tau siapa pemilik suara ini.
"Lagi jalan pulang, kenapa?"
"Thea dicariin Mamanya, kenapa jam segini belom pulang. Si Thea ditelpon gak bisa-bisa, lagi ngapain sih?"
"Tadi abis ke kafe, ini lagi di jalan juga. HP dia mati kali."
"Udah tau Thea takut sama petir, berani-beraninya lu ngajak dia keluar pas hujan. Gausah kebanyakan alasan, cepet bawa dia pulang. Kalo ga gua yang jemput dia ke sana." celoteh Adam dari balik sambungan telepon.
"Ini udah di jalan kok, tenang aja sih."
"Cepet!"
"Iya Adam yang tampaaaan!!"
James memutus sambungan teleponnya, dan meletakan ponselnya di dalam kantong. Jarak yang ditempuh masih cukup jauh, jadi membutuhkan waktu yang lama untuk sampai rumah Thea.
"Kenapa?" tanya Thea.
"Mama nyariin. Katanya ditelpon gabisa. Jadi Adam disuruh nyariin."
"Ooh, iya nih, HP nya mati."
Hujan terus mengguyur tanpa jeda. Bahkan semakin deras. Kadang gemuruh petir barsautan di atas langit. Membuat Thea sedikit takut akan hal itu. Namun James memutar lagu dengan volume cukup kencang, mereda suara petir agar tidak terlalu terdengar.
James memikirkan ucapan Adam kemarin. Hatinya terus mempetimbangkan akibat nya jika ia melakukan hal disuruh Adam. Tapi James sendiri sudah tidak tahan menahan rasa ini. Mengingat sudah bertahun-tahun rasa ini ada. Tapi tak kunjung tersampaikan.
"Lu kenapa sih? Kaya gelisah gitu," tanya Thea saat mendapati wajah James sedikit gelisah.
"Hmmm... Gimana ya, gua mau cerita tapi takut."
"Cerita aja kali! Kayak sama siapa aja!"
Hanya mengungkapkan rasa, masalah diterima atau tidak itu belakangan. Yang penting hati sudah lega.
Sekiranya perkataan itu yang terus mengudara di pikiran James. Memang ada benarnya perkataan itu, tapi percayalah, itu tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi, itu kan prinsip Adam. Kalau Adam berprinsip seperti itu sih wajar saja.
Ah! Yang penting hati gue lega lah!
"Gua sayang sama lu, The." ucap James lancar. Membuat Thea menoleh kaget akan ucapan itu.
James yang sembari fokus pada setirnya, berusaha tetap melanjutkan isi hatinya. "Sebenernya ini udah lama, bahkan sebelum lu ada rasa sama Adam."
"Kenapa lu gak bilang?"
"Karena gua berpikir, lu bakal jadi sama Adam. Ditambah lagi, waktu itu gua pindah ke Amerika."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam dan Audrey
Novela Juvenil[n e w v e r s i o n] Seorang gadis yang trauma akan masalah cintanya yang dulu, dan tidak pernah berani untuk membuka hati lagi. Ia pikir, semua lelaki itu sama saja. Ujung-ujungnya akan meninggalkan. Inilah alasan mengapa ia menjadi gadis yang...