Malaikat Hidup Ku Season 2 part 35

792 47 9
                                    

CLEK..

Ify membuka pintu ruangan rawat Sion. Terlihat Sion yang sedang tidur dengan Mama nya yang sedang membaca sebuah buku. Mama Sion yang menyadari kehadiran seseorang pun menolehkan kepalanya. Lalu dia pun menatap Ify bingung.

"Maaf anda siapa ?"tanya Mama Sion sambil berdiri. Ify tersenyum lalu berjalan mendekati Mama Sion.

"Saya Ify, istri dari dokter Rio "

"Ah tenyata anda adalah istrinya. Senang bertemu dengan anda, bu Ify "ucap Mama Sion.

"Panggil saja Ify, bu. Usia saya masih 24 tahun "ucap Ify sambil tersenyum malu.

"Wah anda ternyata masih muda juga "ucap Mama Sion sambil tertawa kecil.

"Ada apa kamu kesini ?"tanya Mama Sion.

"Saya hanya ingin melihat Sion, bu. Tapi Sion sedang tidur "ucap Ify sambil menatap Sion.

"Iyah, sepertinya dia sedang ingin istirahat "lirih Mama Sion.

"Mari duduk "ucap Mama Sion sambil mempersilakan Ify duduk karena memang ada dua kursi di sana.

"Bagaimana keadaan Sion sekarang ?"tanya Ify.

"Yah seperti yang kamu lihat, fy. Keadaannya semakin tidak menentu "ucap Mama Sion sedih.

"Saya yakin Sion pasti bisa bertahan lebih lama lagi, Sion anak yang kuat, bu "hibur Ify sambil mengusap punggung Mama Sion yang mulai bergetar.

"Apa yang harus saya lakukan lagi ? Saya tidak ingin kehilangan Sion, fy. Dia anak saya satu-satunya, dia harta saya yang paling berharga. Tidak ada lagi yang saya miliki selain Sion. Suami saya sudah meninggalkan kami berdua dan saat ini hanya Sion harapan saya satu-satunya, dia alasan saya masih bertahan untuk tetap hidup "ucap Mama Sion sambil menangis.

"Saya tahu, bu. Tapi ibu lihat kan, Sion saat ini masih bertahan. Dia bertahan demi ibunya, dia sangat menyayangi Ibu dan tetap bertahan sampai sekarang "ucap Ify menenangkan.

"Tapi, tapi umur Sion "

"Sttt..ibu jangan berbicara seperti itu. Umur itu hanya Tuhan yang mengatur, bu. Dokter bukan Tuhan yang bisa menentukan kapan manusia akan meninggal "ucap Ify sambil ikut meneteskan air matanya.

"Saya sangat menyayangi Sion, saya tidak ingin kehilangan dia. Bantu saya "ucap Mama Sion.

"Saya tahu itu, bu "ucap Ify sambil memeluk tubuh Mama Sion. Dia ikut merasakan kepedihan hati seorang ibu yang tidak ingin kehilangan anak nya. Entah apa yang akan terjadi kepada Ify jika Ify yang berada di posisi Mama Sion saat ini. Dia tidak sanggup untuk membayangkan semua itu.

◎◎◎◎◎◎◎◎◎

Rio sudah selesai dengan operasi nya. Dia sedikit terkejut saat melihat Ify yang menunggu nya di luar ruang operasi.

"Kamu ngapain disini fy ?"tanya Rio yang masih terkejut. Ify tersenyum.

"Kamu ada waktu sebentar nggak ? Aku pengen ngomong berdua sama kamu "tanya Ify.

"Aku nggak tahu, banyak pasien yang masih harus aku tangani "

Ify menghela nafasnya mendengar jawaban dari Rio. Namun dia tetap menganggukkan kepalanya sambil tersenyum mengerti.

"Oh yaudah kalau gitu, aku pulang aja yah "ucap Ify lalu dia pun beranjak namun Rio menahan tangannya.

"Kamu nggak marah kan ?"tanya Rio memastikan. Ify tersenyum.

"Nggak, aku nggak marah sama sekali "ucap Ify lalu dia pun mencium tangan Rio dan beranjak meninggalkan Rio.

Rio menghela nafasnya. Dia merasa bersalah kepada istrinya itu.

"Maafin aku fy, aku harap kamu ngerti perkerjaan aku seperti apa saat ini "ucap Rio lalu dia pun pergi menuju ruang rawat pasien yang lain.

◎◎◎◎◎◎◎◎◎

Ify menaiki taksi dan pergi menuju bukit tempat yang sering di datangi oleh nya dan Rio. Tak butuh waktu lama Ify pun sudah sampai di sana.

Ify menghela nafasnya lalu turun dari taksi dan berjalan menuju bukit itu. Ify berjalan menuju tempat nya dan Rio. Lalu dia pun duduk di atas rerumputan. Ify menatap nanar ke arah depan.

"Aku bingung, yo "ucap Ify entah kepada siapa.

Mata Ify mulai memanas. Ify menundukkan kepalanya, air matanya akhirnya berjatuhan. Dadanya sesak karena menahan tangisannya.

"Aku nggak ngerti sama semuanya, aku ngerti kalau kamu itu sangat penting di sana. Aku ngertiin pekerjaan kamu tapi bisakan kamu juga ngertiin aku ? Aku ini istri kamu, aku butuh kamu di samping aku. Hanya sebentar aja aku mau kita berdua, hanya berdua yo "lirih Ify. Bahunya mulai bergetar hebat.

Hati Ify sakit. Menikah dengan Rio adalah impian yang sangat ingin Ify capai dan saat dia sudah mencapainya semuanya malah seperti ini. Ify tidak marah, dia tidak kesal atau bahkan sampai membenci Rio. Dia hanya kecewa, itu pun hanya sedikit. Ify bukan ingin bersikap kekanak-kanakan, dia hanya ingin Rio di samping nya sebentar saja, hanya sebentar.

"Aku kangen kamu Rio "lirih Ify.

TES....

Ify terkejut saat merasakan aliran hangat mengalir dari hidung nya. Ify menyentuh bawah hidung nya dan terkejut saat melihat darah di tangannya. Ify mengambil tisu di dalam tas nya dan membersihkan darah itu juga berusaha untuk menghentikan mimisan nya.

Kepala nya mulai pusing namun Ify tidak memperdulikan itu, dia fokus untuk menghentikan mimisan nya ini. Tapi tidak, darah nya tidak mau berhenti.

"Arghhh "erang Ify saat merasakan sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Semuanya seakan berputar lalu Ify tidak dapat merasakan apa-apa lagi, semuanya gelap.

◎◎◎◎◎◎◎◎

Sementara Ray saat ini tengah gelisah sambil memainkan bola basket. Deva yang menyadari itu pun menatap bingung Ray.

"Kenapa Ray ?"tanya Deva.

"Nggak tahu Dev, perasaan gue nggak enak "ucap Ray gelisah.

"Mungkin cuma perasaan lo aja kali Ray "ucap Deva. Ray menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak tahu, gue ngerasa kalau terjadi sesuatu sama kak Ify "ucap Ray semakin gelisah.

"Itu perasaan lo aja kali, inget Ray kak Ify itu udah nikah dan kak Rio pasti akan jagain Kak Ify jadi lo nggak usah khawatir oke Ray "ucap Deva namun Ray tetap terlihat gelisah.

Deva menghela nafasnya lalu dia pun merangkul Ray.

"Udah yuk latihan lagi, Kak Ify aman sama kak Rio "ucap Deva lalu dia pun membawa Ray menuju lapangan lagi.

"Kak, semoga kakak baik-baik aja. Jangan buat Ray khawatir kak "batin Ray cemas.















Bersambung......

"Sebelumnya aku mau ngucapin banyak terima kasih buat kakak yang udah kasih semangat. Hem...tadi udah di umumkan dan mungkin saat ini bukan rejeki aku. Aku kalah hehehe..tapi aku nggak akan nyerah gitu aja. Mungkin memang bukan saatnya. Semoga aja di tahun berikutnya aku bisa menjadi juara, aminnn "

Malaikat Hidup Ku Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang