Pagi menjelang, cahaya yang menerobos tirai kamar Adam berhasil membuatnya membuka matanya perlahan.
"Hoaaamm!" uapnya di pagi itu.
Dengan sangat malas ia memasuki kamar mandi. Ia memakai seragam yang seharusnya, dan membiarkan rambut gondrongnya itu tak tertata rapi. Setelah semua siap ia pun ke bawah.
"Eh, gua minjem mobil kek!" pinta Edwin yang sudah berdiri di anak tangga paling bawah.
"Buat apa?"
"Mobil gua masuk bengkel, jadi hari ini gua minjem mobil lu dulu."
"Gak!" ketus Adam lalu berjalan ke garasi dan diikuti oleh Edwin di belakangnya.
"Adik gua pelit bangettt! Gua minjem mobil lu sehari doang." pinta Edwin memelas.
"Gua aja yang punya masih naik motor, lah lu? Mobil bagus-bagus bukannya dirawat malah dimasukin ke bengkel," sindir Adam yang kini sudah duduk di atas motornya.
"Minjem kek! Pelit najis." rengek Edwin.
"Kunci mobilnya aja gua gatau di mana."
"Dih! Lu kemanain tuh kunci mobil?! Percuma mobil mahal kalo ga ada kuncinya," ucap Edwin mulai kesal.
"Biarin lah kuncinya ilang! Biar ga dipinjemin sama lu."
"Lama lu! Udahlah cepetan pinjemin mobilnya, gua ada kelas pagi nih!"
"Isiin bensin nya sampe full!" pinta Adam memaksa.
"Iya-iya"
"Jangan lecet, jangan kotor, jangan ada barang yang kegeser di dalam mobil, jangan dibawa ngebut, pokoknya kalo sampe ada yang berubah, leher lu gua cekek!" ingat Adam dengan tatapan sinisnya.
"Adik macem apa sih lu? Udah cepetan mana kuncinya?"
"Di laci putih nomor dua. Kalo udah kamar gua kunci lagi!"
Dengan senang Edwin berlari kecil ke dalam rumah. Sementara Adam menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
Adam tak langsung ke sekolah, ia menyempatkan diri untuk menjemput Audrey. Kebetulan rumah Audrey searah ke sekolah. Jadi, sekalian saja.
➖
Sesampainya di depan rumah Audrey, terlihat Audrey yang sudah berdiri di depan gerbang rumahnya.
"Lho kok jemput?" tanya Audrey heran.
"Cepet, naik!"
Audrey melihat kakaknya yang juga sudah siap mengantarkan nya ke sekolah, tapi tiba-tiba Adam menjemputnya.
"Dav, gua ama Adam aja. Maaf ya, hehe."
"Dih! Gua udah bangun pagi-pagi, malah ga jadi nganter! Ngeselin banget sih! Kalo tau kaya gini gua tidur!" dumel David kesal.
"Maaf ga David yang ketampanannya mengalahkan Shawn Mendes. Udah ya, bye! Muah!" pamit Audrey dengan tangan yang melambai seakan-akan tidak ada salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam dan Audrey
Teen Fiction[n e w v e r s i o n] Seorang gadis yang trauma akan masalah cintanya yang dulu, dan tidak pernah berani untuk membuka hati lagi. Ia pikir, semua lelaki itu sama saja. Ujung-ujungnya akan meninggalkan. Inilah alasan mengapa ia menjadi gadis yang...