• Bertengkar (lagi) •
BESOKNYA, Bintang langsung berangkat kesekolah dan membuat sekolah gempar dengan bisik-bisik nama Bintang disetiap sudut kelompok gosip.
Bintang Rakandika, laki-laki yang dikenal sebagai pembenci Rasha menyelamatkan Rasha dari Gilang. Dan, foto Bintang dengan Rasha kemarin saat berlari dan berpegangan tangan menyebar keseluruh sekolah karena ada yang meng-upload nya diblog sekolah. Bukan hanya itu, banyak yang membuat rumor makin berbobot dengan disangkut pautkan kejadian mereka saat tertinggal bus dan tersesat berdua semakin membuat rumor itu menarik.
Ketika Bintang memasuki kelas, bisik-bisik seketika senyap. Dan bola mata lelaki berbehel itu jatuh pada Rasha yang menelungkupkan kepala diatas meja dengan headset dikedua telinga.
Jika Bintang jadi Rasha pun akan seperti itu, ia akan menutup telinga dengan apapun agar omongan orang lain tidak dapat masuk kedalam telinga.
“Oit, Rak. Gak bilang lo kalo berangkat.”
Bintang menoleh kesamping ketika bahunya dipukul, Putra menyeret tubuh Bintang memasuki kelas, dibelakang mereka ada Revan yang berjalan lunglai dengan mata sayu.
Sesampainya dimeja tempat mereka duduk, Revan langsung memposisikan dirinya untuk tidur. Sedangkan, Bintang masih memperhatikan Rasha tanpa sadar bahwa Putra mengamati laki-laki itu.
“Jelasin.” Putra meninju lengan Bintang keras.
Bintang meringis sewot. “Biasa aja, gak usah nonjok!”
“Ya lo melototin Rasha mulu, gak bakal ilang enggak. Dasar lo, munafik juga lama-lama.”
“Apa lo bilang?” Bintang nyolot.
Suaranya naik satu oktaf, membuat anak-anak didalam kelas menoleh ketempat duduk Bintang dan Putra.
Menyadari itu, Bintang memelototi teman-teman sekelasnya. “Apa lo liat-liat? Naksir? Minta tanda tangan? Gak usah kepo sama hidup orang, hidup lo dikepoin aja nge-tweet ditwitter!”
Semua langsung membuang pandangan sambil terkekeh kecil. Bintang makin dongkol.
“Udah bikin kesel malah ketawa, kutang!”
Putra tergelak. “Yaudah lah, babi. Kayak cewek pms aja lo sewot mulu.”
“Ya emang,” sahut Bintang makin sewot, “ya emang gue lagi pms, kenapa, lo gak suka?”
Putra menipiskan bibirnya dan menggeleng kepala heran, ia memutar tubuhnya untuk mengambil buku didalam tas. Laki-laki yang rambutnya sudah dipotong semalam itu sengaja membiarkan Bintang melarutkan emosinya. Dia faham betul, kenapa Bintang selalu bersikap seperti ini. Jadi, Putra membiarkan, hingga Bintang datang sendiri dan menceritakan segalanya.
“Dia kenapa?”
Putra mengedikan bahu ketika Bintang bertanya sambil menusuk punggung Revan yang tengah tertidur.
“Pan, ngapa lo? Tumben masih pagi udah tidur.” Bintang makin gencar menggerak-gerakan tubuh Revan.
Revan tidak menyahuti, hanya menggeliat malas dan memukul tangan Bintang.
“Jangan diganggu lah, Rak. Lo tidur aja gak pernah diganggu.” kata Putra menyuruh Bintang diam agar konsentrasi belajarnya tidak terganggu.
“Yaelah,” Bintang berdecak.
“Semalem dia begadang.” ujar Putra.
“Ngapain? Belajar sampe mimisan?”
Putra menggeleng, masih fokus mengerjakan sesuatu. “Gak tau, dia pulang jam 2 langsung tidur. Gue nggak tanya.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Shooting Star
Novela JuvenilIni tentang Rasha dan Bintang. Rasha Sasikarani. Dan, Bintang Rakandika. Rasha yang cantik, angkuh, sombong, dan keras kepala. Juga, Bintang yang lucu, tidak sombong dan cukup menyenangkan walaupun terkadang emosinya sulit dikontrol. Rasha adalah ga...