SS :: 02

2.6K 96 0
                                    

• Rasha Sasikarani •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Rasha Sasikarani •


KETIKA bel istirahat berbunyi. Bintang dan kedua temannya sudah berada dikantin. Karena pelajaran tidak efektif, jadi yang mereka lakukan sedaritadi hanya jalan-jalan sambil melihat kegiatan MOS yang sudah dimulai hari ini.

"Put, pacar lo apa udah balik?" Revan yang baru datang dengan satu piring nasi uduk langsung bertanya.

Putra menyomot kerupuk diatas piring Revan. "Belom, lusa."

"Ish, makan sendiri sih!" semprot Revan menepuk tangan Putra ketika cowok itu menggeser piring nasi uduk milik Revan kehadapan Putra. "Barengan mulu maunya! Lo kira kita beli patungan?!"

Putra nyengir. Sedangkan Bintang yang tengah memakan gado-gadonya langsung menggeleng heran.

"Masih semester awal, Put. Dan lo udah menyedihkan."

Putra meneguk air putih dihadapannya, tidak menjawab hinaan Bintang.

"Apalagi kalo akhir bulan, Rak. Hidup dia lebih dari menyedihkan. Ngenes. Dosa diminta aja gak boleh, boker dikeluarin aja ditahan karena takut laper lagi!"

Bintang terbahak mendengar itu. "Anjir, gue sampe heran kenapa Hana mau sama cowok macem Putra dah, Van. Jangan-jangan temen lo ini pake santet."

"Kalian baik sekali, gengs. Disaat orang lain ngomongin temennya dibelakang. Kalian malah didepan gue. Gue bener-bener sayang kalian, gengs!" ujar Putra geleng-geleng dramatis.

Sontak saja, kedua orang didekat Putra tertawa keras.

"Gak abis, Rak?"

Bintang yang baru selesai tertawa melirik gado-gado yang menjadi objek penglihatan Putra. "Ini tinggal bumbunya doang njir."

Putra menarik piring gado-gado didepan Bintang. "Ini enak banget dicampur sama kerupuk, Rak! Mantabs."

"Terus lo mau minta kerupuk gue?" tanya Revan dengan mulut yang dipenuhi nasi.

Putra nyengir. Revan geleng-geleng, lalu memindahkan kerupuk dipiringnya kepiring bekas gado-gado dihadapan Putra.

"Lo itu beruntung punya temen kayak kita, coba lo kalo gak kita pungut waktu MOS. Udah kayak tikus masuk got, kesasar ke septiteng lagi! Parah."

Bintang lagi-lagi tertawa. Putra itu selalu menjadi bahan bully-an mereka. Tapi, Putra dengan santainya menganggap hinaan mereka angin lalu.

Shooting StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang