Chapter 1 - The Strangers

533K 36.7K 2.3K
                                    

Amerika, Washington
07:00 PM

Alexa duduk di mejanya sambil menikmati kopi dan membaca beberapa dokumen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alexa duduk di mejanya sambil menikmati kopi dan membaca beberapa dokumen.

"Bagaimana? Sudah menemukan petunjuk dia di mana?" tanya Evan.

"Belum," jawab Alexa sambil menghela napas. Evan menatap Alexa sejenak.

"Bagaimana kalau refreshing dulu? Aku dan anak-anak akan ke kelab, mau ikut?" tanya Evan.

Alexa memikir sejenak. Pasti Chloe ikut. 

"Tidak terima kasih, aku lebih suka di mejaku dengan setumpuk dokumen," ucap Alexa.

"Jangan begitu ka—" Ucapan Evan terpotong dengan suara Chloe yang muncul tiba-tiba.

"Iya, jangan begitu Alexa, tidak apa- apa refreshing sebentar. Iya kan, Darling?"

ucap Chloe sambil merangkul tangan Evan manja. Alexa menghela napas.

Mengapa Chloe menjadi begitu 'liar' sekarang? batinnya. Alexa tersenyum terpaksa.

"Oke, aku akan menyusul," jawab Alexa. Chloe tersenyum lalu ia menarik Evan untuk pergi bersamanya.

"Murahan," ucap Alexa pelan. Alexa merapikan barang- barangnya, setelah semuanya sudah rapi. Ia lalu keluar dan di situ sudah adateman-temannya.

"Ketemuan di kelab yang biasa ya," ucap Evan. Setelah itu semuanya pergi masing-masing. Alexa segera menuju mobilnya dan langsungmenginjak gas.

Tidak lama kemudian Alexa sampai di sebuah kelab. Ketika ia memasuki kelab itu, musik berdentum begitu keras. Alexa mencari rekannya, tidak lama kemudian ia menemuinya. 

Tatapan Alexa jatuh ke Evan dan Chloe yang sudah terlihat mesra di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan Alexa jatuh ke Evan dan Chloe yang sudah terlihat mesra di sofa. Sepertinyapilihan yang salah dia datang. Alexa menghela napasnya. Lalu ia duduk di sebelah rekan kerjanya bernama Dave.

"Apa kau sudah cukup umur untuk datang ke sini?" tanya Dave.

"Tentu saja, umurku sudah sembilan belas tahun dan beberapa bulan lagi menjadi dua puluhtahun," jawab Alexa, tiba-tiba semuanya bersiul. 

Tatapan Alexa berpindah ke Evan dan Chloe. "Aku ingin minum," ucap Alexa lalu ia bangun dari duduknya.

"Are you okay?" tanya Dave.

"I'm fine," jawab Alexa lalu ia langsung menuju bar.

"One martini please," ucap Alexa pada bartender.

"Okay, one martini for this beautiful lady" jawab bartender

tersebut. Alexa hanya tersenyum kecil.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki duduk di sebelahnya. Tapi Alexa tidak tertarik untuk menoleh, sampai minumannya selesai dibuat, dia tetapasyik dengan minuman di depannya.

"Wiski," ucap lelaki di sebelahnya, suaranya begitu berat. Dan, seksi? Alexa langsung menggelengkan kepalanya. Sepertinya dirinyabenar-benar mabuk.

Tiba-tiba musik berganti, menjadi musik kesukaannya. Tapi semuanya hancur ketika ia melihat Evan dan Chloe menari bersama. Alexa menghela napas, lalu ia kembali fokus ke minumannya yang belum habis.

"Jadi, habis patah hati?" Alexa mengerutkan dahinya ketika mendengar suara lelaki di sebelahnya.

Apa dia berbicara padaku? batin Alex, ia memutuskan menoleh. Ketika Alexa ingin menjawab, mulutnya seketika menjadi bisu dan kaku.

Lelaki di depannya ini begitu tampan. Rahangnya yang begitu tajam, rambutnya berwarna coklat, hidung sempurna, mata coklat indah itumenatap dirinya dengan tatapan misterius tapi tatapannya begitu intens. Tubuh Alexa menegang ketika menyadari mata lelaki itu dengan terang-terangan menatap Alexa dari kaki ke kepala.

Alexa terdiam beberapa detik seperti orang bodoh. Sedangkan lelaki di depannya hanya tersenyum miring melihat reaksi Alexa. Alexalangsung mendeham dan membuang mukanya.

"Apa ibumu tidak pernah mengajarimu untuk tidak ikut campur urusan orang lain?" jawab Alexa.

"Aku hanya bertanya, itu hakmu untuk menjawabnya atau tidak menjawabnya," ucap lelaki itu.

"Lalu bagaimana kalau aku memilih tidak menjawabnya?" tanya Alexa.

"Itu artinya kau memang benar habis patah hati," jawab lelaki itu. Alexa benar-benar kesal sekarang. Ia meminum semua martininya. Lalubangun dari kursinya.

"Mau ke mana?" tanya lelaki itu.

"Pulang," jawab Alexa. Lalu tangannya ditahan oleh lelaki itu.

"Maafkan aku kalau tidak sopan, mau menemaniku sebentar?" tanya lelaki itu.

Ketika Alexa ingin menjawab, tiba-tiba Evan dan Chloe datang. 

"Alexa, aku mencari kamu, tadi kata Dave kamu ingin membeli minumtetapi lama sekali," ucap Evan. Lalu tatapan Evan berpindah ke lelaki yang menyentuh tangan Alexa.

"Siapa dia?" tanya Chloe langsung karena penasaran dengan lelaki tampan itu.

Alexa terdiam sejenak, lalu tanpa pikir panjang ia menjawab. "Kekasihku," jawab Alexa dengan muka tidak berdosa. Evan dan Chloe tampak kaget.

"Kau memiliki kekasih? Mustahil, aku tidak percaya. Siapa yang mau berpacaran dengan wanita kasar seperti kamu?" ucap Chloelangsung sambil tertawa sinis.

Alexa mengepalkan tangannya, kenapa ia begitu bodoh mengakui orang asing di sebelahnya adalah kekasihnya.

Tiba-tiba, Alexa merasakan tangan besar merangkul pinggangnya. Ia langsung menoleh, dan betapa kagetnya ketika lelaki yang ia tidaktahu namanya itu mengecupnya di depan Chloe dan Evan.

Alexa membulatkan matanya ketika bibir lelaki asing itu menyentuh pipinya. Alexa tidak bisa mengucapkan apa-apa.

"Perkenalkan namaku Liam, kekasih barunya," ucap lelaki di sebelahnya dengan santai.

Alexa spontan langsung menoleh ke arah lelaki bernama Liam.

The Perfect Strangers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang