3. The Evil & The Angel

370 38 0
                                    


Nana berlari dengan sekuat tenaganya menuruni tangga dari lantai tiga menuju lantai dua kakiya dengan sigap menuruni 12 anak tangga dan berlari menuju kelasnya. Dari lantai dua dia melihat koridor sekolahnya sudah terlihat sepi pertanda kelas sudah dimulai sejak setengah jam tadi.

"Mampus gue! Mampus!!"

Disisi lain Daffa tampak berjalan dengan santainya seakan-akan kelas belum dimulai. Matanya menangkap sosok Adena yang tengah berlari menuju kelasnya namun Daffa hanya menautkan alisnya bingung "Tumben telat tuh orang"

Nana berhenti tepat didepan pintu kelasnya ia mencoba menetralkan nafasnya "Tarik nafas.... Buang...huufffff lo pasti bisa"

Tok tok tok

"Selamat pagi bu" ucap Nana saat ia melangkah masuk kedalam kelasnya. Ia memandanga ke tiga temannya yang menatapnya seakan bertanya 'Lo kemana aja?' tapi nana hanya nyengir sebagai jawabannya.

"Pagi. Adena kamu tahu sekarang jam berapa?" tanya Linda guru biologi nana.

"Itu saya tadi kena macet bu" bohong Nana. Enggak mungkin juga dia menjawab bahwa dia keasyikan berduaan di studio music dengan cogan incarannya. "Alasan saja kamu. Kamu tahu kamu sudah terlambat setengah jam"

"Kali ini biarin saya masuk ya bu. Sayakan baru pertama kalinya telat"

"Enggak ada alasan. Sekarang berdiri dilapangan sampai pelajaran saya selesai"

Nana dengan pasrah pergi keluar kelas menuju lapangan dan berdiri disana untung saja pagi ini cuaca sedang mendung jadi dia tidak perlu berpanas-panas ria.

"Gue kok bodoh banget sih? Waktu setengah jam kenapa berasa semenit sih?" Nana menghentakkan kakinya merutuki betapa bodohnya ia bisa lupa waktu saat bersama Yopi. Tapi bibirnya membentuk senyuman saat dia mengingat bahwa tadi pagi ia bisa berduaan dengan malaikatnya itu.

"Lo gila ya? Senyum-senyum sendiri?"

Pyar

Buyar sudah lamunan indah Nana saat ia mendengar suara baritone milik pria yang cukup dikenalnya. Nana menoleh kekiri dan menatap pria itu dengan tajam. "Lo ngapain sih? Ngikutin gue ya lo?"

"Gue? ngikutin lo disini? Pede gila lo!"

"Terus lo ngapain disini?"

"Heh adonat, sekarang gue tanya lo ngapain berdiri disini? Dihukumkan?"

"I..Iya"

"Nah itu lo udah tau. Jadi pertanyaan lo udah terjawab. Jadi lo gak usah bawel" Nana mencebikkan bibirnya. Satu jam berlalu Nana mulai merasa kakinya pegal karna berdiri sejak tadi, sedangkan Daffa masih santai berdiri dengan tegapnya.

"Lo kalok capek duduk aja"

"perhatian banget nih cowok" pikir Nana tapi tak sampai satu detik "Gak usah kepedean gue perhatian sama lo. Gue Cuma gak mau aja ngurusin lo kalok lo pingsan."

"You are an EVIL" Nana kembali memaki Daffa dalam pikirannya. Ya, hanya dalam pikiran karna kata bundanya jadi perempuan itu gak boleh ngomong kasar.

)****(

"Na pelan pelan minumnya"

"Iya lo kayak gak lihat air setahun" Ucap wilona dan dira yang melihat temannya itu sudah menghabiskan dua gelas the manis dihadapannya.

"Hhh... gue...haus...bangethh..." nana kembali meminum gelas ketiga teh manisnya sedangkan ketiga temannya hanya geleng-geleng saja melihat tingkah anehnya.

"Lo Cuma dihukum berdiri dilapangan doang kali na. Bukan disuruh ngecat satu sekolah" ucap Lita.

"Masalahnya kalok Cuma dihukumnya sih gue gak masalah. Tapi gue gerah karna tuh makhluk astral satu. He is The Real Evil"

Chocolate CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang