Chapter 2 - Being Followed

453K 33.2K 1.1K
                                    

Alexa ingin mengelak tapi ia tahu lebih baik tidak. Maka dia akan ketahuan bohong. Akhirnya ia ikuti saja permainan ini.

Chloe tampak kesal. Kedua tangannya dilipat di dadanya dan seperti menyelidiki sesuatu.

"Namaku—" Ucapan Evan dipotong oleh Alexa.

"Maaf, aku harus pulang duluan," ucap Alexa.

"Kenapa begitu buru-buru?" tanya Evan. Alexa bingung jawab apa.

"Dia ingin makan malam bersamaku," ucap Liam langsung sambil merangkul pinggangnya. Alexa mengangkatalisnya.

"Ya seperti itu, kalau begitu aku duluan ya," ucap Alexa. Lalu ia pergi diikuti Liam di belakangnya.

Setelah mereka sudah berada di luar kelab. Alexa berjalan menuju mobilnya

tanpa memedulikan Liam. Sedangkan lelaki itu mengangkat alisnya sambil tersenyum miring.

Ketika Alexa ingin membuka pintu mobilnya, sebuah tangan besar langsung menutup kembali pintu mobilnya.

"Kau mau ke mana? Bukankah kita akan makan malam bersama?" tanya Liam tepat di telinga Alexa, membuat bulu kuduknyaberdiri.

Alexa menghela napas lalu membalikkan badannya, Liam berdiri berdekatan dengannya.

"Dengar, aku tahu kau tadi sudah membantuku dua kali, aku mengucapkan terima kasih banyak. Jadi sekarang kita tidak perlu benar-benar makan malam bersama," jawab Alexa mencoba tetap berbicara walaupun mata gelap itu menatap dirinya, membuat Alexa merasaterekspos dengan tatapan lelaki itu.

"Yang aku dapatkan hanya terima kasih? Aku sudah membantumu tadi. Aku yakin kau akan sangat malu ketika kau mengaku aku sebagai kekasihmu dan aku menjawab bukan," ucap Liam.

"Lalu apa mau kamu?" tanya Alexa pasrah. "Makan malamlah bersamaku," jawab Liam.

"Dengar, jangan terlalu berharap ya, aku terima makan malam bersamamu karena tadi kau membantuku. Jangan terlalu berharap setelah kitamakan malam kau akan membawaku ke hotel, pada akhirnya kita tidur bersama, dan besoknya kau hilang tanpa jejak sedikit pun," jawab Alexapanjang lebar. Liam tersenyum miring. 

"Sepertinya kau sudah berpengalaman," ucap Liam menatap Alexa menyelidik.

"Bisakah kau menyingkirkan tanganmu dari pintu mobilku? Aku ingin masuk," ucap Alexa.

"Kau naik mobilku," jawab Liam.

"Apa? Lalu membiarkan mobilku telantar di sini? Kau gila!" ucap Alexa, lalu memasuki mobilnya. Liam langsung masuk di depan, disebelah kursi pengemudi.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Alexa ketika Liam duduk di sebelahnya.

"Duduk," jawab Liam santai, dia membuka kaca jendela lalu menatap kaca spion.

"Kau memiliki mobil sendiri. Aku tidak suka ketika orang asing berada di mobilku," ucap Alexa kesal.

Liam seolah tidak peduli, ia mengambil rokok, dan diselipkan di antara bibir dia. Lalu ia nyalakan rokok itu. Alexa melotot.

"Apa-apaan kau! Matikan rokok itu, nanti mobilku bau rokok!" ucap Alexa kesal.

"Kau kerjaannya marah-marah terus, but I like it," ucap Liam sambil mengisap rokoknya.

"Kau benar-benar menyebalkan."

"Kalau kau tidak suka, tutup saja hidungmu," ucap Liam santai seolah tidak peduli. Alexa memutarkan bola matanya lalu memakai masker yang tergeletak di dasbor mobilnya.

"Mau makan di mana?" tanya Alexa pasrah.

"Akan aku tunjukkan jalannya, kau jalan saja," ucap Liam sambil menatap keluar jendela.

"Aku tidak percaya ini! Aku seperti sopirmu di mobilku sendiri!" ucap Alexa kesal lalu ia menyalakan mobilnya. Lalu Alexa teringatsesuatu.

"Lalu bagaimana dengan mobilmu?" tanya Alexa. 

"Nanti anak buahku yang mengambilnya," ucap Liam. Alexa mengerutkandahinya.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Alexa penasaran, di saat yang bersamaan ketika mobilnya mulai bergerak.

"Apa maksudmu?" tanya Liam tertawa kecil, dan membuang puntung rokoknya.

"Aku tahu kau sengaja menyalakan rokoknya, bukan karena kau sekadar ingin merokok," ucap Alexa menjadi serius.

"Jadi apa maksudmu?" tanya Liam menoleh mulai tertarik. "Kau sengaja merokok di mobilku membuatku memakai maskerku," ucap Alexa sedikit menaikkan kecepatan mobilnya. 

"Kenapa aku sengaja melakukan hal sepele seperti itu?" tanya Liam langsung.

"Karena sekarang ada yang mengikuti kita dan kau tidak ingin siapa pun yang mengikuti kita itu mengetahui wajahku," ucap Alexa langsung. Liam tersenyum kecil.

"Sejak kapan kau menyadarinya?" tanya Liam.

"Sejak kau tidak bisa berhenti menatapi spion mobilku. Aku lihat tidak jauh di belakang kita ada mobil hitam yang menyala tetapi tidak bergerak. Sedangkan mereka berhenti di depan toko yang tutup, seolah mereka menunggu sesuatu," ucap Alexa.

"Sekarang aku yang tanya, siapa kau sebenarnya?" tanya Liam serius sekarang.

"Aku adalah—" Ucapan Alexa terpotong ketika mereka mendengar suara tembakan, lalu mobil yang Alexa kendarai melambat dan tidakseimbang.

"Sial, mereka menembak ban mobilku!!" ucap Alexa kesal ketika menyadari mobilnya bergerak tidak terkendali.

The Perfect Strangers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang