SS :: 07

1.5K 59 0
                                    

• Ruang Laundry •

JIKA berbicara tentang cita-cita, Bintang kecil pasti akan menjawab dengan semangat bahwa ia ingin menjadi dokter. Itu alasan kenapa Bintang ngotot pengen masuk kelas IPA walaupun otaknya rada-rada. Dan, ketika namanya berada dibarisan anak IPA, ia kegirangan sendiri dan berharap cita-citanya bakal kecapai. Tapi, siapa kira cita-cita Bintang berganti karena keseringan stalk akun Instagram milik fotografer pinggir jalan.

Seketika, cita-cita menjadi dokter diruang operasi sirna. Selain sadar diri karna nilai yang benar-benar anjlok. Bintang juga tertarik dengan hasil jepretan yang diunggah diakun @indramata. Awalnya Bintang tidak mengerti kenapa nama akun itu adalah nama indra. Setelah mengikuti makin jauh, ternyata nama fotografernya adalah Indra. Yang membuat Bintang suka adalah, moment yang diabadikan bukan foto para model. Tetapi alam dan hal-hal sosial. Dipinggiran jalan ataupun hal-hal yang menarik untuk Bintang. Jika Bintang menemukan akun itu sejak lama, mungkin Bintang memilih kelas IPS bukan IPA.

Kegemaran hal itu pun sering membuat diri Bintang lupa diri karna keasikan stalk.
Termasuk kali ini, ia bahkan lupa jika niat awalnya membantu Revan berkemas, cowok itu malah dengan santai tiduran disofa sambil bermain handphone. Sedangkan Putra mengemas semua barang-barang Revan sambil mendumal-dumal.

"Lo pernah mikir ngga sih kalo dia itu bukan temen kita?" tanya Putra pada Revan yang tengah duduk bersandar pada punggung ranjang.

Revan yang sebelumnya menatap jendela pun beralih pada Putra. "Apaan?"

Putra mendengus jengkel. "Ternyata lo juga bukan temen gue."

Revan menghela napas lalu menarik tasnya dari tangan Putra. "Yaudah si kalo gak ikhlas diemin aja. Gue juga bisa."

Putra melotot kecil. "Gak usah baperan kali. Banci dasar. Sini, untung-untungan gue kesini beresin barang lo, bukan tidur-tiduran." balas cowok itu dengan nada tinggi, berusaha membuat seseorang tersindir.

"Lo nyindir gue?" tanya Bintang sambil melirik.

"Kesadarannya aja kali ye."

Bintang menatap Putra dan beralih pada Revan, Revan segera melengos mendapat tatapan Bintang. Akhirnya, karna melihat kedua temannya ngambek. Cowok itu bangkit berdiri dan meletakan ponsel diatas meja.

"Iya-iya gue bantuin." kata Bintang duduk dibibir kasur dan menatap Putra.

"Apa lo liat-liat?" sembur Putra.

Bintang menipiskan bibirnya lalu beralih pada Revan. "Gue kan stalk sesuatu yang bermanfaat, bukan stalk akun porno kayak temen lu."

"Lo nyindir?!" Putra reflek menggeplak kepala Bintang dengan majalah didekatnya. "Nih ya, lo mau stalk tuh akun itu sampe lo ubanan juga gak bakal muncul diulangan! Gak akan ada pertanyaan yang berhubungan sama indramata lo itu!"

"Asal banget," Bintang bangkit berdiri dan meremas bibir Putra dengan tangan kanannya. "Kalo ngomong difilter dulu kek."

"Apa sih." Putra mendengus, menjauhi diri dari Bintang. "Rep temen lo kayak anjing tau nggak."

"Berarti lo juga kawanan sama anjing, cerdas." sahut Revan yang membuat Bintang langsung menjulurkan lidahnya sembari menutup kedua mata cowok itu.

Shooting StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang