• Sisi Lain Bintang •
MATAHARI bersinar terik ketika Rasha tiba-tiba meminta air kelapa saat air didalam botol minumnya sudah habis. Gadis dengan celana di gulung sampai bawah lutut mendekat pada Bintang yang masih duduk diatas pasir, tepat didepan batang kelapa yang Rasha duduki.
“Gila, males gue. Panas.” kata Binta ng ketika Rasha menendang kakinya.
“Ya makanya lagi panas jadi minum yang seger-seger.” ujar Rasha sembari mengipasi diri sendiri dengan kerah kaosnya.
“Ribet lo ya,” Bintang mendongak.
“Yaudah gue naek pohon sendiri.”
“Sono, bodo amat.” sahut Bintang, membiarkan Rasha menjauh darinya.
Namun, hanya beberapa detik Bintang bersikap acuh, karena didetik selanjutnya. Laki-laki itu menendang pasir jengkel dan bangkit berdiri. Mau seperti apapun Bintang bersikap tidak peduli, jika memang kodratnya Bintang peduli dengan Rasha gimana? Ya gini, akhirnya Bintang mengalah dengan gengsinya. Dan menghampiri Rasha didekat pohon kelapa.
Mana tega dia liat cewek naek pohon padahal ada cowok disitu.“Awas-awas, sok banget lu.” serunya ketika Rasha sudah ancang-ancang akan naik pohon kelapa yang paling rendah dari yang lain.
“Daritadi kek.” gumam Rasha mencibir.
“Apa lo bilang?” tanya Bintang ketika tengah membuka kaosnya.
Rasha sempat melotot. Melihat itu, Bintang kembali berbicara.
“Baju gue putih, kalo kotor kan sayang. Jangan kesenengan lo ya liatin gue gak pake baju.”
“Ish, najis.” cetus Rasha melengos. “Krempeng gitu apa yang disenengin.”
“Lo bilang apa lagi?” tanya Bintang ketika kakinya sudah naik diundakan pohon.
“Hati-hati banyak semut.” sahut Rasha memilih duduk bersila didekat pohon kelapa itu.
Kepalanya terdongak memperhatikan Bintang lincah dalam memanjat, karena tak lama dari itu, Bintang sudah berada dipuncak.
“Ini yang mana, Sha?!” teriak Bintang menengok kebawah.
“Menurut lo yang muda yang mana?!” balas Rasha ikut berteriak.
Gadis itu bangkit berdiri, mundur beberapa langkah agar dapat melihat Bintang lebih jelas. “Sebelah kiri lo deh kayaknya yang warna ijo.”
“Semua ijo pe'a.”
Rasha mencebik, dalam hati mengumpat kesal. Bisa tidak sih Bintang tidak menyelipkan kata bodoh, pe'a bahkan goblok setiap berbicara padanya? Rasha mendesis, dan ia juga sadar bahwa dirinya sangat kejam pada Bintang sebelumnya. Jadi, wajar jika Bintang tetap dongkol padanya setiap waktu.
“Udah gue ngasal aja deh.” kata Bintang mengambil beberapa kelapa muda dan jatuh ditanah.
Beberapa kali Rasha menghindar karena kelapa itu hampir mengenai kepalanya.
“Gila, lo sengaja banget mau bunuh gue ya?!” semprot Rasha kesal ketika Bintang sudah turun dari pohon kelapa itu.
“Emang lo kena?” tanya Bintang membersihkan dadanya.
“Hampir.”
“Baru hampir, manja.”
Bintang langsung berlalu setelah meminta kaosnya dari tangan Rasha, Rasha mendengus. Mendengar dengusan itu, Bintang kembali menoleh.
“Apa? Masih minta bawain? Gue udah manjat sekarang minta bawain?” tanya Bintang dengan wajah menyebalkan.
“Gak!” balas Rasha sewot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shooting Star
Novela JuvenilIni tentang Rasha dan Bintang. Rasha Sasikarani. Dan, Bintang Rakandika. Rasha yang cantik, angkuh, sombong, dan keras kepala. Juga, Bintang yang lucu, tidak sombong dan cukup menyenangkan walaupun terkadang emosinya sulit dikontrol. Rasha adalah ga...