SS :: 24

868 47 1
                                    

  • Flashback •

SATU tahun yang lalu.

Cantik.

Hanya satu kata yang selalu muncul dalam benak Bintang ketika melihat gadis penyendiri didepannya, melangkah tenang dengan catatan biru didekapannya.

Bintang selalu bangun pagi hanya untuk mengikuti gadis yang hari ini rambutnya di ikat satu.

Rasha Sasikarani.

Siapa yang tidak mengenalnya? Dia, gadis paling cantik diasrama dan disekolah, maybe, itu pemikiran berlebihan Bintang. Tetapi, tak jarang, banyak laki-laki yang mengakui seperti itu. Dengan wajah mungil walaupun beraksen garang, Rasha menjadi cantik dengan ciri khasnya sendiri. Dia tinggi, poin paling utama yang disukai banyak laki-laki, rambutnya panjang dan berwarna hitam legam. Indah dipandang.

Bintang tersenyum tipis, lalu melangkah lebih cepat untuk memasuki kelas yang sama dengan Rasha yang sudah duduk dikursinya.

Kursi paling pojok didalam kelas, dan dia sendiri. Tidak ada yang ingin duduk dengan Rasha karena gadis itu sangat jutek dan angkuh.

Bintang melirik ponsel yang sudah ia letakan diatas meja, pesan dari Revan baru saja masuk. Bintang mengusap layar lockscreen nya dan membuka pop up pesan dari Revan.

Revan : lo dimana anjing, fd gua kebawa lu kagak, gua mau print tugas bahasa inggris

Bintang mengernyit kecil, lalu membalas pesan itu dengan cepat.

Bintang : gue dikelas

Revan : tai boong banget

Revan : ngapain lo pagi pagi disekolah, piket?

Bintang : yaelah percuma lo sekolah bayar kalo masi piket

Revan : bacot

Revan : dimana lo, pap

Bintang menggaruk belakang kepalanya, dengan ogah-ogahan, ia selfie didalam kelas dan mengirimnya pada Revan. Tak lama dari itu, Revan kembali membalas.

Revan : oke otw

Bintang : kemana?

Revan : kelas lah

Bintang : ngapain?

Revan : bokerrr

Revan : ya ambil flashdisk lah bambanggg

Bintang : bego

Bintang : fd nggak di gue

Revan : lah disiapa?

Bintang : putri

Revan : si bangsat

Revan : tau gitu knpa gue sudi liat foto sok imut lo, najisun

Bintang : lo sendiri yg nyuruh pap

Revan : bacot

Bintang berdecak kecil, lalu melihat foto selfie yang ia kirim pada Revan. Setelah mengamati selama 5 detik, ia baru sadar jika gadis yang tengah menulis sesuatu dibangku belakang ikut kefoto. Bintang tersenyum lebar, lalu mengusap foto itu dan kembali meletakan ponsel diatas meja.

Bintang melirik kebelakang, Rasha masih duduk disana dengan tenang. Mengerjakan sesuatu sambil beberapa kali menarik sejumput rambut kebelakang telinga yang menghalangi penglihatannya. Bintang tersenyum tipis, memperhatikan Rasha secara diam-diam selalu ia lakukan setiap hari dan setiap kali.

Shooting StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang