KETIKA langit malam berubah pekat karena mendung. Langkah gadis berseragam batik terlihat tergesa-gesa, karena jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam. Yang artinya, jam malam asrama akan berakhir.Gadis itu mengeratkan pegangan pada tas ransel sembari memelankan langkah ketika gedung asrama mulai terlihat. Sambil mengusap kening yang membuat poninya bergerak, cewek itu langsung berhenti melangkah ketika seseorang menghadang jalannya.
Dengan bau alkohol yang menyengat dan tubuh sempoyongan. Laki-laki itu berusaha berdiri tegap dihadapan gadis bersurai panjang itu.
“Lo...” jari telunjuk cowok itu terancungkan kewajah gadis didepannya. “Lo emang cantik.”
Gadis itu mengernyit heran, kakinya masih diam ditempat. Tidak berniat menjauh ataupun pergi.
“Tapi kenapa lo tega buat gue jadi Idiot Aksara, hah?!” teriak cowok itu frustasi.
Gadis itu menghela napas, malas dan jengah.
“Gue tau, gue emang gak ganteng. Tapi, gue tulus. Tapi kenapa?! Kenapa lo tolak gue!” cowok itu makin menggila, membuat gadis itu muak karena cowok menyedihkan dihadapannya itu.
“Gue minta maaf kalo emang gue udah tolak lo, tapi asal lo tau, gue gak tau kenapa lo bisa jadi Idiot Aksara sekarang.” ujar cewek itu mengernyit tak suka.
“Lo yang dapet surat itu! Dan pasti lo yang nyebarin surat itu!”
Gadis itu menutup hidungnya dengan tangan ketika cowok itu kembali berteriak.
“Mungkin ada orang yang nemuin dikotak sampah waktu -”
“Jadi lo buang surat gue kekotak sampah?!” kilah cowok itu lebih dulu.
Gadis itu menatap laki-laki dihadapannya miris. “Lo itu menyedihkan banget sih.”
Laki-laki yang masih dalam kondisi mabuk itu mengucek-ngucek matanya, berusaha menyadarkan diri dari alkohol yang menguasai dirinya malam itu.
“Oke!” kata laki-laki itu menghentakan kaki kanannya. “Lo tolak gue? Fine. Tapi gue mohon,”
Gadis dihadapannya itu menaikan sebelah alis menunggu kalimat yang akan disampaikan oleh laki-laki menyedihkan itu.
“Jangan kasih tau siapa-siapa kalo gue si Idiot Aksara?!”
Gadis itu mendengus kecil, lalu mendorong tubuh cowok itu agar menyingkir dari jalannya.
“Fine.” kata cewek itu sebelum pergi dari situ.
Gadis itu memilih melangkah lebih dulu, namun sebelum langkah gadis itu benar-benar menjauh. Ia menoleh kebelakang. Melihat tubuh yang terkapar karena mabuk dan didorong gadis itu tadi.
“Menyedihkan!” decihnya sebelum benar-benar pergi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Shooting Star
Teen FictionIni tentang Rasha dan Bintang. Rasha Sasikarani. Dan, Bintang Rakandika. Rasha yang cantik, angkuh, sombong, dan keras kepala. Juga, Bintang yang lucu, tidak sombong dan cukup menyenangkan walaupun terkadang emosinya sulit dikontrol. Rasha adalah ga...