SS :: 05

1.7K 73 0
                                    

• Mungkin Bukan Benci •

BINTANG membaca pesan yang dikirim oleh Rasha kamis pagi.

Karena cowok itu meninggalkan ponselnya diasrama sedangkan Bintang bolos malam untuk kewarnet. Dan, karena hal itu, Bintang tidak bisa menahan senyumnya ketika menuju ke sekolah pagi ini.

Saking senangnya, Bintang tertidur dalam kondisi senyam-senyum hingga satu penghapus papan tulis mendarat dikepala cowok itu.

"Ya, Pak?!" reflek Bintang berdiri dan berseru lantang.

Pak Tio didepan hanya menggeleng pelan lalu membereskan buku-bukunya. "Jangan lupa tugasnya, selamat siang!"

"Siang, Pak.." balas semuanya.

Bintang garuk-garuk kepala, masih dalam posisi berdiri hingga Pak Tio keluar dari kelas. Anak-anak didalam kelas sontak tertawa melihat tingkah aneh Bintang. Tidak heran sih, Bintang memang makhluk aneh dikelas. Bahkan, sering dijuluki bodoh. Tidak ada patutnya untuk dianggap senior paling tinggi, karena sikapnya pun jauh dari kata dewasa. Buktinya, tadi ia tertidur dengan cara yang menantang. Duduk dengan kepala terdengak bertopang pada punggung kursi. Wajar saja jika Pak Tio jengah dan melempar Bintang dengan penghapus.

"Sakit dasar si tai." Bintang duduk sambil mengusap-usap keningnya.

"Abis lo bego, tidur senyum-senyum."

Bintang tidak menjawab, cowok itu mengucek matanya lalu mengernyit ketika melihat Rasha menatapnya meremehkan.

Dari keseluruhan keindahan Rasha, Bintang hanya membenci satu hal, yaitu cara menatap Rasha.

Membuat Bintang yang mulanya mengantuk bisa emosi hanya karena tatapan Rasha.

"Apa?" tanya Bintang dengan gerakan bibir dan mengangkat dagu tinggi-tinggi.

Rasha mendecih pelan, lantas memberesi buku-bukunya sebelum bangkit berdiri. "Gak guna." balas cewek itu dengan gerakan bibir.

Bintang lantas menggebrak meja, hal yang spontan bikin Putra kaget.

"Apa lo dasar cewek ular! Lo yang gak guna! Awas lo ya! Gue bakal bikin lo jatoh, gue bakal jadi orang paling benci ke lo walaupun semua orang suka sama lo! Awas lo ya, gak guna dasar cewek ular! Kalo besok lo jatoh, gue bakal ketawa paling keras! Hahahaha!" seru Bintang berapi-api, cowok itu pun tertawa keras namun sumbang diakhir.

Rasha yang baru sampai depan pintu kembali menoleh, sambil bersedekap, gadis itu tersenyum miring. "What ever."

Bintang tambah melotot. Namun, sebelum emosi cowok itu kembali meledak. Putra menarik Bintang agar kembali duduk dikursi.

"Udah sih, lo kenapa lagi dah? Kayak orang kesetanan."

Revan yang sudah memutar tubuhnya menghadap kedua sahabatnya yang duduk dibelakang cowok itu hanya menggeleng sekali.

"Lagian ngapa dah lo kayaknya benci banget sama Rasha?"

Bintang masih bersungut-sungut, lalu menatap kedua temannya bergantian. "Ya gue benci aja! Gak ada alasan! Kayak gue benci kecoa tanpa alasan!"

Shooting StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang