chapter34

1.9K 63 0
                                    

Prilly menghapus air matanya dan ia mulai beranjak dan berdiri dengan tegak kakinya melangkah dan ia melihat dirinya dipantulan cermin prilly tersenyum miris menatap dirinya yang terkesan sangat buruk.

"Orang bilang didalam tangisan pasti akan ada kebahagiaan kelak dan kuharap kebahagiaan itu akan datang dan aku akan menunggu disaat kamu nanti akan memelukku dengan senangnya dan menangis aku akan bahagia kak hanya kebahagiaan yang aku harapkan padamu aku akan menunggu hari itu walau kini aku akan menjalankan nya dengan lapang dada dan dengan senyuman hanya itu yang aku bisa kak semoga penantianku akan hadir nanti"ucap prilly dan ia terngiang dimana pada saat itu ia bahagia walau itu yang terakhir.

********************************

Prilly terdiam menatap pemandangan yang membuat hatinya menjadi sesak ia mengatur nafasnya yang terasa tercekat dan berusaha tersenyum kakinya melangkah kedapur untuk membuatkan ali kopi walau itu tak diminta.

Tak butuh waktu lama ia sudah memegang secangkir kopi dan kakinya mulai bergerak walau itu sulit ia tetap tersenyum saat ia sudah berada dihadapan ali dan membungkuk walau itu sulit karna perutnya yang membesar.

Ali menatap prilly dalam walau itu hanya sesaat setelah itu menatapnya dengan pandangan datar dan dingin memeluk tubuh amie istriny didepan prilly dan itu sukses membuat prilly sakit hati apa ali amie menyenderkan kepalanya didada milik ali.

Prilly menatap ali dan amie nanar dan setelah itu menatap ali dalm walau ali tau disana dimana coklat teduh milik prilly terdapat siratan kekecewaan tapi ali hanya menatap prilly datar tak menunjukkan perasaan iba sedikitpun walau dengan kondisi prilly yang sedang hamil pun ali sudah tak mementingkannya.

Prilly berjalan dengan cepat meninggalkan senyuman terlukanya pada saat ali menatapnya dan setelah itu i bertekat menggunkan tangga walau ad lift di rumah mewahnya.

Prilly membanting pintu kamarnya yang terdapat dilantai tiga paling atas.

Air mata tiba tiba turun dan ia menumpahkannya dengan posisi duduk menekuk lututnya dan itu membuat perutnya tergempet kaki prilly tapi prilly tak menghiraukannya rasa sakit diperutnya mengalahkan rasa sakit dihatinya.

"Walau aku tau kamu itu milikku dengan adanya anak ini dan kenapa kamu tak membunuhku saja jika memang rencanamu untuk memaduku ali kenapa apa aku ini sudah tak berharga lagi dibandingkan mbak amie yang notabenya sahabatku walau itu dulu dan kini aku tak percaya dan kuyakini kalau semua sahabat itu penghianat aku membencimu dan amie tapi kenapa hati ini harus memilih untuk tetap disini walau aku tau ini sangatlah menyakitkan bagiku kenapa ali kenapa seharusnya kamu membunuhku aku benci sama kamu tapi saat aku ingin membencimu kenapa malah aku lebih mencintaimu ali ku mohon jangan lakukan ini lagi aku sudah tak sanggup"lirih prilly.prilly mulai menatap langit langit kamarnya dan menatap sendu.

"Buat apa aku tinggal disini jika aku harus dihianati dan harus makan hati tapi kenapa kenapa aku gak bisa pergi dari kamu kenapa ali"lanjut prilly.

Disana diambang pintu ali mendengar semua keluhan prilly walau hatinya tak menginginkan itu tapi ntah kenapa dia merasa iba pada prilly tapi semuanya sudah terlanjur amie kini sedang mengandung dan itu anaknya ali hanya bisa pasrah pada tuhan.

"Maaf"batin ali menatap prilly dalam dengan pandangan sendunya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Salam untuk semuanya.

Velieyasyah.

lepaskan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang