Melihat balasan dari Adam, membuat senyum Audrey mengembang. Padahal isi pesan nya biasa saja.
adamemerson
Iya, Drey.adamemerson
Sorry, baru balesadamemerson
Malam ini bisa keluar ga?adamemerson
Nyari makan barengadamemerson
Oh lu udah tidur ya?adamemerson
Yaudah deh, night ya.Sekiranya itu text yang terus terbayang di pikiran Audrey. Karena ponsel nya sempat diumpetin oleh David, alhasil Adam berpikiran dirinya sudah tidur. Padahal belum. Dasar David!
"AUDREEEEEEEEYYYYYYY!" teriak David dari balik pintu yang terkunci.
"Berisik lo! Cabut sana!" Nyatanya Audrey sudah bangun sebelum teriakan maut David berkumandang.
Mengenakan seragam dengan sangat rapi dan membenahkan dirinya, adalah rutinitas yang harus dilakukan sebelum berangkat ke sekolah. Setelah semua siap, ia pun ke bawah menghampiri meja makan yang hanya tersedia roti bakar.
"Kamu ga sarapan?" tanya Mama nya saat mendapati Audrey lari terbirit-birit.
"Gasempet nih, soalnya upacara."
Audrey pun mencium punggung tangan kedua orang tuanya, lalu menghampiri David yang sibuk dengan motornya.
"Ayo anterin gua!"
"Gak, gabisa! Gua ada kelas pagi!" tolak David seperti tak punya hati.
Audrey menekuk wajahnya, mengingat kejadian semalam membuat dirinya sangat sebal dengan David. Namun karena ia butuh, terpaksa ia memohon pada kakak yang menyebalkan ini
"Pacar apa pacar tuh? Gapernah ngejemput." sindir David dengan cengiran.
"Bicik!"
"HAHAHA! Yaudah ayo naek!"
David memang sangat sayang dengan Audrey. Mungkin kebanyakan orang yang belum tau mereka ini adik-kakak, pasti akan berpikir mereka sepasang kekasih, karena mereka sangat dekat.
➖
Sesampainya di sekolah, Audrey pun turun dari motor. "Thanks!" ujar Audrey singkat. Intinya ia masih sebal dengan David!
"Love you too my sister." Tak memperdulikan kondisi hati sang adik, David masih saja menggoda adiknya untuk tersenyum.
Audrey berjalan menghampiri kelasnya yang sudah setengah ramai. "Hey Drey!" sapa Vallerie yang sudah ada di dalam kelas.
"Anterin gua ke bawah yuk!" pinta Vallerie saat Audrey baru meletakan tasnya.
"Ngapain?"
"Beli dasi." jawab Vallerie. Hal itu sudah pasti terjadi jika sudah melewati hari libur. Ada yang dasi hilang, sabuk hilang, untuk harga diri ga hilang. Eh
Mereka pun turun menuju koperasi di lantai dasar. Namun saat ingin menuju koperasi langkah mereka terhenti saat melihat seorang pria tampan dengan tas yang hanya digantungkan di sebelah pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam dan Audrey
Teen Fiction[n e w v e r s i o n] Seorang gadis yang trauma akan masalah cintanya yang dulu, dan tidak pernah berani untuk membuka hati lagi. Ia pikir, semua lelaki itu sama saja. Ujung-ujungnya akan meninggalkan. Inilah alasan mengapa ia menjadi gadis yang...